TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Inggris di Indonesia meluncurkan program pemberdayaan ekonomi digital bagi masyarakat dari kelompok rentan, seperti difabel, penyandang HIV/AIDS, perempuan, dan remaja. Program bernama Essence tersebut meluncur melalui lembaga bernama UK - Indonesia Tech Hub.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan, memberdayakan kelompok rentan, perempuan, dan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil untuk berpartisipasi penuh dalam ekonomi digital adalah upaya yang benar. "Ini sekaligus langkah terbaik untuk mengurangi kemiskinan dan mencapai kesejahteraan bagi semua," kata Owen Jenkins dalam keterangan tertulis, Kamis 25 November 2021.
Di masa pandemi Covid-19 ini, menurut dia, semua orang harus beradaptasi dengan kondisi baru atau new normal, termasuk menggunakan perangkat digital. Tantangan bagi pengusaha di Indonesia, terutama bagi perempuan dan penyandang disabilitas, Jenkins melanjutkan, adalah akses untuk program yang mendukung pengembangan kapasitas, jaringan, dan ekosistem. Keterbatasan akses diperburuk oleh kondisi geografis, terutama yang berada di Indonesia bagian tengah dan timur.
Program ini melibatkan lebih dari seribu peserta dari Manado, Palu, Bali, Mandalika, Lombok, Pulau Timor. Ada pula yang berasal dari Sumba, Kupang, Ambon, dan Papua. Mereka akan mengikuti program pelatihan daring selama empat minggu. Beberapa materi yang akan mereka dapatkan, antara lain literasi digital, keterampilan bisnis, dan kewirausahaan.
Para peserta yang terpilih juga akan mendapatkan pelatihan, pendampingan, dan pemantauan di bidang akuntansi dasar, manajemen keuangan, pemasaran digital, media promosi, strategi membangun merek, dan sertifikasi untuk membantu meningkatkan skala bisnis melalui transformasi digital. Materi pelatihan akan diberikan oleh enam ahli bisnis digital.
Representatif Residen United Nations Development Programme (UNDP), Norimasa Shimomura mengatakan, program tersebut bertujuan membekali para penerima manfaat dengan dasar-dasar literasi digital. Dengan begitu, mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan demi menciptakan penghidupan yang lebih baik bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
"Ini adalah satu dari banyak program yang telah kami jalankan sejak Maret 2020 dari Kedutaan Besar Inggris untuk mendukung start-up, sektor teknologi, wirausaha, dan bisnis mikro Indonesia," kata Norimasa Shimomura. "Kami berharap program tersebut akan memperkuat persahabatan dan perdagangan antara Inggris dan Indonesia dalam jangka panjang."
Direktur Eksekutif Kumpul, Faye Scarlet Alund berharap program Essence dapat membuktikan bahwa perempuan pengusaha dan penyandang disabilitas dapat memaksimalkan keterampilan serta pengetahuan mereka. "Syaratnya, mereka membutuhkan akses dan pendampingan yang tepat," katanya.
Masyarakat dari kelompok rentan, seperti difabel, penyandang HIV/AIDS, perempuan, dan kelompok muda yang tertarik mengikuti dan mempelajari lebih jauh perkembangan bisnis di era digital melalui program Essence dapat mendaftar melalui tautan bit.ly/Daftar-ESSENCE. Aplikasi buka hingga 28 November 2021.
Baca juga:
Persiapan Sekolah Umum Sebelum Menerima Siswa Berkebutuhan Khusus
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.