4 Jenis Keterbatasan Intelegensi pada Anak

Kamis, 19 Juli 2018 11:56 WIB

Sejumlah siswa Sekolah Dasar berkebutuhan khusus mengerjakan soal ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SD di SLB A Lebak Bulus, Jakarta, 16 Mei 2016. Mulai hari ini sejumlah siswa SD melaksanakan ujian nasional serentak seluruh Indonesia. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Anak yang memiliki keterbatasan intelegensi digolongkan sebagai anak berkebutuhan khusus ( ABK ) atau penyandang disabilitas grahita. Keterbatasan intelegensi ini terbagi menjad empat macam. Setiap kategori tergantung rentang Intelligence Quotient atau IQ.

Baca juga:
Psikolog Ingatkan Jika Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus
3 Langkah Mudah Mengembalikan Semangat Anak ke Sekolah

"Anak-anak dengan keterbatasan intelegensi masih dapat disekolahkan di Sekolah Luar Biasa kelompok C, asalkan IQ-nya tidak kurang dari 40 dan tidak lebih dari 70. Sebab IQ di atas 70 bisa bersekolah di sekolah umum," ujar pendidik siswa berkebutuhan khusus disabilitas grahita dari SLB C Budidaya, Cijantung, Jakarta Timur, Elda Rifani kepada Tempo, Rabu 18 Juli 2018.

Menurut Elda, anak berkebutuhan khusus dengan keterbatasan intelegensi terbagi lagi menjadi empat kategori. Pertama, anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam menangkap pelajaran atau lambat belajar. "Anak dalam kategori lambat belajar memiliki rentang IQ 60-70," ujar Elda.

Meski memiliki rentang IQ di bawah rata-rata, anak lambat belajar masih dapat menempuh pendidikan di sekolah umum. Sebab, menurut Elda, anak lambat belajar tetap dapat mengikuti proses belajar mengajar sesuai tumbuh kembangnya.

Advertising
Advertising

Kategori kedua adalah anak-anak yang disebut debil. Dalam golongan ini, anak memiliki rentang IQ di antara 40-60. Anak dengan kategori debil sudah tidak dapat mengikuti proses akademik, namun masih memiliki kemampuan sosial.

Siswa berkebutuhan khusus membuat rumah tangga dari kain perca saat pelajaran keterampilan di YPAC Jakarta, (24/10). Edukasi ini merupakan bentuk terapi untuk melatih konsentrasi, merangsang motorik dan kreativitas bagi anak berkebutuhan khusus. TEMPO/Dasril Roszandi

Kategori ketiga adalah anak-anak dengan sebutan embisil. Pada kategori ini tingkat kecerdasan intelegensi sudah tidak lagi dapat diperhitungkan. Rentang IQ anak-anak embisil di bawah 40. "Mereka lebih berat lagi dan berada di bawah debil, baik kemampuan sosial maupun mengurus diri sendiri," ujar Elda.

Kategori keempat adalah keterbatasan intelegensi yang disebut idiot. Dalam kategori ini, anak sudah tidak lagi mampu ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar atau diikutsertakan dalam lembaga pendidikan. "Anak dalam katagori ini sering disebut anak mampu rawat, karena biasanya untuk duduk saja mereka sudah tidak mampu," ujar Elda.

Karena keterbatasan intelegensi ini, SLB C lebih memberi bekal kemandirian dalam mengurus hidup. Misalnya, kemampuan yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari, seperti makan, mandi, menyisir rambut, dan lainnya.

Berita terkait

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

17 menit lalu

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

Istri eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean membantah apabila dia pernah mengintimidasi Wijanto Tirtasana, bekas kongsi bisnisnya.

Baca Selengkapnya

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

42 menit lalu

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

PBB melalui UNODC mengesahkan resolusi yang diajukan Indonesia mengenai penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

21 jam lalu

Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

Mengatasi anak kecanduan gawai dapat dimulai dari orang tua yang menjadi teladan dengan membatasi penggunaan gawai.

Baca Selengkapnya

Perlunya Sensitivitas Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus di Tempat Umum

1 hari lalu

Perlunya Sensitivitas Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus di Tempat Umum

Sensitivitas orang tua dan pengelola fasilitas berpengaruh pada keamanan dan keselamatan anak berkebutuhan khusus saat beraktivitas di tempat umum.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

3 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Inilah Tanda-tanda Anak Kekurangan Vitamin

4 hari lalu

Inilah Tanda-tanda Anak Kekurangan Vitamin

Dokter anak dan ahli neonatologi Richa Panchal menjabarkan tanda-tanda utama kekurangan vitamin pada anak.

Baca Selengkapnya

Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

8 hari lalu

Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

Polisi menghentikan kasus hukum ayah di Bekasi berinisial N yang menghantam anak kandungnya berinisial C, 35 tahun dengan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 15 Ribu Anak Terbunuh di Jalur Gaza

8 hari lalu

Lebih dari 15 Ribu Anak Terbunuh di Jalur Gaza

Otoritas di Palestina menyebut lebih dari 15.000 anak terbunuh di Jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

13 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

13 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya