Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelayat Disabilitas Membeludak di Hari Pemakaman Ratu Elizabeth II, Antrean Terakses Sampai Ditutup

Kereta kuda membawa Peti mati Ratu Elizabeth II, dalam prosesi pemindahan dari Istana Buckingham ke Westminster Hall, London, Rabu, 14 September 2022. Victoria Jones/Pool via REUTERS
Kereta kuda membawa Peti mati Ratu Elizabeth II, dalam prosesi pemindahan dari Istana Buckingham ke Westminster Hall, London, Rabu, 14 September 2022. Victoria Jones/Pool via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemakaman Ratu Elizabeth II banyak dihadiri pelayat dari kelompok penyandang disabilitas. Kedatangan para pelayat difabel ini mengular hingga 2 mil dari  hall Westminster Abbey. Jumlah pelayat disabilitas yang membludak ini membuat Departemen Kebudayaan, Media  dan Olahraga Inggris menutup antrean khusus pelayat disabilitas selama sehari pada Jumat malam, 17 September 2022.

“Antrean yang dapat diakses untuk negara bagian telah melebihi kapasitas dan sekarang ditutup secara permanen," tulis siaran pers yang dipublikasikan dalam situs resmi Departemen Digital Kebudayaan Media dan Olahraga Inggris seperti yang dikutip dari The Guardian, Sabtu 17 September 2022.

Antrean khusus bagi pelayat disabilitas ini penuh lantaran tidak ada pengaturan secara khusus yang diterapkan petugas. Sehingga diduga kuat bercampur dengan antrean pelayat nondisabilitas. Pasalnya saat mengantre di antrean khusus ini, pelayat tidak dimintakan bukti identitas kedisabilitasannya.

"Seharusnya cara terbaik adalah membuka penawaran pembelian tiket online atau menunjukkan bukti identitas kedisabilitasan untuk mengantre di antrean ini," ujar Matt Batten, seorang direktur komunikasi berusia 44 tahun, penyandang disabilitas yang ikut mengantre kepada The Guardian.

 Beberapa pelayat mengaku mendapatkan informasi jatah antrean tidak dari pemerintah. Pelayat disabilitas mengaku mendapat  informasi antrean khusus dari media sosial, seperti Twittter. 

Sebelum antrean pelayat dengan disabilitas ditutup, Departemen Digital Budaya Media dan Olahraga Inggris telah menetapkan aturan satu antrean untuk satu pelayat dan pendamping saja. Namun banyak pelayat yang datang dalam kelompok besar dan mengantre dalam antrean khusus difabel.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain diprioritaskan bagi penyandang disabilitas, pemerintah Inggris juga mengizinkan antrean tersebut digunakan oleh manula dan veteran. Menurut laporan The Guardian, banyak manula yang hadir dalam acara persemayaman Ratu Elizabeth II. Mereka datang dari wilayah yang cukup jauh untuk memberikan penghormatan terakhir.

Beberapa manula datang dengan pakaian resmi dan membawa medali penghargaan mereka. Bagi para pelayat disabilitas dan manula ini, pemerintah menyediakan kursi dan toilet khusus di sekitar antrean.

THE GUARDIAN 

Baca: Penyandang Disabilitas Mental di Panti Rehabilitasi: Dipasung, Kemerdekaan Dirampas, dan Alami Pelecehan Seksual

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Tiap Hari Ikut Kuliah, Anjing Pelayan Disabilitas Dapat Ijazah Bareng Wisuda Tuannya

6 hari lalu

Justin, seekor anjing, diberi ijazah lulus kuliah bersama tuan yang dilayaninya, Grace Mariani, mahasiswa di Universitas Seton Hall, New Jersey, Amerika Serikat. Foto/twitter
Tiap Hari Ikut Kuliah, Anjing Pelayan Disabilitas Dapat Ijazah Bareng Wisuda Tuannya

Universitas menyatakan merayakan dedikasi si anjing yang bukan hanya membantu tuannya, tetapi juga menghadiri semua kelasnya.


Teknologi Bluetooth Membuat Difabel Ini Berjalan Lagi

14 hari lalu

Neuroscience Research. Foto: Health Innovation Manchester.
Teknologi Bluetooth Membuat Difabel Ini Berjalan Lagi

Gert-Jan Oksam, penyandang difabel keterbatasan gerak dapat berjalan kembali ketika menjalani operasi penanaman implan di batang otaknya.


