Sekolah Umum Didorong Lebih Terbuka untuk Siswa Difabel

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 23 Februari 2020 10:00 WIB

Seorang siswa berkebutuhan khusus tingkat SMU mengikuti pelajaran matematika di dalam kelas di Sekolah Inklusif Galuh Handayani, Surabaya (05/9). Sekolah ini merupakan sekolah Inklusif Swasta pertama di Surabaya. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan atau Perdik, Ishak Salim mendorong agar sekolah formal dapat lebih terbuka terhadap siswa difabel. Sekolah umum yang inklusif, menurut dia, adalah yang mau menerima siswa berkebutuhan khusus.

"Segala konsekuensinya menjadi bagian dari proses inklusi pendidikan menuju kesetaraan untuk semua warga negara," kata Ishak. Siswa difabel yang mengenyam pendidikan di sekolah formal memiliki beragam kemampuan yang dengan sendirinya membawa penyesuaian dan kesepahaman antara guru dan siswa.

Contohnya, kata Ishak Salim, siswa difabel netra yang memiliki kemampuan membaca yang berbeda dengan siswa non-difabel. Atas keberagaman tersebut, maka kurikulum pendidikan beradaptasi dengan ragam kemampuan siswa difabel. "Jika difabel visual harus menulis dan membaca, maka mereka membutuhkan aplikasi pembaca layar. Sebab itu, memaksakan setiap anak membaca buku fisik, melainkan beri peluang untuk membaca sesuai kemampuannya," kata dia.

Seorang guru pedamping membacakan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) kepada murid berkebutuhan khusus di SD Inklusi Betet I, Kota Kediri, Jawa Timur, 3 Mei 2018. USBN yang wajib diikuti oleh siswa reguler dan juga siswa berkebutuhan khusus tersebut sebagai syarat tamat belajar. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Ishak Salim menjelaskan, sekolah umum infklusif bukanlah sekolah yang ditunjuk pemerintah. Sekolah inklusi tumbuh dari pelaku inklusi di sekolah dan membuka peluang bagi siswa difabel untuk masuk atau mereka yang aktif menjemputnya siswa berkebutuhan khusus di rumah.

Advertising
Advertising

Proses adaptasi, Ishak Salim melanjutkan, akan mengubah praktik dan memungkinkan setiap pihak menyusun rencana baru sekolah inklusif. Kini, banyak daerah membentuk kelompok kerja pendidikan inklusi. Para guru juga kerap mengikuti seminar atau pelatihan inklusivitas, diiringi dengan aktivis pendidikan yang kian kuat.

Yang tak kalah penting setelah terbangun kesadaran untuk menciptakan suasana inklusi di sekolah adalah koordinasi. Sekolah inklusi harus bekerja secara terorganisir dan terhubung dengan berbagai pihak. "Tanpa pengorganisasian, pelaku pendidikan inklusi akan selalu berpikir bahwa praktik inklusivitas harus didasarkan pada arahan, ditunjuk oleh pimpinan, harus punya anggaran, dan memiliki tenaga kerja khusus," ucap Ishak Salim.

Berita terkait

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

1 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

2 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

3 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

3 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

3 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

4 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

5 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

7 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Saran Guru Besar FKUI buat yang Ingin Masukkan Anak ke Sekolah Inklusif

10 hari lalu

Saran Guru Besar FKUI buat yang Ingin Masukkan Anak ke Sekolah Inklusif

Pakar menyebut beberapa syarat anak dengan autisme bisa belajar di sekolah inklusif. Apa saja yang harus dipenuhi?

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

10 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya