Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyandang Down Syndrome Bertambah, Ketahui Potensi Risiko dan Apa Itu DS

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi difabel. Shutterstock
Ilustrasi difabel. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus kelahiran dengan Down Syndrome bertambah setiap periodenya. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2010, pada bayi berusia dua sampai lima tahun terdapat kasus Down Syndrome sebanyak 0,12 persen. Riset Kesehatan Dasar tiga tahun kemudian atau pada 2013 meninjukkan angka kasus Down Syndrome meningkat menjadi 0,13 persen. Dan pada Riset Kesehatan Dasar 2018 menjadi 0,21 persen.

"Data tersebut menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus Down Syndrome di Indonesia," kata Meriana Virtin, Medical Advisor PT Cordlife Persada dalam diskusi virtual Cordlife pada Sabtu, 20 Maret 2021. Down Syndrome bermula dari kondisi trisomy di mana jumlah kromosom seseorang lebih atau kurang dari jumlah kromosom pada umumnya. Salah satu contoh dari trisomy ini adalah Down Syndrome atau trisomy 21.

Down Syndrome merupakan kondisi di mana seseorang memiliki total 47 kromosom, bukan 46 kromosom seperti yang seharusnya. Para penyandang Down Syndrome memiliki kelebihan satu salinan pada kromosom nomor 21. Dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang dari Sidney, Mark Selikowitz mengatakan, Down Syndrome termasuk kelainan genetik yang menyebabkan gangguan pada kemampuan kognitif, motorik, dan psikomotorik seseorang. Anak dengan Down Syndrome tetap mengalami perkembangan kemampuan, hanya saja kecepatannya lebih lambat dibanding anak pada umumnya.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Ardiansyah Dara menyampaikan beberapa potensi risiko kehamilan dengan Down Syndrome. "Kehamilan di usia yang lebih tua, di atas 35 tahun, berisiko mengakibatkan kelainan baik pada ibu maupun anak," kata Ardiansyah Dara.

Risiko bagi ibu yang hamil dalam usia di atas 35 tahun, menurut dia, berpotensi memicu hipertensi. Sementara ke anak berpotensi mengalami kelainan kromosom, yang mengakibatkan salah satunya down syndrome. "Jadi, angka kejadian Down Syndrome ini lebih banyak pada ibu hamil yang berusia di atas 35 tahun," ucapnya.

Jumlah kromosom dalam setiap sel manusia adalah 23 pasang atau totalnya 46 kromosom. Setiap 23 pasangan kromosom ini, menurut Ardiansyah Dara, dapat diurutkan. Dan jika pada nomor urut 21, terdapat tiga kromosom, maka inilah kondisi trisomy yang dialami oleh penyandang Down Syndrome.

Ardiansyah Dara menyampaikan berbagai riset yang mendeteksi kelainan pada urutan pasangan kromosom tadi. Selain kelainan pada pasangan kromosom nomor urut 21, ada pula kelainan pasangan kromosom pada nomor urut 13 dan 18. Namun demikian, menurut dia, kelainan pada pasangan kromosom nomor urut 21 atau Trisomy 21 yang pada mengakibatkan Down Syndrome ini memiliki angka harapan hidup yang tinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Berbeda dengan Trisomy 13 dan Trisomy 18 yang angka harapan hidupnya pendek," kata dia. Anak-anak dengan Down Syndrome memiliki daya bertahan hidup yang panjang dan perlu menjalani banyak terapi.

Ardinsyah Dara melanjutkan, banyak orang tua yang ketika tahu anak menyandang Down Syndrome langsung merasa putus asa. "Para orang tua perlu mendapatkan informasi yang utuh dan menyeluruh tentang apa itu Down Syndrome," katanya.

Baca juga:
21 Maret Peringatan Hari Down Syndrome, ADS Peniru Ulung Mudah Ikuti 3M

Pengurus Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome atau POTADS, Elisa Octavianti Rogi mengatakan masyarakat perlu tahu apa itu Down Syndrome karena anak-anak dengan Down Syndrome juga punya perasaan, ingin maju, membutuhkan ruang gerak.

"Selama ini anak-anak kami disebut anak-anak yang terkena kutukan, anak-anak berpenyakit, harus dijauhi, dikucilkan, memberatkan kehidupan keluarga, tak berguna, dan sebagainya," kata Elisa. "Itu semua salah besar."

Elisa menambahkan, anak dengan Down Syndrome juga bisa berkarya sebagaimana anak lainnya. Ada penyandang Down Syndrome usia dewasa yang magang bekerja di perkantoran dan perhotelaan. Artinya, menurut dia, penyandang Down Syndrome juga mampu belajar dan mempraktikkan pengetahuan yang diserapnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

1 hari lalu

PT Blue Bird Tbk menggelar peluncuran Lifecare Taxi di Jalan Selatan, Kamis, 25 April 2024. Taksi yang diluncurkan Bluebird itu ditujukan untuk pengguna penyandang disabilitas dan lansia. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.


Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

3 hari lalu

Karakter Disney menyambut para pengunjung yang datang ke Disneyland Shanghai di Shanghai, Cina, 11 Mei 2020. Untuk menikmati beragam wahana, pengujung harus menjalani prosedur kesehatan dan keselamatan yang ditingkatkan. REUTERS/Aly Song
Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

Perubahan layanan itu mengundang reaksi dari penggemar Disney dan pengguna layanan sebelumnya


Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

19 hari lalu

Yesi Purnomowati, 48 tahun, peserta Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) 2024 pada Minggu, 7 April 2024. Sumber: Suci Sekar | TEMPO
Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

Kementerian Perhubungan dan BSI memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mudik dengan nyaman.


Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

23 hari lalu

Seorang pengunjung melihat sejumlah lukisan karya penyandang autisme saat pameran karya seni Art for Autism di Atrium Grand City, Surabaya, Selasa (2/4). Pameran untuk memperingati Hari Autisme Sedunia  ini sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap penyandang autisme dan juga sebagai kampanye menolak diskriminasi terhadap penyandang autisme. TEMPO/Fully Syafi
Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April untuk meningkatkan kesadaran tentang Gangguan Spektrum Autisme (ASD)


Pendaftaran Beasiswa Australia Awards 2025 Telah Dibuka, Ini Syarat dan Ketentuannya

57 hari lalu

Yulia, alumnus IPPNU Pagerwojo, Perak Jombang yang berhasil mendapat beasiswa Magister Monash University Australia (Foto : Dok. Yulia)
Pendaftaran Beasiswa Australia Awards 2025 Telah Dibuka, Ini Syarat dan Ketentuannya

Beasiswa Australia Awards 2025 kini sudah dibuka. Tersedia untuk S2 dan S3 dan kursus singkat.


Dua Peserta Difabel Lolos Tes SIPSS Polri Hingga Tahap Akhir sebagai Dokter dan Operator IT

58 hari lalu

Tiga peserta difabel berhasil lolos pada rekrutmen Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS). Istimewa
Dua Peserta Difabel Lolos Tes SIPSS Polri Hingga Tahap Akhir sebagai Dokter dan Operator IT

Dua peserta difabel lolos SIPSS Polri sebagai dokter dan operator IT. Ini syarat mendaftar SIPSS Polri.


Penyebab Anak Perempuan Terlambat Haid, Kelainan Kromosom sampai Masalah Hormon

26 Februari 2024

Ilustrasi menstruasi. India Times
Penyebab Anak Perempuan Terlambat Haid, Kelainan Kromosom sampai Masalah Hormon

Anak perempuan usia 15 tahun belum haid perlu diperiksakan ke dokter apakah ada nyeri yang dirasakan setiap bulan atau kelainan lain.


Polri Terima Dua Personel Disabilitas Jalur Rekrutmen SIPSS, Ini Penjelasannya

26 Februari 2024

Asisten SDM Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo (kedua dari kiri) berfoto bersama peserta disabilitas yang lolos seleksi SIPSS 2024, Minggu 25 Februari 2024. (ANTARA/HO-Divisi Humas Polri)
Polri Terima Dua Personel Disabilitas Jalur Rekrutmen SIPSS, Ini Penjelasannya

Dedi Prasetyo mengatakan Polri memperlakukan siswa difabel dan reguler setara.


Pemilu 2024, Banyak Difabel Tak Dapat Mengakses TPS dan Kertas Suara Dibatasi

16 Februari 2024

Penyandang disabilitas melakukan pencoblosan. Foto: Istimewa.
Pemilu 2024, Banyak Difabel Tak Dapat Mengakses TPS dan Kertas Suara Dibatasi

Catatan penyelenggaraan Pemilu 2024, banyak difabel tidak bisa menggunakan hak suaranya karena mendapatkan kertas suara terbatas.


Cerita Penyandang Disabilitas Tak Bisa Nyoblos Pemilu 2024 di TPS Wyata Guna Bandung

14 Februari 2024

Pemilih tunanetra dibantu pendamping melakukan pencoblosan surat suara pada pelaksanaan Pemilu 2024 di TPS 014 Panti Sosial Bina Netra dan Tuna Rungu Cahaya Batin, Jakarta, Rabu 14 Februari 2024. Sebanyak 25 pemilih tunanetra di TPS tersebut memberikan hak pilihnya dengan bantuan pendamping saat mencoblos. TEMPO/Tony Hartawan
Cerita Penyandang Disabilitas Tak Bisa Nyoblos Pemilu 2024 di TPS Wyata Guna Bandung

Dari total pemilih terdaftar 287 orang di TPS Sentra Wyata Guna, sebanyak 41 orang diantaranya disabilitas netra dan ODGJ.