TEMPO.CO, Jakarta - Rapat online menjadi salah satu cara yang lazin di setiap perusahaan selama pandemi. Teknologi telekonferensi membuat semua orang terhubung tanpa peduli jarak dan waktu. Ketika rapat virtual berlangsung, setiap peserta akan mengandalkan suara dan gambar yang muncul dari perangkat mereka.
Lantas bagaimana jika ada insan Tuli atau difabel Rungu yang turut serta dalam rapat tersebut. Managing Director of Sign Solutions, Clare Vale menyampaikan apa saja yang perlu diperhatikan saat rapat daring bersama difabel Rungu dan insan Tuli. Sebab cara mereka menerima informasi dan berkomunikasi berbeda dengan non-difabel.
"Penting untuk memahami bahwa tidak semua disabilitas pendengaran memiliki kebutuhan dan preferensi yang sama," kata Clare Vale seperti dikutip dari HR Magazine. Contohnya, menurut dia, beberapa insan Tuli atau difabel Rungu mungkin lebih memilih membaca gerak bibir ketimbang menerima informasi lewat penerjemah bahasa isyarat. Meski begitu, membaca gerak bibir juga merupakan tantangan tersendiri saat berkomunikasi melalui video, terutama saat koneksi internet kurang lancar.
Ada pula insan Tuli atau difabel Rungu yang memilih berkomunikasi dan berdiskusi melalui juru bahasa isyarat. Sebab itu, dalam menggunakan platform jumpa virtual, penyelenggara pertemuan harus mempertimbangkan layanan mana yang ramah bagi mereka. Misalkan ada platform rapat online yang menyediakan close caption atau gambar juru bahasa isyarat yang lebih jelas.
Dalam menyediakan layanan juru bahasa isyarat, penyelenggara rapat online dapat bekerja sama dengan pusat penerjemah bahasa isyarat. Salah satu platform yang menyediakan jasa juru bahasa isyarat dalam bentuk siaran langsung di dunia internasional adalah Starleaf. Sementara di Indonesia, penyelenggara jumpa virtual dapat bekerja sama dengan Pusat Layanan Juru Bahasa Isyarat Indonesia (PLJBI) atau penerjemah dari Kementerian Sosial.
Menyediakan penerjemah bahasa isyarat atau memilih platform yang memiliki fitur close caption juga belum cukup. Penyelenggara rapat online juga harus memastikan beberapa hal detail, seperti kondisi pencahayaan dari masing-masing peserta rapat, terutama pembicara. Perhatikan kontras warna dan motif pakaian peserta rapat.
Musababnya, insan Tuli atau difabel Rungu mengakses informasi hanya melalui penglihatan. Bila di dalam pertemuan daring terdapat terlalu banyak warna dan ada peserta yang melakukan gerakan berlebih, hal itu akan memecah konsentrasi peserta rapat yang Tuli dan difabel Rungu.
"Pencahayaan dalam ruangan rapat harus cukup jelas sehingga tidak ada bayangan atau sesuatu yang menghalangi pandangan ke area wajah, terutama bibir untuk mendeteksi gerak bibir," kata Clare Vale. Untuk memastikan hal itu, maka kamera berada dalam posisi yang tepat.
CNBC | HR MAGAZINE
Baca juga:
Guru Bagi Insan Tuli dalam Kelas Inklusi Harus Menguasai Dua Bahasa