Mitigasi Perubahan Iklim Jangan Lupakan Penyandang Disabilitas, Ini Keperluan Mereka

14 hari lalu

Sejumlah warga menebang pohon yang tumbang akibat diterjang angin kencang di Kota Kupang, NTT, Senin, 5 April 2021. Badai siklon Seroja diperkirakan akan masih menerjang NTT dan sekitarnya pada Selasa, 6 April 2021. ANTARA/Kornelis Kaha
Mitigasi Perubahan Iklim Jangan Lupakan Penyandang Disabilitas, Ini Keperluan Mereka

Maria Yasinta merupakan salah satu penyandang disabilitas saat badai Seroja melanda NTT pada 2021 yang menyebabkan banjir bandang.


Mas Dhito Beri Ruang untuk Penyandang Disabilitas saat Konser

26 hari lalu

Mas Dhito Beri Ruang untuk Penyandang Disabilitas saat Konser

Bupati Kediri berupaya menumbuhkan budaya untuk memperhatikan kaum disabilitas.


Mengenal Bono U2, Musikus yang pernah Mendapat Gelar Kesatria Kehormatan dari Ratu Inggris

30 hari lalu

Vokalis band rock U2, Bono bernyanyi dalam pertunjukan di dalam stasiun kereta bawah tanah, saat invasi Rusia di Ukraina berlanjut, di Kyiv, Ukraina 8 Mei 2022. REUTERS/Valentyn Ogirenko
Mengenal Bono U2, Musikus yang pernah Mendapat Gelar Kesatria Kehormatan dari Ratu Inggris

Bono u2 lahir di Dublin, Irlandia, pada 10 Mei 1960


Mengenang Tenzing Norgay, Persilakan Edmund Hillary Jejakkan Kaki Pertama di Gunung Everest

31 hari lalu

Sir Edmund Hillary danTenzing Norgay tiba kembali di kamp setelah mencapai puncak Everest. rsvlts.com
Mengenang Tenzing Norgay, Persilakan Edmund Hillary Jejakkan Kaki Pertama di Gunung Everest

Tenzing Norgay sebenarnya bisa jadi orang pertama jejakkan kaki di Gunung Everest. Tapi selangkah lagi, ia persilakan Sir Edmund Hillary lebih dulu.


Raja Charles III Pernah Berkunjung ke Indonesia, Ke Mana Saja?

32 hari lalu

Pewaris tahta Kerajaan Inggris, Pangeran Charles (kiri) didampingi Raja Kraton Yogyakarta yang juga Gubernur DIY, Sri Sultan HB X (tengah) menyaksikan tarian saat melakukan kunjungan di Kraton Yogyakarta, (4/11). FOTO: ANTARA/Noveradika
Raja Charles III Pernah Berkunjung ke Indonesia, Ke Mana Saja?

Raja Charles III, saat menjadi putra mahkota Kerajaan Inggris pernah mengunjungi beberapa daerah di Indonesia. Ke mana saja?


Kelompok Anti-monarki Kritik Penangkapan pada Penobatan Raja Charles III

33 hari lalu

Para pengunjuk rasa membentangkan tanda
Kelompok Anti-monarki Kritik Penangkapan pada Penobatan Raja Charles III

Total 64 penangkapan dilakukan pada upacara penobatan Raja Charles III untuk pelanggaran-pelanggaran termasuk pelanggaran UU ketertiban umum.


Raja Charles Sapa Pendukungnya dari Balkon Istana Buckingham setelah Penobatannya

34 hari lalu

Raja Charles Sapa Pendukungnya dari Balkon Istana Buckingham setelah Penobatannya

Raja Charles III dan permaisuri Camilla menyambut kerumunan warga dengan senyum dan lambaian tangan dari balkon Istana Buckingham setelah penobatannya


Penobatan Raja Charles III Jadi Upacara Terbesar di Inggris Selama 7 Dekade Terakhir

34 hari lalu

Raja Charles III dimahkotai dengan Mahkota St Edward oleh Uskup Agung Canterbury, Pendeta Justin Welby saat upacara penobatannya di Westminster Abbey, London, Sabtu 6 Mei 2023. Jonathan Brady/Pool via REUTERS
Penobatan Raja Charles III Jadi Upacara Terbesar di Inggris Selama 7 Dekade Terakhir

Sebagian besar upacara penobatan Raja Charles III menampilkan unsur-unsur leluhur Charles hingga Raja Edgar pada 973, kata para pejabat.