Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyandang Disabilitas Mental di Panti Rehabilitasi: Dipasung, Kemerdekaan Dirampas, dan Alami Pelecehan Seksual

Reporter

Dua penyandang disabilitas mental dipasung di tempat mereka ditempatkan di panti. Foto: Perhimpunan Jiwa Sehat.
Dua penyandang disabilitas mental dipasung di tempat mereka ditempatkan di panti. Foto: Perhimpunan Jiwa Sehat.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dari wajah kuyunya, matanya memancarkan permintaan tolong meski tak diucapkan secara langsung di dalam sebuah panti rehabilitasi disabilitas psikososial di Kebumen, Jawa Tengah. “I am hungry, very hungry,” kata pria itu menjawab pertanyaan penanya yang diajukan dalam Bahasa Inggris. 

Content Warning. Artikel ini mengandung konten sensitif yang bisa mengganggu pembaca.

Tulang-tulangnya menonjol, tak terlihat ada daging di tubuh mereka, tanda asupan makan dan gizi amat kurang. “I am sorry,” kata si penanya melihat kondisinya. Pria itu menjawab kembali, “No problem.” . Ia mengaku dibawa ke panti rehabilitasi disabilitas psikososial oleh keluarganya yang malu dengan keberadaannya sebagai penyandang disabilitas mental. “Two months here,” katanya menjelaskan sudah dua bulan dipasung di tempat ini.

Penyandang Disabilitas Mental Dipasung di Panti Rehabilitasi

Dipasung? Ya. Pria yang duduk nglemprah di lantai itu dalam kondisi kakinya dipasung dengan rantai besi tebal. Di sebelahnya duduk pria dalam kondisi serupa. Wajah mereka cemong dan berdebu. Jika dilihat dari keseluruhan penampilan mereka, tampaknya sudah berhari-hari, mungkin berbulan-bulan mereka tak mandi.

Mereka sungguh tak terawat. Wajah yang berdebu, kuku panjang dan menghitam, bercampur dengan kotoran mereka sendiri. Video yang menyakitkan hati ini hasil pengambilan gambar yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh aktivis di Perhimpunan Jiwa Sehat, sebuah komunitas yang mengadvokasi kesehatan mental.

Seorang penyandang disabilitas psikosial dipasung kakinya. Foto: Perhimpunan Jiwa Sehat.

Staf di Perhimpunan Jiwa Sehat merekamnya saat melihat kondisi panti di Kebumen, awal tahun lalu. Terlihat mereka tidak ditempatkan secara layak. Kebanyakan tiduran ngglemprah di lantai dalam kondisi dirantai kakinya.  Hasil rekaman video itu dikompilasi dengan penelusuran sejumlah panti rehabilitasi disabilitas psikososial lainnya di Indonesia, seperti di Bekasi.

Di panti rehabilitasi di Bekasi ini, kondisinya sedikit lebih baik. Tak ada yang dipasung tapi mereka ditempatkan di ruangan yang dibatasi jeruji besi persis seperti dalam rumah tahanan.  Mereka bertahun-tahun mendekam di tempat itu.

Seorang perempuan berpenampilan bersih mengaku kesal dengan perlakuan yang diterimanya sejak berada di tempat itu. Rambutnya digunduli. “Sudah dua kali dibotakin, tidak boleh menolak,” ujarnya. “Saya punya hak kan Bu untuk menolak, saya pikir rambut itu mahkota buat saya,” ujarnya bertanya kepada perekam dari Perhimpunan Jiwa Sehat.

Alami Pelecehan Seksual

Perempuan setengah baya itu kemudian menuturkan pengalaman dilecehkan oleh dokter yang datang. “Megang payudara saya. Saya bilang, ‘Dokter, saya enggak gila lho, ini pelecehan’,” katanya.

Menurut Direktur Eksekutif Perhimpunan Jiwa Sehat, Yeni Rosa Damayanti, kondisi panti rehabilitasi dan psikososial di Indonesia umumnya tidak layak. Mereka diperlakukan tidak manusia dan melanggar hak asasi mereka sebagai manusia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para penyandang disabilitas mental ditempatkan di panti rehabilitasi disabilitas psikososial. Foto: Perhimpunan Jiwa Sehat.

Mereka dianggap tidak memiliki kesadaran sebagai manusia sehingga perlakuan tidak manusiawi itu menjadi sebuah normalitas. “Mereka dirantai, dipasung, untuk waktu yang tidak pasti,” kata Yeni Rosa kepada Tempo pada Selasa, 20 September 2022.

Menurut Yeni, kebanyakan panti rehabilitasi dan psikosial memperlakukan pasien seperti tahanan. “Ada yang dipasung, ada yang dikurung, ada yang di kamar. Kesamaannya, semua enggak boleh keluar. Pintu gerbang selalu ditutup,” kata dia.

Para pasien ini tidak mendapatkan perawatan yang memadai. “Panti itu fungsinya sebagai tempat pembuangan, keluarga yang enggak mau mengurus dan merasa malu memiliki keluarga yang menyandang disabilitas mental,” ujarnya.

Di beberapa panti, menurut Yeni, ada psikiater yang datang berkunjung sebulan sekali. “Tapi diagnosisnya dipukul rata dengan dikasih obat yang sama tanpa disesuaikan kondisinya,” kata Yeni Rosa.

Tidak ada perawatan kesehatan bagi pasien penghuni panti ini amat kontras dengan fakta keluarga mereka mengeluarkan dana cukup mahal per bulan. Untuk menitipkan anggota keluarga mereka di panti itu, minimal membayar Rp 2 juta. “Angka yang tak sebanding dengan perlakuan yang mereka terima di panti,” kata Dhede, staf advokasi Perhimpunan Jiwa Sehat.

Bahkan, menurut dia, panti-panti sengaja membuat para pasien yang dititipkan itu selamanya dianggap mengalami masalah Kesehatan mental. Tak ada rehabilitasi sesuai nama panti itu. “Saya cukup dua tahun saja di situ,” kata seorang pria yang pernah menjadi penghuni di sebuah panti, seperti yang direkam di video itu. “Mereka memutus komunikasi saya dengan keluarga. Setiap saya tanya untuk berkomunikasi tidak pernah dikasih akses. Waktu produktif saya habis dua tahun di sana,” ujarnya.

Baca juga: Ribuan Panti Rehabilitasi Disabilitas Psikososial Tidak Memiliki Izin Pengumpulan Uang dan Barang

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Teknologi Bluetooth Membuat Difabel Ini Berjalan Lagi

2 hari lalu

Neuroscience Research. Foto: Health Innovation Manchester.
Teknologi Bluetooth Membuat Difabel Ini Berjalan Lagi

Gert-Jan Oksam, penyandang difabel keterbatasan gerak dapat berjalan kembali ketika menjalani operasi penanaman implan di batang otaknya.


Mitigasi Perubahan Iklim Jangan Lupakan Penyandang Disabilitas, Ini Keperluan Mereka

2 hari lalu

Sejumlah warga menebang pohon yang tumbang akibat diterjang angin kencang di Kota Kupang, NTT, Senin, 5 April 2021. Badai siklon Seroja diperkirakan akan masih menerjang NTT dan sekitarnya pada Selasa, 6 April 2021. ANTARA/Kornelis Kaha
Mitigasi Perubahan Iklim Jangan Lupakan Penyandang Disabilitas, Ini Keperluan Mereka

Maria Yasinta merupakan salah satu penyandang disabilitas saat badai Seroja melanda NTT pada 2021 yang menyebabkan banjir bandang.


