Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Tanda Anak Mengalami Gangguan Pendengaran

image-gnews
Ilustrasi anak kecil kenakan earphone/headset. shutterstock.com
Ilustrasi anak kecil kenakan earphone/headset. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan pendengaran pada anak sulit terdeteksi karena biasanya anak memberikan reaksi umum, seperti menggumam atau diam. Reaksi seperti ini membuat orang tua mereka berpikir anaknya baik-baik saja.

Baca juga:
Libur Sekolah, Ajak Anak Berkebutuhan Khusus Liburan
Cara Mengajarkan Matematika kepada Anak Berkebutuhan Khusus

Ahli Audio Vestibular yang juga Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan dari RS Premiere Bintaro, Siti Faisa mengatakan reaksi seperti itu terjadi karena anak dengan gangguan pendengaran belum sadar bunyi. "Anak yang mengalami gangguan pendengaran juga tidak mengetahui seperti apa itu spektrum bunyi," kata Siti Faisa saat diwawancara di Cohlear Experience and Training Center, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Berikut ini beberapa respons anak terhadap bunyi yang wajib diwaspadai orang tua. Meskipun tidak mutlak, tanda dan reaksi ini bisa menjadi diagnosa awal seorang anak mengalami gangguan pendengaran.

1. Terlambat bicara
Setiap anak yang lahir akan melalui beberapa tahapan dan proses bicara yang sesuai dengan tumbuh kembangnya. Tahapan ini harus menjadi perhatian orang tua. Sebab, beberapa anak ada yang mengalami keterlambatan bicara tapi orang tua menganggapnya biasa sehingga mengabaikan kondisi itu.

Orang tua perlu memperhatikan rentang umur anak dan tahapan bicaranya. Meski begitu, tidak semua anak terlambat bicara mengalami gangguan pendengaran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa anak sudah ada yang merespons bunyi dengan gumaman di usia 8 bulan. Namun bila anak merespons bunyi dengan gumaman di usia 2 sampai 4 tahun, sebaiknya orang tua berkonsultasi ke dokter spesialis atau terapis bicara.

2. Artikulasi anak terhadap beberapa konsonan tidak jelas atau hilang
Ada beberapa anak yang belum sempurna mengucapkan atau mengartikulasikan huruf konsonan, seperti huruf R dan NG. Beberapa anak juga mengalami kesulitan mengucapkan huruf, seperti S atau K. Namun sekali lagi, artikulasi ini harus disesuaikan dengan usia tumbuh kembang anak.

3. Anak cenderung melihat wajah ketika diajak bicara
Anak yang mengalami gangguan pendengaran cenderung membaca gerak bibir lawan bicaranya. Sehingga ketika berbicara mereka cenderung menatap muka lawan bicara terutama bibir. Perilaku ini sering disebut sebagai Lip Reading.

Meski reaksi pada anak ini sering terjadi pada perilakunya sehari-hari, orang tua tetap wajib memeriksakan anak ke dokter spesialis, terutama spesialis tumbuh kembang dan telinga hidung tenggorokan.

Siti Faisa menjelaskan, ada beberapa tes yang harus dilewati demi penegakan diagnosa apakah seorang anak mengalami gangguan pendengaran atau tidak. Beberapa tes yang perlu dijalani antara lain tes Oto Acoustic Emission atau OAE yang merupakan skrining pendengaran untuk menilai sela rambut yang terdapat di rumah siput atau koklea, dan tes Brainstem Evoked Response Audiometry atau BERA untuk melihat reaksi sistem saraf pendengaran dan batang otak pada saat dilalui rangsangan bunyi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

7 jam lalu

Jenderal Sudan Abdel Fattah al-Burhan. REUTERS
Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

10 jam lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

10 jam lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

16 jam lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

1 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.


Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

2 hari lalu

Ilustrasi anak sedang menggambar/UNICEF
Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.


Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

2 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.


Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Ilustrasi difabel. Shutterstock
Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.


Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

2 hari lalu

Salah satu calon mahasiswa disabilitas saat mengikuti UTBK di Unesa, Kamis (2/5/2024). (ANTARA/HO-Humas Unesa)
Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.


37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

2 hari lalu

Sebuah pesan tertulis di belakang pakaian petugas seleksi  nasional Polri jalur sarjana SIPSS 2024 di komplek Akademi Kepolisian Semarang, Jumat 1 Maret 2024. Polri mengikuti negara negara besar seperti Amerika, Australia dan Inggris yang membuka kesempatan kepada penyandang Disabilitas untuk ikut seleksi ini. TEMPO/Budi Purwanto
37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat