Proses Pembuatan Audiobook Sastra Difaliteria untuk Difabel Netra

Senin, 3 September 2018 19:42 WIB

Ratu Budi Sejati sedang membacakan cerpen berjudul 'Rotana dan Rotani' karya Ida Ahdiah Indah saat proses pembuatan audiobook sastra untuk tunanetra di Balai Soedjatmoko Solo, Jumat, 31 Agustus 2018. Ratu adalah seorang anggota Sahabat Netra, kelompok mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi UNS yang menginisiasi pembuatan audiobook sastra untuk tunanetra. TEMPO | Dinda Leo Listy (Solo)

TEMPO.CO, Solo - Ratu Budi Sejati duduk menghadap sebuah alat perekam audio digital atau handy recorder yang disangga kardus di atas meja dan headphone mengapit telinga. Mahasiswa semester akhir jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta atau UNS itu sedang membacakan serta pendek berjudul 'Rotana dan Rotani' karya Ida Ahdiah di ruang depan Balai Soedjatmoko, Solo pada Jumat, 31 Agustus 2018.

Tidak asal membaca. Suara Ratu Budi Sejati begitu masuk ke dalam lakon dalam cerita tersebut. Setiap tekanan kata, intonasi, sampai jeda di setiap kalimat dalam cerpen terdengar begitu jelas dan lugas. Ratu Budi Sejati sedang merekam suaranya untuk dijadikan konten audiobook Difaliteria bagi difabel netra.

Baca juga:
Difalitera, dari Tugas Kuliah untuk Bantu Difabel Netra Melek Sastra

Difalitera singkatan dari Literasi untuk Difabel Netra. Ini adalah proyek nirlaba yang memproduksi audiobook (buku atau teks yang dinarasikan) sastra berupa cerpen dan puisi. Proyek yang bertujuan memperluas jangkauan sastra ke penyandang difabel netra itu digawangi Indah Darmastuti dan Sahabat Netra yang terdiri dari empat mahasiswi Ilmu Komunikasi UNS yang pertama meluncurkan audibook lima cerpen karya Indah untuk tugas kuliah.

"Saya sempat membuat workshop untuk berlatih cara membaca. Meski audiobook ini gratis dan boleh dikopi serta disebarkan sebanyak mungkin untuk pendengar dari semua kalangan, saya tetap menuntut kualitas," kata Indah Darmastuti, seorang penulis yang aktif di komunitas Sastra Pawon Kota Solo.

Advertising
Advertising

Kendati pembuatan audibook sastra Difalitera awalnya ditujukan bagi difabel netra, Indah mengatakan, tidak menutup kemungkinan khalayak luas juga turut mengaksesnya. "Orang sekarang semakin sibuk, tidak sempat baca buku. Ini jawabannya. Sastra bisa diputar di mobil, bisa didengarkan sambil masak dan mengasuh anak," kata Indah.

Komang sedang membacakan puisi "Kujelmakan Diriku" karya Indah Darmastuti saat proses pembuatan audiobook sastra untuk difebal netra di Balai Soedjatmoko Solo,Jumat, 31 Agustus 2018. Komang adalah seorang penyandang disabilitas yang menjadi relawan Difalitera, proyek nirlaba yang memproduksi audiobook sastra untuk difabel netra. TEMPO | Dinda Leo Listy (Solo)

Selain dinarasikan dengan teknik pembacaan yang sempurna, audiobook sastra Difalitera juga dilengkapi backsound atau musik pengiring yang dapat menghidupkan suasana di setiap teks cerpen dan puisi. Penambahan musik pengantar dalam audiobook Difalitera itu digarap oleh sejumlah relawan dari jurusan Etnomusikologi Institut Seni Indonesia atau ISI Surakarta.

"Musik ilustratif dalam semua audiobook ini asli alias buatan sendiri. Kami tidak mau mengunduh dari internet karena bisa tersandung masalah hak cipta," kata Jepri Ristiono, alumnus jurusan Etnomusikologi ISI Surakarta yang bekerja di Balai Soedjatmoko Solo. Jepri menambahkan, setiap berkas audiobook cerpen dengan durasi sekitar 15 sampai 20 menit itu kapasitasnya hanya sekitar 5 megabita. Jadi, tidak terlalu banyak memakan memori kalau mau didengarkan lewat gawai.

Ditemui seusai proses rekaman, Ratu Budi Sejati mengatakan harus membaca cerpen itu berulang kali agar dapat menghidupkan ceritanya melalui teknik-teknik yang telah diajarkan Indah Darmastuti. "Di dalam cerpen ada dialog. Nah, di situlah pembaca dituntut untuk menghidupkan karakter-karakter dalam cerpen tersebut. Berbeda dengan drama radio yang satu naskah dibaca oleh beberapa orang," kata Ratu.

Berita terkait

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

21 jam lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

23 jam lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

1 hari lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

2 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

4 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

5 hari lalu

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.

Baca Selengkapnya

Maraknya Film Horor Tidak Meneror Pembaca Sastra Horor

5 hari lalu

Maraknya Film Horor Tidak Meneror Pembaca Sastra Horor

Mengapa kenaikan jumlah peminat film horor tak sejalan dengan jumlah pembaca sastra horor?

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

6 hari lalu

Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

Sahabat dan juga teman dekat Joko Pinurbo dari kalangan sastrawan mengungkapkan duka mendalam melalui media sosial X, Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya