TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah platform media sosial baru bagi penyandang disabilitas tengah dikembangkan di New South Wales, Australia. Media sosial bernama Disability Club ini hadir untuk mengatasi hambatan tertentu yang dialami difabel.
Pengembang aplikasi media sosial Disability Club, Nathan Johnston mengatakan platform ini hadir setelah banyak penyandang disabilitas di Australia merasa terisolasi selama pandemi Covid-19. "Peraasaan terisolasi ini akan memperburuk keadaan," kata Nathan Johnston seperti dikutip dari ABC News, Rabu 17 Februari 2021.
Baca juga:
Seeing AI dan Sullivan+, Aplikasi Pembaca Gambar Bagi Difabel Netra
Johnston merupakan penyandang Celebral Palsy yang mendapat hibah sebesar AUSD 10 ribu dari Pemerintah Australia. Dana tersebut merupakan bagian dari penyediaan akses bagi difabel melalui pengembangan dan pemberdayaan website.
Sebelum membuat Disability Club, Johnston pernah mengembangkan platform bernama DME3. Ini adalah situs yang dikembangkan untuk membantu musikus penyandang disabilitas terhubung ke layanan streaming musik digital. Nantinya, DME3 juga ada di apliksi Disability Club.
Johnston berharap media sosial Disability Club dapat menjangkau kebutuhan penyandang disabilitas, terutama memenuhi layanan yang belum terakomodasi pada platform media sosial sekarang. Menurut dia, beberapa platform media sosial belum terakses oleh difabel dengan ragam disabilitas tertentu.
Disability Club memiliki laman yang mirip Facebook, Twitter, dan Instagram. Di sana tersedia fitur yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan aksesibilitas penyandang disabilitas berdasarkan jenisnya. "Yang jelas kami tidak akan bersaing dengan media sosial yang sudah besar," kata Johnston.