Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jaka Sri Yana, Penjahit Jadi Atlet Disabilitas Panen Medali Emas

image-gnews
Atlet balap kursi roda senior Jaka Sri Yana, 43 tahun. Dinda Leo Listy | Klaten
Atlet balap kursi roda senior Jaka Sri Yana, 43 tahun. Dinda Leo Listy | Klaten
Iklan

TEMPO.CO, Klaten - Jaka Sri Yana, 43 tahun, sama sekali tidak menyangka jika kegemarannya berolahraga bakal mengubah jalan hidupnya sebagai penyandang disabilitas yang hanya mengantongi ijazah sekolah dasar.

Baca: Protein Memperlambat Disabilitas pada Lansia

"Niatnya orang tua dulu saya nggak akan disekolahkan. Tapi saya yang minta meski akhirnya cuma sampai lulus SD. Waktu itu saya belum tahu kalau Rehabilitasi Centrum di Prof.DR. Soeharso Surakarta punya SMP juga," kata Jaka, atlet balap kursi roda asal Desa Bendungan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten saat ditemui Tempo pada Senin, 12 November 2018.

Jaka mengatakan, kedua kakinya lumpuh setelah virus polio menjangkiti dirinya ketika masih berumur dua tahun. "Waktu itu saya demam tinggi, sudah dibawa berobat, suntik terus, sampai akhirnya tidak bisa berjalan," kata lelaki kelahiran 9 Agustus 1975 itu.

Sejak itu Jaka beraktivitas dengan cara merangkak. Sebab, keluarganya saat itu tidak mampu membelikan kursi roda. "Kalau sekolah diantarkan orang tua. Di sekolah saya jalannya mbrangkang (merangkak dengan bertumpu pada telapak tangan dan lutut). Mau pakai tongkat kruk juga tidak bisa karena dua kaki yang kena (polio)," kata Jaka mengenangkan masa kecilnya.

Jaka baru memiliki kursi roda berkat pemberian dari temannya pada 1993. Kala itu Jaka sudah berusia 23 tahun. "Sejak 1993 sampai 2005 saya bekerja menjadi tukang jahit pakaian. Keterampilan menjahit itu berkat ikut kursus di Rehabilitasi Centrum Solo," kata Jaka. Di sela kesibukannya menjahit, Jaka juga mulai menyalurkan hobi berolahraganya. Pada tahun 1990-an, awalnya Jaka berlatih tenis lapangan.

"Sebelum jadi NPC National Paralympic Committee atau NPC, saya sudah gabung di Yayasan Pembina Olahraga Cacat atau YPOC yang kemudian berubah namanya jadi Badan Pembina Olahraga Cacat atau BPOC. Pada 1995 - 1997 saya mulai ikut balap kursi roda pakai kursi ini juga, tapi rodanya saya ganti pakai roda balap. Tapi saat itu baru cari pengalaman," kata Jaka memamerkan kursi roda pertamanya yang masih dia gunakan sampai sekarang.

Setelah cukup lama berkecimpung di dunia balap kursi roda, kesempatan Jaka menjadi atlet profesional mulai terbuka pada 2007. Mendapat kabar akan diselenggarakannya Pekan Olahraga Cacat Nasional XIII (sekarang menjadi Pekan Paralimpiade Nasional atau Peparnas) di Kalimantan Timur pada 2008, Jaka kian giat berlatih dengan kursi roda hariannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Pengguna Kursi Roda Perlu Seating Clinic, Seperti Ukur Baju

"Tiap pagi saya ke Stadion Sriwedari Solo naik motor roda tiga. Akhirnya saya lolos seleksi dan terpilih sebagai wakil dari Jawa Tengah untuk balap kursi roda," kata Jaka. Meski bertanding menggunakan kursi roda pemberian temannya, di Pocarnas XIII Kaltim 2008, Jaka langsung menyabet tiga medali emas di tiga nomor kelas T 53, yaitu 800 meter, 1.500 meter, dan 5.000 meter.

