TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang tua mesti menuntun anak melewati masa pubertas dengan baik dan menyenangkan. Jangan sampai proses akil balig ini menimbulkan rasa takut atau kesalahpahaman anak dalam memahami apa dan bagaimana menjadi dewasa, serta tanggung jawab terhadap tubuhnya.
Ibu dari anak dengan autisme, Ivy Sudjana berbagi pengalaman bagaimana dia mengenalkan soal pubertas kepada buah hatinya, Arsa yang kini berusia 18 tahun. Pendekatan pertama, menurut Ivy, dapat dilakukan oleh orang dewasa yang sesama jenis.
"Dalam hal ini, Arsa lebih banyak diajarkan oleh ayahnya," kata Ivy dalam Live Instagram bersama Cantika.com pada 2 April 2021. "Saya mendorong Arsa untuk lebih dekat dengan ayahnya karena dia harus mendapat contoh laki-laki itu seperti apa."
Metode pertama ini juga dapat mendekatkan anak berkebutuhan khusus dengan ayah atau ibunya. Kemudian memberikan gambaran mengenai perilaku perempuan dan laki-laki. Hal ini penting agar anak bisa membedakan mana yang baik dan tidak.
Yang ketiga, menurut Ivy, adalah ihwal berpakaian. Anak harus tahu seperti apa dan bagaimana memakai busana yang pantas dan saling menjaga privasi saat memakai busana. "Saya selalu bilang, 'saya mau ganti baju, jadi tolong tutup pintu. Kamu tidak boleh lihat'. Jadi, dia bisa berpikir, 'oh tidak boleh lihat'," kata Ivy.
Ivy menjelaskan, ekspresi anak-anak autistik saat mengalami pubertas begitu beragam, terutama anak perempuan dengan autisme yang sedang menyukai lawan jenis. Umumnya, menurut dia, anak dengan autisme akan menunjukkan rasa suka tersebut secara terang-terangan. Sebab itu, orang tua perlu memberikan perhatian khusus terhadap anak berkebutuhan khusus yang masuk masa pubertas ini.
Sementara Arsa, menurut Ivy, lebih sering merasa cemburu. Arsa mengalami keterlambatan secara psikologis empat tahun. Jadi, meski saat ini dia telah berusia 18 tahun, tetapi tampak seperti remaja 14 tahun.
LAURENSIA FAYOLA
Baca juga:
Anak dengan Autisme Mencapai Puncak Perkembangan di Usia 10 Tahun