Bentuk Teknologi yang Justru Menyulitkan Penyandang Disabilitas

Minggu, 13 Januari 2019 10:00 WIB

Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan teknologi bertujuan memudahkan, tak terkecuali untuk penyandang disabilitas. Beberapa fasilitas yang menggunakan teknologi seharusnya membuat segala sesuatu terintegrasi dan terjangkau bagi siapa saja. Hanya saja, tidak semua layanan berbasis teknologi yang dijumpai sehari-hari ramah untuk difabel.

Baca: Difabel Perlu Teknologi Penunjang Melalui Assistive Technology

Salah satu contoh fasilitas umum yang menggunakan teknologi terpadu adalah mekanisme pembelian tiket kereta dengan sistem tapping yang diterapkan di Amerika Serikat. Bagi pengguna transportasi pada umumnya, sistem tapping dapat mempercepat transaksi. Namun bagi penyandang disabilitas fisik, sistem tapping justru menyulitkan.

"Sistem ini selalu menjadi masalah bagi saya. Sebab, saya tidak dapat melewati pintu otomatis dengan kursi roda sekaligus menempel kartu di mesin tapping," kata pengguna kursi roda, Ikta Pinida seperti dikutip dari MIT Journal Review, Jumat 11 Januari 2019.

Lantaran membatasi akses, sejumlah penyandang disabilitas di Amerika mengajukan gugatan terkait pelayanan fasilitas umum berformat digital. Pada 2016 misalnya, komunitas masyarakat disabilitas Amerika Serikat menuntut pemerintah federal mengubah kios penjualan tiket kereta yang tidak menyediakan petunjuk arah dan keterangan bersuara.

Advertising
Advertising

"Tapi sampai sekarang belum ada acuan penerapan pengerjaan proyek pelayanan digital selanjutnya," ujar Ikta Pinida yang memiliki keterbatasan fungsi gerak di lengan serta bahunya. Pelayanan digital untuk fasilitas umum juga menjadi masalah bagi para lanjut usia. Sebagian besar mereka tak bisa melihat dengan jelas bagaimana aturan main layanan tersebut, sehingga kesulitan mengaplikasikannya.

Vice President G3ICT, lembaga nirlaba yang mempromosikan pembangunan terakses, James Thurston menyarankan pemerintah menampung aspirasi berbagai pihak, termasuk penyandang disabilitas sebelum membangun pelayanan publik berbasis digital. "Pendapat mereka sudah seharusnya menjadi pertimbangan," kata dia.

Pengusaha teknologi asal Boston yang juga pengguna kursi roda, Adriana Mallozzi sering bingung dengan penggunaan teknologi pada pelayanan terpadu. Contohnya penggunaan gerbang digital yang mengharuskan setiap orang menekan tombol yang cukup tinggi, sementara dia tak dapat meraihnya karena duduk di kursi roda.

Artikel lainnya: 4 Teknologi Ini Bisa Membantu Para Difabel

Selain bentuk teknologi layanan umum, CEO Puffin Innovations itu juga mengkritik fitur teknologi untuk kepentingan dekoratif yang justru menyulitkan. Contohnya, gerbang yang baru terbuka jika ditendang. "Tentu fitur ini tidak pernah terakses bagi pengguna kursi roda. Kami harus meminta bantuan orang lain untuk menendangnya," ujar Adriana.

Berita terkait

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

2 hari lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

5 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

6 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

7 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

7 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

7 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

8 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

9 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

11 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

14 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya