Yang Dilakukan Jika Bayi dalam Kandungan Terdeteksi Down Syndrome

Jumat, 26 April 2019 10:00 WIB

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com

TEMPO.CO, Yogyakarta - Down syndrome merupakan kelainan akibat kelebihan kromosom. Umumnya manusia mempunyai 23 pasang kromosom, sehingga mempunyai 46 kromosom. Anak dengan down syndrome mempunyai kelebihan satu kromosom atau trisomi 21 sehingga total berjumlah 47 kromosom.

Baca: Sebab Anak Down Syndrome Sebaiknya Masuk Sekolah Inklusif

Trisomi 21 artinya terdapat tambahan, baik penuh atau sebagian dari kromosom 21. Istilah down syndrome diambil dari nama dokter asal Inggris yang bernama John London Down.

Sebab itu, dokter spesialis patologi anatomi Oei Hong Djien mengingatkan jangan sekali-sekali menggunakan istilah penyakit untuk down syndrome. "Karena syndrome bukan penyakit, melainkan kumpulan gejala,” kata Oei Hong Djien saat membuka pameran lukisan tunggal bertajuk Titik Balik karya anak down syndrome, Putri Pertiwi di Bentara Budaya Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Artikel terkait: Putri Pertiwi, Down Syndrome Pameran Tunggal Seni Sketsa

Advertising
Advertising

Oei Hong Djien yang juga kolektor dan kurator lukisan menjelaskan, anak yang lahir dengan down syndrome ditandai dengan bentuk raut wajah yang khas. Juga mempunyai kelemahan pada otot motorik dan perkembangan intelektual lambat.

Sekretaris Pusat Informasi dan Kegiatan Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome atau POTADS, Titik Rahayuningsih mengatakan ketika dokter memberitahu kalau anak dalam kandungan mengalami down syndrome, maka paramedis dan orang tua mesti melakukan tindakan penting setelah anak itu lahir. Berikut ini pengecekan yang mesti dilakukan setelah anak down syndrome lahir.

1. Pengecekan kondisi jantung, paru, pendengaran, penglihatan karena anak dengan down syndrome mempunyai penyakit bawaan. “Hasil screening ini bisa digunakan untuk memastikan jenis terapi yang akan diterapkan pada bayi,” kata Titik.

2. Bayi menjalani fisioterapi untuk menguatkan otot motoriknya yang lemah. Dari hasil fisioterapi, bayi diharapkan bisa tengkurap, duduk, merangkak, hingga berjalan sendiri. “Kalau ada kasus jantung bocor, ini mesti diatasi dulu baru kemudian fisioterapi. Sebab fisioterapi itu latihan fisik,” kata Titik.

3. Okupasi terapi atau sensorik integrasi untuk melatih saraf motorik kasar dan halus. Semisal untuk membantu anak menulis, berlari, meloncat, menjaga keseimbangan tubuh. “Okupasi terapi bisa dilakukan setelah anak sudah bisa duduk sendiri,” ucap Titik.

Artikel lainnya:
Cerita Menggali Potensi Anak Down Syndrome dari
Payakumbuh

Berita terkait

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

4 jam lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

5 jam lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

7 jam lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

13 jam lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

14 jam lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

17 jam lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

2 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

4 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

5 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

6 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya