TEMPO.CO, Jakarta - Juni menjadi bulan yang membahagiakan bagi aktris pengguna kursi roda asal New Jersey, Ali Stroker. Perempuan 33 tahun itu meraih Tony Awards, penghargaan tertinggi bagi insan pertunjukan musikal.
"Saya ingin berkiprah di dunia hiburan ini berdasar kemampuan saya di bidang seni peran, tarian, atau mencipta lagu. Saya tidak ingin eksis di dunia hiburan karena kedisabilitasan saya," ujar Ali Stroker seperti yang dikutip dari Time, Senin 20 Juli 2020.
Ali Stroker adalah perempuan penyandang disabilitas pertama yang memperoleh penghargaan tertinggi di dunia drama musikal atau dikenal sebagai panggung Broadway. Dia memenangkan kategori pemeran terbaik dalam Rodgers & Hammerstein's Oklahoma.
Ali Stroker terlahir dapat berjalan. Namun saat berusia 2 tahun, kecelakaan mobil merenggut fungsi tubuhnya dari dada sampai kaki. Sejak kecil, Ali Stroker terbiasa hidup inklusif, termasuk ketika dia memutuskan mengambil sekolah akting di New York.
Aktris kursi roda Ali Stroker. Foto: Instagram
"Bagi saya, ketika naik panggung dan semua mata memandang, itu adalah sebuah energi yang tidak dapat digambarkan. Ini adalah hidup saya," ujarnya. Ali Stroker adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Dia memulai kiprah di dunia seni peran sejak berusia 7 tahun.
Pada 2012, Ali Stroker mendapat peran dalam serial Glee. Dia menjadi aktris tamu di musim ke-5 serial remaja tersebut. Ali Stroker juga menjadi aktris kursi roda pertama yang bergabung dalam panggung Broadway. Dia berperan sebagai Anna dalam drama 'Deaf West's'. Dari sinilah jalan Ali Stroker di drama musikal mulai terbuka.
Kesempatan itu sekaligus dia gunakan sebagai sarana advokasi kesetaraan bagi penyandang disabilitas. "Bagi saya, sangat penting dapat berkiprah dengan setara sehingga aksesibilitas adalah hal utama yang selalu saya tekankan dalam setiap pertunjukan," kata Ali Stroker.
Aktris kursi roda Ali Stroker. Foto: Instagram
Prinsip kesetaraan ini sempat membuat Ali Stroker kecewa dengan dunia seni peran. Musababnya, pernah seorang produser memandang aksesibilitas menjadi beban bahkan pembedaan antara fasilitas untuk aktor dan aktris difabel dengan non-difabel. "Padahal aksesibilitas dalam sebuah panggung pertunjukkan sama halnya dengan pernak pernik produksi yang dibutuhkan setiap aktor atau aktris," kata Ali.
Beberapa fasilitas dalam seni pertunjukan yang kerap menjadi kendala bagi difabel, menurut Ali Stroker, antara lain panggung yang terlalu tinggi dan tangga berundak. Termasuk ruang ganti dan kamar mandi yang tidak memungkinkan kursi rodanya bermanuver.
Berbagai tantangan yang dihadapi Ali Stroker membuat perempuan ini lantang menyuarakan aksibilitas untuk difabel dan mendorong gerakan anti-perundungan. Ali Stroker bergabung dalam organisasi United Cerebral Palsy di New York, Amerika Serikat.
NBCNEWS | TIME