TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi sering dianggap sebagai enabler peluang baru yang berpotensi membantu individu neurodivergent dan penyandang disabilitas secara luas. Terutama dalam mengasah keahlian khusus, meningkatkan kemandirian, dan mengakses peluang yang mungkin sebelumnya tidak dapat dijangkau oleh penyandang disabilitas.
3 Prinsip Microsoft yang Ramah Disabilitas
Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, Microsoft memegang tiga prinsip utama dalam menyediakan teknologi yang inklusif bagi penggunanya. Pertama, mengakui adanya pengecualian (exclusion). Sadari bahwa lingkungan pada umumnya memiliki bias, lantaran itu disabilitas terbentuk ketika ada interaksi yang tidak sesuai antara seseorang dan lingkungannya.
"Sebagai designers, merupakan tanggung jawab kami untuk mengetahui apakah desain kami mengesampingkan kelompok tertentu, sehingga kondisi tertentu dapat dimitigasi," ujar Juliana Cen, Senior Partner Development Manager Microsoft Indonesia, dallam siaran persnya, 8 Desember 2023.
Kedua, belajar dari keberagaman. Menurut Juliana Cen, desain inklusif berarti menempatkan semua orang sebagai pusat dari proses pengembangan teknologi sejak tahap paling awal. Dalam tahap ini Microsoft melibatkan penyandang disabilitas guna mendapatkan pandangan baru dan beragam di setiap langkah pengembangan teknologi.
Ketiga, Kembangkan teknologi untuk satufungsi yang menyeluruh, dan terus memperluas ke berbagai fungsi lainnya. Microsoft mencontohkan teknologi pengaturan layar kontras tinggi. Pada awalnya teknologi ini dibuat untuk membantu individu-individu dengan gangguan penglihatan.
Namun saat ini, pengaturan kontras tinggi juga memberikan manfaat bagi pengguna nondisabilitas, terutama ketika menggunakan perangkat di bawah sinar matahari yang cerah. "Ini hanyalah satu contoh dari bagaimana desain untuk satu kondisi juga dapat bermanfaat untuk individu lain dalam situasi serupa," kata Juliana Cen.
Pilihan Editor: Juliana Cen, Penyandang Autisme yang Menjabat Senior Manager Microsoft Indonesia
