Kisah Tunanetra di Dalam Kontainer yang Selamat dari Tsunami Palu

Rabu, 3 Oktober 2018 06:36 WIB

Warga menghadiri pemakaman jenazah para korban gempa dan tsunami Palu di tampat pemakaman massal Poboya, Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018. Pemakaman ini dilakukan untuk jenazah yang sudah diidentifikasi dan dicatat pihak kepolisian. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang tsunami Palu, Sulawesi Tengah yang terjadi pada Jumat, 28 September 2018 mengakibatkan ribuan orang meninggal. Seorang warga Kota Palu, Elias Katapi, 45 tahun, menceritakan bagaimana dia menyelamatkan diri saat bencana itu terjadi.

Baca juga:
Cerita Jokowi tentang Situasi Seusai Gempa dan Tsunami Palu

Elias yang menyandang tunanetra mengatakan pada Jumat petang dia sedang berada di pinggir Pantai Talise untuk menghadiri pameran karya disabilitas yang diadakan Kementerian Perindustrian. Saat gempa berkekuatan 8,4 magnitudo terjadi, dia berada di dalam sebuah kontainer.

“Saya mau menggelar kain untuk istirahat sejenak. Tiba-tiba ada guncangan yang membuat saya terlempar-lempar di dalam kontainer,” ujar Elias Katapi, warga Jalan Anoa yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Pantai Talise, kepada Tempo, Selasa 2 Oktober 2018.

Di saat genting itu, Elias mendengar teriakan dari Anto, penyintasnya. Anto meminta Elias segera keluar dari kontainer karena ada peringatan potensi tsunami. "Anto bilang kepada saya, kalau dia melihat ombak besar bergulung ke arah pantai,” ujar Elias. Dengan tubuh yang masih kesakitan karena terguncang-guncang di dalam kontainer, Elias berusaha mencari jalan keluar. Dia kesulitan memencari pintu karena kontainer itu dirasa terbalik saat gempa. Untungnya, Anto berhasil menarik Elias keluar.

Advertising
Advertising

Inilah Pantai Talise yang terletak 2 kilometer sebelah utara Kota Palu, yang luluh lantak diguncang gempa dan diterjang tsunami Jumat, 28 September 2018. TEMPO/SYAFIUL HADI

"Anto membawa saya naik sepeda motor dan dia menyetir terburu-buru sekali. Saya merasa jalanan sudah padat,” ujar Elias. Akibat jalanan yang penuh sesak, beberapa kali lengan Elias menyenggol kendaraan yang juga terburu-buru mencari tempat aman. Tujuan pertama Elias berlindung adalah Taman Silae. Namun dalam beberapa menit, Elias merasa Anto membawanya menuju tempat lain. “Dua jam kemudian, saya baru tahu kalau Taman Silae itu sudah terendam," ucap Elias.

Anto lantas membawa Elias ke tempat aman lainnya, yakni di sebuah tanah lapang di Jalan Tanjung Api, Desa Lolu, Palu Selatan. Hingga berita diturunkan, Elias masih mengungsi di sana bersama ratusan masyarakat Palu lainnya. “Saya mengkhawatirkan keadaan Anto. Dia belum bisa dihubungi sampai sekarang," kata Elias. "Setelah mengantar saya, Anto turun lagi mencari orang tuanya yang juga tunanetra."

Elias yang juga Ketua Dewan Perwakilan Daerah atau DPD Persatuan Tunanetra Indonesia atau Pertuni Sulawesi Tengah ini juga mengkhawatirkan keadaan penyandang disabilitas lainnya. Sebab saat tsunami terjadi, para penyandang disabilitas sedang mengadakan pameran kerajinan tangan di pinggir pantai. "Hingga kini sebagian dari mereka belum bisa dihubungi. Saya berharap mereka semua selamat dan dapat berkumpul kembali dengan keluarganya,” kata Elias.

Artikel lainnya:
Dua Kabupaten yang Tertimbun Tanah Akibat Tsunami Palu

Berita terkait

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

1 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

2 hari lalu

Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

3 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

4 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

4 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

5 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

7 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

10 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

32 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

41 hari lalu

Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Purnomo mengajak penyandang disabilitas ngabuburit naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta

Baca Selengkapnya