Cara Bagi Tugas Relawan Disabilitas di Asian Para Games 2018

Reporter

Fikri Arigi

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 6 Oktober 2018 12:31 WIB

Pekerja menyelesaikan stan pendukung kegiatan Asian Para Games 2018 di komplek GBK, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018. Di stan ini akan disediakan arena festival seperti pada Asian Games 2018. ANTARA/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Dari 8.000 relawan di ajang Asian Para Games 2018, sebanyak 129 relawan di antaranya adalah penyandang disabilitas. Wakil Direktur Divisi Legal, Sumber Daya Manusia dan Relawan Indonesian Para Games Organizing Comitee atau Inapgoc, Reza Brammadita menjelaskan bagaimana panitia membagi tugas kepada para relawan tersebut.

Baca juga:
Cara Komunikasi Relawan Tunarungu dan Tunanetra Asian Para Games

"Dalam bertugas, pada prinsipnya mereka ditempatkan sesuai dengan minat dan kemampuan di bidang masing-masing," kata Reza di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, pada Selasa 2 Oktober 2018. Hotel Mulia kerap digunakan sebagai tempat rapat karena letaknya bersebelahan dengan kantor Inapgoc di arena Gelora Bung Karno. Reza mengatakan, ada dua pertimbangan dalam menempatkan para relawan berkebutuhan khusus.

Pertama, menerapkan asumsi umum. Contohnya, disabilitas daksa pengguna kursi roda tidak ditempatkan pada posisi yang memerlukan mobilitas tinggi. “Bukan kawan-kawan pengguna kursi roda tidak bisa, tapi mungkin ada kawan lain yang bisa lebih efektif dalam posisi ini,” tutur Reza.

Kedua, Reza mengatakan, relawan disabilitas sendiri mengajukan diri di mana mereka bersedia ditempatkan sesuai kemampuan. Pada proses seleksi, Reza menambahkan, para penyandang disabilitas bersama dengan non-disabilitas mengirimkan riwayat hidup kepada panitia. Data ini menjadi acuan bagi Inapgoc untuk menempatkan mereka sesuai dengan posisi yang dibutuhkan.

Advertising
Advertising

Sejumlah Atlet Basket Kursi Roda Filipina menaiki bus usai berlatih dan menjajal venue Asian Para Games 2018 di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis

Reza mengatakan, panitia menerapkan sistem klasifikasi yang sama bagi relawan seperti dalam mengelompokan kelas-kelas atlet di Asian Para Games. “Atlet dengan disabilitas fisik di kaki akan dicarikan lawan yang sama pula. Begitu juga kepada relawan,” kata Reza. Pola ini, menurut dia, baru diterapkan pada test event, yakni persiapan sebelum Asian Para Games beberapa waktu yang lalu.

Reza menjelaskan pentingnya inklusifitas dalam merangkul para penyandang disabilitas, melalui proses diskusi panjang dengan organisasi penyandang disabilitas seperti Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia atau HWDI dan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia.

Ketua HWDI, Maulani Rotinsulu mengatakan pentingnya peran aktif penyandang disabilitas untuk mengambil keputusan untuk mereka sendiri. “Dalam penempatan relawan, penyandang disabilitas sebaiknya menceritakan apa kemampuan mereka dan di mana mereka bersedia ditempatkan,” kata Maulani di Hotel Hilton Doubletree, Cikini, Jakarta, Senin 1 Oktober 2018.

Artikel lainnya:
Asian Para Games 2018, Nikmati Layanan 35 Armada Ojek Disabilitas

Berita terkait

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

7 jam lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

1 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

2 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

2 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

3 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

4 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

6 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

8 hari lalu

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

Relawan yang ikut membantu bencana alam diminta untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

9 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya