TEMPO.CO, Jakarta - Dua aktivis pemberdayaan penyandang disabilitas internasional, Kuhu Das dan Jeeja Ghosh mengalami penghinaan dan pelecehan di Bandara Internasional Kalkutta, India Selatan, pada Senin 21 Oktober 2019.
Kuhu Das yang merupakan penyandang polio sejak lahir diminta mencopot rok yang menutupi penyangga kakinya ketika harus melewati alat pendeteksi metal. "Saya sudah menyampaikan kondisi saya kepada petugas bandara dan saya memang menggunakan alat bantu yang terbuat dari logam," kata Kuhu Das seperti dikutip dari laman BBC.
Alat bantu yang dipasang di kaki Kuhu Das berfungsi membantunya berjalan. "Tapi petugas perempuan itu malah memanggil petugas yang lain dan mengancam saya," ujar Kuhu Das. Dia menyesalkan tindakan aparat yang tidak berempati kepada sesama perempuan.
Kuhu Das menjelaskan, petugas perempuan tadi meminta dia melepas rok yang dikenakannya untuk membuktikan kebenaran logam yang digunakan sebagai alat bantu. "Petugas itu bahkan berkata kalau dia belum pernah melihat penyandang disabilitas seperti saya. Seolah saya berasal dari tempat yang tidak jelas," kata Kuhu Das.
Aktivis penyandang disabilitas yang juga mengalami diskriminasi di Bandara Kalkutta, India, adalah Jeeja Ghosh. Penyandang disabilitas Celebral Palsy ini ditolak ketika meminta pendamping dan kursi roda selama penerbangan. Jeeja meminta pendamping karena keterbatasan mobilitas akibat Celebral Palsy.
"Hanya karena mereka tidak melihat ada masalah pada diri saya dan sebagian anggota tubuh tertutup pakaian, mereka tidak mau memberikan saya kursi roda selama proses di bandara," kata Jeeja.
Dua tindak diskriminasi terhadap aktivis disabilitas India ini menuai protes dari kelompok penyandang disabilitas dan masyarakat. Atas kejadian tersebut, otoritas Bandara Kalkutta meminta maaf kepada Kuhu Das dan Jeeja Ghosh.
Mengutip The Times of India, maskapai Go Air yang melayani penerbangan dua aktivis itu juga meminta maaaaf. Go Air beralasan masih mencar kursi roda yang diminta oleh Jeeja Ghosh saat proses check in.
Pada saat bersamaan, menurut pernyataan maskapai Go Air, ada seorang penumpang lain yang membutuhkan kursi roda secepatnya. Sayangnya, jumlah kursi roda terbatas. "Saat itu semua kursi roda yang kami punya telah terpakai. Kami harus mencari lagi kursi roda sesuai permintaan sehingga belum tersedia dalam waktu cepat," begitu tertera dalam pernyataan resmi Go Air.