Razman Arif Nasution Yakin Status Tersangkanya Bakal Dicabut Setelah Gelar Perkara Khusus

5 hari lalu

Razman Arif Nasution beserta pengacaranya, Rihat Hutabarat (kanan), di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu, 9 November 2022. Tempo/M. Faiz Zaki
Razman Arif Nasution Yakin Status Tersangkanya Bakal Dicabut Setelah Gelar Perkara Khusus

Razman Arif Nasution yakin akan bebas dari status tersangka kasus pencemaran nama baik Hotman Paris Hutapea.


Pelaku Pelecehan Seksual Babak Belur Dikeroyok Massa di Ciputat

11 hari lalu

ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Pelaku Pelecehan Seksual Babak Belur Dikeroyok Massa di Ciputat

Pelaku pelecehan seksual babk belur dikeroyok massa. Sempat kabur lalu ditangkap warga Ciputat.


Kampus Berhentikan Sementara Dosen yang Diduga Terlibat Kasus Staycation di Cikarang

13 hari lalu

Korban AD (24) menunjukkan bukti laporan usai buka laporan kepolisian di Mapolres Metro Bekasi didampingi tim kuasa hukum serta anggota DPR RI dan DPRD Kabupaten Bekasi, Sabtu 6 Mei 2023). ANTARA/Pradita Kurniawan Syah
Kampus Berhentikan Sementara Dosen yang Diduga Terlibat Kasus Staycation di Cikarang

Manajer perusahaan yang diduga melakukan pelecehan seksual modus staycation itu sempat mengajar selama hampir setahun.


Mas Dhito Beri Ruang untuk Penyandang Disabilitas saat Konser

14 hari lalu

Mas Dhito Beri Ruang untuk Penyandang Disabilitas saat Konser

Bupati Kediri berupaya menumbuhkan budaya untuk memperhatikan kaum disabilitas.


Temui Karyawati Korban Staycation, Wamenaker Minta Manajer Perusahaan Dipecat

18 hari lalu

Korban AD (24) menunjukkan bukti laporan usai buka laporan kepolisian di Mapolres Metro Bekasi didampingi tim kuasa hukum serta anggota DPR RI dan DPRD Kabupaten Bekasi, Sabtu 6 Mei 2023). ANTARA/Pradita Kurniawan Syah
Temui Karyawati Korban Staycation, Wamenaker Minta Manajer Perusahaan Dipecat

Hal tersebut dikatakan Wamenaker Afriansyah Noor setelah menginspeksi PT Kao Indonesia ihwal kasus dugaan ajakan staycation kepada karyawatinya.


Pemaksaan Staycation, Wujud Lemahnya Perlindungan Buruh Perempuan

18 hari lalu

Demo buruh menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Cipta Kerja atau Perpu Cipta Kerja di depan Istana Negara, Sabtu, 14 Januari 2023.
Pemaksaan Staycation, Wujud Lemahnya Perlindungan Buruh Perempuan

Kasus pelecehan seksual berupa pemaksaan staycation terhadap buruh perempuan bukan kasus baru. Dipicu lemahnya perlindungan buruh perempuan.


Kasus Staycation Syarat Perpanjangan Kontrak Kerja, Terlapor Sudah Diperiksa di Hari yang Sama

19 hari lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Kasus Staycation Syarat Perpanjangan Kontrak Kerja, Terlapor Sudah Diperiksa di Hari yang Sama

Sebelumnya penyidik telah meminta keterangan dari pelapor ajakan staycation itu seputar kronologi dugaan tindak pidana kekerasan seksual.


Paus Fransiskus Soal Pelaku Pelecehan Seksual: Menjijikkan, Tapi Harus Dicintai

19 hari lalu

Paus Fransiskus saat Paskah di Vatican. REUTERS
Paus Fransiskus Soal Pelaku Pelecehan Seksual: Menjijikkan, Tapi Harus Dicintai

Paus Fransiskus bicara soal pelaku pelecehan seksual yang tetap harus dicintai meski mereka menjijikkan.