Saat mengikuti Peparnas 2012 di Riau, Jaka sudah menggunakan kursi balap profesional buatan dalam negeri yang harganya berkisar Rp 10 juta. Dengan kursi roda balap itu, Jaka mengulang kesuksesannya dengan menyabet tiga medali emas dari tiga nomor dan kelas yang sama dari laga perdananya pada 2008.

Di Peparnas 2016 di Bandung, Jaka kembali menyabet dua medali emas dari nomor 800 meter dan 1.500 meter. Saat Asian Para Games 2018 diselenggarakan di Jakarta pada Oktober lalu, Jaka turut membela Indonesia dengan bergabung di tim basket kursi roda.

Saat ini Jaka sedang berfokus untuk bertanding di Pekan Paralympic Provinsi (Peparprov) Jawa Tengah yang akan diselenggarakan di Kota Surakarta pada 13 - 16 November 2018. Di Peparprov Jateng, Jaka akan mewakili Kabupaten Klaten dalam cabang olahraga balap kursi roda di nomor 800 meter, 1.500 meter, dan 5.000 meter.

Artikel lainnya:
Tunanetra Sartono Berjalan Tanpa tongkat, Pakai Mata Batin

Karena padatnya jadwal latihan, Jaka kini sudah tidak membuka usaha jahit pakaian di rumahnya. "Alhamdulillah, perhatian pemerintah kepada atlet sudah semakin bagus. Sekarang sudah tidak ada diskriminasi untuk atlet difabel," kata ayah dua anak yang pada Jumat pekan lalu itu mendapat penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Klaten sebesar Rp 30 juta.

"Prestasi Mas Jaka Sri Yana selama ini turut mengharumkan nama Kabupaten Klaten. Semoga Mas Jaka bisa mencapai target perolehan medali di Peparprov Jateng 2018," kata Bupati Klaten Sri Mulyani pada Jumat pekan lalu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

19 jam lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.


Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

20 jam lalu

Ilustrasi difabel. Shutterstock
Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.


Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

23 jam lalu

Salah satu calon mahasiswa disabilitas saat mengikuti UTBK di Unesa, Kamis (2/5/2024). (ANTARA/HO-Humas Unesa)
Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.


37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

Sebuah pesan tertulis di belakang pakaian petugas seleksi  nasional Polri jalur sarjana SIPSS 2024 di komplek Akademi Kepolisian Semarang, Jumat 1 Maret 2024. Polri mengikuti negara negara besar seperti Amerika, Australia dan Inggris yang membuka kesempatan kepada penyandang Disabilitas untuk ikut seleksi ini. TEMPO/Budi Purwanto
37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat


Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

2 hari lalu

Petugas menyiapkan perangkat komputer untuk pelaksanaan UTBK-SNBT di Universitas Pembangunan Nasional
Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024


Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

4 hari lalu

Run for Equality 2024 di Jakarta pada 28 April 2024/Plan Indonesia
Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.


Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

7 hari lalu

PT Blue Bird Tbk menggelar peluncuran Lifecare Taxi di Jalan Selatan, Kamis, 25 April 2024. Taksi yang diluncurkan Bluebird itu ditujukan untuk pengguna penyandang disabilitas dan lansia. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.


Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

10 hari lalu

Karakter Disney menyambut para pengunjung yang datang ke Disneyland Shanghai di Shanghai, Cina, 11 Mei 2020. Untuk menikmati beragam wahana, pengujung harus menjalani prosedur kesehatan dan keselamatan yang ditingkatkan. REUTERS/Aly Song
Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

Perubahan layanan itu mengundang reaksi dari penggemar Disney dan pengguna layanan sebelumnya


Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

26 hari lalu

Yesi Purnomowati, 48 tahun, peserta Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) 2024 pada Minggu, 7 April 2024. Sumber: Suci Sekar | TEMPO
Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

Kementerian Perhubungan dan BSI memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mudik dengan nyaman.


Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

29 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.