TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Australia membuka perbatasan untuk lalu lintas internasional pada 15 Desember 2021. Dengan terbukanya 'gerbang' antar-negara, maka sejumlah penerima beasiswa Australia Awards atau Beasiswa Pemerintah Australia mulai berangkat per kloter.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams melepas keberangkatan penerima beasiswa tersebut secara simbolis pada Selasa, 18 Januari 2022. Penerima beasiswa dari kelompok difabel dan non-difabel memasuki tahap berikutnya untuk memulai studi di Australia.
Baca Juga:
Seusai seremoni pelepasan penerima beasiswa Australia Awards, Tempo mendapat kesempatan berbincang dengan Duta Besar Penny Williams. Sambil minum teh dan mencicipi kue khas Australia, Lamington, Williams bercerita mengenai sistem pendidikan di Australia yang inklusif dan menjadi standar pendidikan dunia.
Berikut ini petikan bincang-bincang jurnalis difabel Netra Tempo, Cheta Nilawaty dengan Duta Besar Penny Williams.
Seperti apa gambaran sistem pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas di Australia yang menjadi standar pendidikan dunia?
Kami bangga dengan sistem pendidikan kelas dunia di Australia. Senang sekali dapat berbagi pengalaman pendidikan dengan sahabat kami dari Indonesia.
Satu hal yang perlu diingat dalam sistem pendidikan di Australia adalah semua orang dari berbagai latar belakang dapat menjalaninya dengan baik dan berhak atas pendidikan tersebut. Di Australia, semua jenis aksesibilitas untuk menunjang sistem pendidikan tersedia dengan baik dan disesuaikan dengan kebutuhan setiap ragam disabilitas.
Saya pernah berbicara dengan seorang pengguna kursi roda penerima beasiswa. Dia mengatakan dapat menempuh pendidikan di Australia layaknya non-difabel. Sebab dia dapat melakukan hampir semua pekerjaan sendiri. Artinya, Anda bisa lebih mandiri. Sebab itu, saya sangat senang perbatasan Australia kembali buka untuk pelajar Indonesia, termasuk para penerima beasiswa Australia Awards.
Bagaimana pemerintah Australia melindungi kelompok rentan, termasuk difabel dari perundungan?
Duta Besar Penny Williams: Australia adalah negara yang terdiri atas berbagai macam orang dengan latar belakang suku, etnis, ras, dan agama yang sangat beragam. Mulai yang berhijab sangat tertutup, bahkan sampai berbikini.
Keberagaman itu menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Tentu, setiap orang memiliki pandangan yang berbeda. Tetapi semua dapat menghargai satu sama lain. Semua tergantung dari bagaimana individu tersebut menyikapinya. Menurut saya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal ini.
Apa harapan Anda terhadap difabel penerima beasiswa Australia Awards?
Dita Besar Penny Williams: Belajarlah dengan gembira. Nikmati semuanya dan jangan lupa mengambil jeda untuk beristirahat. Ingat, meski Anda menerima beasiswa Australia Awards, Anda tidak perlu menjadi "penyelamat dunia".
Pelajarilah studi yang kamu tertarik menggelutinya dan dapat mendukungmu ketika kembali ke Indonesia. Jangan malu bertanya terhadap proses apapun yang akan dihadapi. Yang penting juga adalah bersikap baik karena Anda, kita semua membawa nama baik negara.
Baca juga:
Duta Besar Australia Kunjungan ke Sulawesi Selatan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.