TEMPO.CO, Jakarta - Bagi kebanyakan orang, bentuk uang kertas rupiah nampak sama. Namun rupanya, selain gambar, warna dan angka, setiap pecahan uang kertas rupiah memiliki perbedaan. Hal itu bertujuan supaya uang kertas mudah dikenali dan dindra oleh banyak orang, termasuk difabel netra.
Seperti diketahui, difabel netra kerap kesulitan mengenali uang kertas. Padahal, bagi difabel netra yang sedang berwirausaha atau melakukan transaksi, kemampuan mengenali uang kertas adalah hal penting. Alhasil, pemerintah melalui Bank Indonesia dan Peruri menanamkan fitur khusus di uang kertas untuk menjangkau dan memudahkan banyak kalangan.
Fitur ini bertujuan menciptakan sarana yang ramah bagi difabel netra dan orang-orang dengan keterbatasan lainnya. Sehingga benda yang penting dalam kehidupan sehari-hari menjadi lebih inklusif. Dalam menggunakan fitur ini, terlebih dahulu, difabel netra memerlukan waktu dan latihan yang cukup untuk menguasai teknik mengenal uang dengan baik melalui bantuan dari lingkungan, pelatihan khusus.
Bank Indonesia (BI) telah melakukan beberapa perubahan pada uang kertas Rupiah untuk memudahkan tunanetra mengenali nilai dan keasliannya. Misi utama BI adalah mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah, dengan amanat antara lain menjaga kelancaran sistem pembayaran di Indonesia, termasuk peredaran mata uang rupiah logam dan kertas untuk seluruh pelosok tanah air. Jumlah, nama dan kualitas petak, tingkat lantai sesuai kebutuhan.
Tunanetra dapat menggunakan beberapa metode dan strategi untuk mengenali uang rupiah. Selain itu, ada juga teknologi bantu seperti alat pembaca uang elektronik yang dapat membantu tunanetra mengenali uang rupiah dengan lebih mudah. Alat ini menggunakan teknologi pengenalan gambar atau suara untuk membacakan nilai uang kepada pengguna.
Semakin kecil denominasi, semakin banyak garis ganda di kedua sisi uang kertas. Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa fitur yang dimaksud:
1. Tanda Tactile (Sentuhan)
Uang kertas Rupiah terbaru memiliki tanda-tanda khusus pada bagian pinggirnya yang dapat dirasakan oleh sentuhan. Tanda ini berbeda untuk setiap pecahan uang dan membantu tunanetra mengidentifikasi nilai uang kertas dengan merasakan tanda yang unik pada setiap nominal.
Kode tunanetra yang sesuai berupa garis ganda di sisi kanan dan kiri uang kertas. Misalnya, .
2. Ukuran yang berbeda
Uang kertas Rupiah terbaru juga memiliki ukuran berbeda untuk setiap pecahannya. Pecahan uang yang lebih besar umumnya memiliki ukuran yang lebih besar, sementara pecahan yang lebih kecil memiliki ukuran yang lebih kecil. Ini membantu tunanetra membedakan nilai uang berdasarkan ukuran fisiknya.
3. Relief
Beberapa seri uang kertas Rupiah juga dilengkapi dengan elemen relif atau gambar timbul. Fitur ini memberikan tekstur yang khas pada uang kertas, yang dapat dirasakan oleh tunanetra untuk mengidentifikasi dan memverifikasi keasliannya. Uang kertas lima puluh ribu rupiah misalnya, memiliki dua pasang garis timbul. Uang uang kertas seratus ribu rupiah misalnya memiliki beberapa garis timbul, uang kertas dua puluh ribu rupiah memiliki tiga pasang garis timbul.
4. Ciri Khusus Cair
Beberapa pecahan uang kertas Rupiah juga memiliki ciri khusus cair sebagai salah satu tanda keaslian. Ciri khusus cair ini akan berubah warna atau menampakkan gambar khusus ketika uang kertas dilihat dari sudut tertentu.
5. Penggunaan Warna yang Berbeda
Setiap pecahan uang kertas Rupiah juga menggunakan warna yang berbeda-beda, sehingga tunanetra dapat mengidentifikasi nilai uang berdasarkan warnanya.
6. Nama Angka dalam Braille
Beberapa negara telah mengadopsi sistem braille pada uang kertas mereka. Meskipun saya tidak memiliki informasi spesifik tentang implementasi ini di uang kertas rupiah, sistem braille dapat digunakan untuk menandai nilai uang atau memberikan informasi tentang keaslian uang kertas.
Pilihan Editor: Cara Membentuk Alis Bagi Difabel Netra Saat Makeup