Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inilah yang Membuat Pelancong Disabilitas Terdiskriminasi dalam Industri Pariwisata

image-gnews
Ilustrasi pelancong disabilitas. Pexels/Mikhael
Ilustrasi pelancong disabilitas. Pexels/Mikhael
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyandang disabilitas masih mengalami diskriminasi sistematis dalam hal perjalanan. Mereka menghadapi hambatan yang tidak dihadapi oleh orang-orang non-disabilitas, yang dapat menghalangi saat berlibur – atau setidaknya secara drastis membatasi pilihan mereka mengenai ke mana harus pergi dan apa yang harus dilakukan.

"Bahkan sebelum COVID-19, sebuah survei menemukan bahwa 52 persen orang dewasa penyandang disabilitas di Inggris belum pernah berlibur ke mana pun dalam 12 bulan sebelumnya," tulis Brian Garrod, Professor of Marketing dari Swansea University seperti yang dikutip dari The Conversation.

Menurut Garrod, alasan ini sudah diketahui dengan baik. Penyandang disabilitas sering kali tidak mendapatkan tiga hal utama yaitu  informasi baik, fasilitas memadai, dan sikap positif dari orang lain.

Undang-undang Atasi Kesenjangan Industri Travel yang Akomodir Disabilitas

Guna mencapai tujuan ini, banyak negara, termasuk Inggris, telah memperkenalkan undang-undang khusus untuk mengatasi kesenjangan dalam industri travel. Hal ini didasari pada Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas yang menegaskan hak-hak penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya, waktu luang, rekreasi dan olahraga.

"Anda mungkin berharap tindakan politik semacam ini berarti penyandang disabilitas memiliki akses yang sama untuk bepergian. Namun ketika saya mewawancarai pelancong penyandang disabilitas dan orang-orang yang bekerja di bidang ekowisata – di Inggris, AS, Australia, Kanada, dan Swedia – terlihat jelas bahwa banyak penyedia layanan liburan gagal menghargai pelanggan penyandang disabilitas mereka," kata Garrod.

Menurut penelitian Garrod yang didanai oleh the Arts and Humanities Research Council, ada beberapa penyelenggara industri tourist and travel misalnya yang berusaha menyediakan aksesibilitas, hanya bertujuan untuk mematuhi peraturan. Para pelaku bisnis travel merasa tidak ada pasar yang cukup untuk tamu penyandang disabilitas.

"Jadi mereka hanya melakukan perubahan praktis – seperti berinvestasi pada pembangunan jalan landai – jika undang-undang benar-benar mewajibkannya," tulis Garrod.

Termotivasi  Ikuti Praktik Baik

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara pemilik bisnis lain menganggap perubahan memerlukan biaya yang besar untuk diterapkan, namun mereka termotivasi untuk tetap mengikuti “praktik yang baik". Bagi kelompok ini, bersikap ramah terhadap disabilitas merupakan hal yang masuk akal secara bisnis – namun upaya mereka seringkali tidak lengkap, misalnya hanya ditampilkan di bagian tertentu dari situs, atau untuk satu jenis disabilitas saja.

"Seperti yang diungkapkan oleh salah satu peserta penelitian: Daripada membuat seluruh tempat dapat diakses secara mobilitas, kami hanya memastikan setidaknya dua unit dan area umum utama dapat diakses. Itu adalah alternatif yang tampaknya berhasil,” kata Garrod.

Garrod mengatakan, bahkan penelitian terbaru mengungkap bahwa bisnis dengan tingkat akreditasi ekowisata tertinggi tidak mampu mengakomodasi kebutuhan tamu penyandang disabilitas. Hanya 2 persen dari situs web dalam penelitian tersebut – yang berfokus pada Australia – yang memiliki paket informasi terperinci untuk diunduh oleh penyandang disabilitas. Meskipun beberapa bisnis menganggap dirinya ramah terhadap disabilitas, fasilitas cenderung hanya mempertimbangkan akses kursi roda.

Meski begitu, tetap saja hanya 40 persen dari seluruh situs web yang memberikan informasi kepada pengguna kursi roda, sementara 6 persen menyebutkan disabilitas penglihatan dan 8 persen menyebutkan gangguan pendengaran. Terkait disabilitas intelektual, hanya 8 persen yang memperhatikan soal hal ini. Sementara, seperempat dari bisnis tersebut mengharuskan penyandang disabilitas untuk menghubungi penyedia jasa pariwisata sebelum kunjungan untuk menanyakan fasilitas yang sesuai.

Pilihan Editor: Gagasan 3 Capres Soal Peduli Disabilitas, Ini Kata Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Seorang Komika Dilaporkan Komunitas Tuli ke ke Polres Metro Jakarta Selatan, Dianggap Menghina Bahasa Isyarat

1 hari lalu

Anggota Pusat Bahasa Isyarat Indonesia menunjukkan gambar ilustrasi isyarat yang terdapat pada bahasa isyarat di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. TEMPO/Dasril Roszandi
Seorang Komika Dilaporkan Komunitas Tuli ke ke Polres Metro Jakarta Selatan, Dianggap Menghina Bahasa Isyarat

Seorang komika dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan karena dianggap telah melakukan penghinaan terhadap bahasa isyarat.


Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

4 hari lalu

Ilustrasi ruang tunggu bandara. Unsplash.com/Andrik Langfield
Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia


Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

9 hari lalu

Kampus Telkom University di Bandung, Jawa Barat. (Dok.Tel-U)
Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.


Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

10 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.


Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

11 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.


Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

11 hari lalu

Salah satu calon mahasiswa disabilitas saat mengikuti UTBK di Unesa, Kamis (2/5/2024). (ANTARA/HO-Humas Unesa)
Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.


37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

12 hari lalu

Sebuah pesan tertulis di belakang pakaian petugas seleksi  nasional Polri jalur sarjana SIPSS 2024 di komplek Akademi Kepolisian Semarang, Jumat 1 Maret 2024. Polri mengikuti negara negara besar seperti Amerika, Australia dan Inggris yang membuka kesempatan kepada penyandang Disabilitas untuk ikut seleksi ini. TEMPO/Budi Purwanto
37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat


Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

13 hari lalu

Petugas menyiapkan perangkat komputer untuk pelaksanaan UTBK-SNBT di Universitas Pembangunan Nasional
Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024


Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

15 hari lalu

Run for Equality 2024 di Jakarta pada 28 April 2024/Plan Indonesia
Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.


Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

18 hari lalu

PT Blue Bird Tbk menggelar peluncuran Lifecare Taxi di Jalan Selatan, Kamis, 25 April 2024. Taksi yang diluncurkan Bluebird itu ditujukan untuk pengguna penyandang disabilitas dan lansia. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.