Kaiden, Orang Indonesia Pertama Pembuat Tongkat Tunanetra

Senin, 9 Juli 2018 17:11 WIB

Kaiden Dwidjo Leksono, orang Indonesia pertama yang membuat tongkat tunanetra. Selama ini tongkat tunanetra biasanya diimpor dari Jepang, Belanda, dan Thailand. TEMPO | Cheta Nilawaty

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga puluh satu tahun lalu, hidup Kaiden Dwidjo Leksono hampir saja berakhir di tali gantungan. Lelaki yang kehilangan penglihatan di usia 32 tahun itu hampir bunuh diri karena merasa dunianya sudah hancur sejak cahaya tak lagi memantul di retinanya akibat pendarahan.

Baca juga:
Saung Harmoni, Kelompok Angklung Tunanetra
Pilkada 2018, Cerita Pemilih Tunanetra dari Bilik Suara

"Saya tidak memperhatikan kata-kata dokter yang sudah mendiagnosa ada pendarahan di retina. Saya tetap bekerja seperti biasa dan akhirnya mata bekerja terlalu berat sehingga penglihatan hilang sama sekali," ujar Kaiden saat diwawancara di rumahnya, Semper Jakarta Utara, Sabtu 7 Juli 2018. Seandainya lelaki 63 tahun itu mendengar bisikan setan tadi, mungkin tak akan pernah ada tongkat Tunanetra buatan orang Indonesia dengan merek Jakarta. Selama ini, penyandang disabilitas netra di Indonesia memakai tongkat yang didatangkan dari Jepang, Belanda, atau Thailand.

Kaiden Diwidjo kemudian tinggal di Panti Sosial Bina Netra Solo, Jawa Tengah. Di sana, dia kembali belajar menjalani kehidupan sehari-hari, seperti mandi dan sikat gigi. "Dalam hati saya bilang, ini belajar apa? Saya pernah melihat. Semua ini sudah pernah dan bisa saya lakukan," ujar dia.

Lelaki kelahiran Solo, 9 April 1955 itu kemudian memutuskan pindah ke Jakarta. Dia bergabung di lembaga rehabilitasi Tunanetra PSBN Tanmiat, Bekasi. Saat itu dia tertarik mengikuti pelatihan perbengkelan, seperti mengelas, memotong dan merangkai benda benda logam, yang diadakan lembaga pendanaan Jepang.

"Sebelum buta, saya pernah bekerja di instalasi pemasangan kabel. Kebetulan juga saya lulusan STM," kata Kaiden. Dengan latar belakang perbengkelan itu, Kaiden tidak kesulitan mengikuti uji kompetensi di Cibinong, Bogor. Pada 1994, Kaiden menjadi satu-satunya peserta dengan disabilitas yang lulus ujian kompetensi berhak mengikuti pelatihan perbengkelan. Kemampuan Kaiden yang dapat diadu dengan peserta uji kompetensi lainnya adalah mampu menggunakan mesin pemotong berkecepatan tinggi dengan hasil yang sangat halus.

Advertising
Advertising

Satu hari, dia tertarik dengan tongkat yang biasa dipakai teman-teman Tunanetra. Dia selalu bertanya kepada penyandang disabilitas netra yang membawa tongkat, dari mana tongkat itu dibuat? "Jawabannya selalu impor. Ada yang dari Jepang atau Belanda," ujar Kaiden. Berangkat dari situ, Kaiden mulai berpikir membuat tongkat Tunanetra asli Indonesia. Tentu dia mempelajari tongkat dari Jepang dan Belanda dulu sebagai contoh. Seiring berjalannya waktu, Kaiden mulai berkreasi dengan tongkat buatannya.

Satu per satu tongkat Tunanetra merek Jakarta buatan Kaiden mulai dilirik beberapa lembaga donor. Salah satunya sebuah bank milik pemerintah yang akan menyumbang tongkat untuk Tunanetra. Sejumlah lembaga non-provit juga mendorong usahanya yang bergerak di bidang pemberdayaan disabilitas. Di awal tahun 2000, Kaiden diminta menyebarkan keterampilannya membuat tongkat Tunanetra ke wilayah luar Jawa. Mulai dari Martapura, Palembang, beberapa daerah di Kalimantan, hingga Maluku. "Namun dari hasil lokakarya itu, yang tetap berkembang ada di Palembang dan Surabaya," ujar Kaiden

Kini Kaiden adalah salah satu pemasok tongkat Tunanetra di beberapa lembaga pemberdayaan. Selain harga tongkat yang relatif murah, keistimewaan tongkat Kaiden adalah model yang bisa dipesan sesuai keinginan pemiliknya. "Harga tongkat sekitar Rp 350 – 600 ribu per 10 batang," ujar Kaiden.

Setiap bulannya, mantan Ketua DPC Pertuni Jakarta Utara ini dapat memasok sekitar 50 - 600 batang tongkat Tunanetra ke seluruh Indonesia. Lantaran model yang bisa disesuaikan dengan pesanan dan pengerjaan yang cepat, tongkat Kaiden mulai merambah ke Malaysia dan Singapura. "Ada yang memesan tongkat lipat 7. Saya tidak hanya mendesain bentuknya, tapi juga menghitung kekuatannya agar tidak bengkok saat digunakan," kata Kaiden.

Sekarang, kakek dua cucu ini tinggal sendirian di rumahnya. Sehari-hari dia dibantu dua orang asisten dalam mengerjakan tongkat.

Berita terkait

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

14 jam lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

3 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

6 hari lalu

Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

Perubahan layanan itu mengundang reaksi dari penggemar Disney dan pengguna layanan sebelumnya

Baca Selengkapnya

Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

21 hari lalu

Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

Kementerian Perhubungan dan BSI memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mudik dengan nyaman.

Baca Selengkapnya

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

24 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

25 hari lalu

Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April untuk meningkatkan kesadaran tentang Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Baca Selengkapnya

Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

34 hari lalu

Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Purnomo mengajak penyandang disabilitas ngabuburit naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta

Baca Selengkapnya

BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

37 hari lalu

BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

Rrekrutmen Bersama BUMN (RBB) dimulai Sabtu, 23 Maret 2024. BUMN menyediakan 688 lapangan pekerjaan dengan 1.830 posisi.

Baca Selengkapnya

Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

39 hari lalu

Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

Pada bulan Ramadan ini pesanan Al-Quran braille di Yayasan Raudlatul Makfufin sudah mencapai 300 set.

Baca Selengkapnya

Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

53 hari lalu

Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

Raditya terlahir tunanetra. Bagaimana dia kemudian bisa masuk UI dan lulus cum laude?

Baca Selengkapnya