Cerita Seru Shinta Utami, Difabel Travelling dengan Sepeda Motor
Reporter
Cheta Nilawaty P.
Editor
Rini Kustiani
Kamis, 29 Agustus 2019 10:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Shinta Utami, 35 tahun, berkeliling Indonesia dengan menggunakan sepeda motor modifikasinya. Dia berhasil menjelajah ke hampir seluruh kota/kabupaten di Indonesia dalam tempo 1 tahun 5 hari sepanjang 2014 - 2015.
"Saya mengarungi pulau-pulau di Indonesia. Terkadang menyeberang dengan naik kapal barang," kata Shinta Utami kepada Tempo, Jumat 23 Agustus 2019. Sehari-hari, perempuan asal Bengkulu ini beraktivitas dengan menggunakan kursi roda karena terkena polio saat kecil.
Berkeliling Indonesia seorang diri membuat Shinta harus mempersiapkan diri lebih matang. Kondisi tubuh, performa sepeda motor, titik-titik yang dituju, sampai nomor kontak penting untuk kondisi darurat. Shinta berkeliling Indonesia dengan mengendarai sepeda motor merek Honda Scoopy roda tiga. Semua fungsi pengendali, seperti kopling, gigi, gas, dan rem dipindahkan ke tangan.
Satu-satunya halangan Shinta di jalan adalah ketika dia harus ke toilet. Menurut dia, tidak banyak toilet yang terakses bagi penyandang disabilitas daksa karena jalan meuju toilet berundak-undak. "Akibatnya, selama berkeliling saya sering sekali harus menahan buang air kecil," kata Shinta.
Sebelum memutuskan berkeliling Indonesia, Shinta sudah sering melakukan perjalanan jauh seorang diri. Baru-baru ini, dia mengikuti ajang Women Riders World Relay atau WRWR 2019 untuk pengendara sepeda motor wanita tingkat dunia. Kegiatan ini berlangsung pada 14 - 24 Agustus 2019 di Jakarta, Bali, hingga Labuhan Bajo.
Di acara Women Riders World Relay 2019, Shinta bertugas membawa tombol estafet dari Yogyakarta, Lumajang, hingga Labuhan Bajo, yang berisi perjalanan para pengendara perempuan dari seluruh dunia. Perjalanan tombol ini dimulai awal Februari 2019 di Skotlandia. Dan Indonesia adalah negara ke-47 yang kebagian membawa tombol.
Kegiatan Women Riders World Relay bertujuan memberi dukungan bagi seluruh perempuan yang mengemudikan kendaraan sendiri. "Acara ini sangat inklusif dengan melibatkan pengendara perempuan dari kelompok disabilitas," ujar Shinta Utami.