Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Ibu Tri Sumarni Mengasuh Dua Anak Autisme

image-gnews
Tri Sumarni tampil dalam bedah buku berjudul Semua Anakku Tembus UGM di Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta, Jumat 20 Desember 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Tri Sumarni tampil dalam bedah buku berjudul Semua Anakku Tembus UGM di Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta, Jumat 20 Desember 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tri Sumarni berbagi kisah mengasuh tiga anak perempuan yang dua di antaranya autisme. Lintang, anak sulungnya duduk di kelas XII dan tahun depan bersiap masuk ke perguruan tinggi. Anggita dan Diva masing-masing kelas VI dan IV belajar di sekolah luar biasa (SLB) yang berbeda. Oleh dokter, keduanya didiagnosis mempunyai gangguan sensor integrasi dengan tingkatan yang berbeda.

"Anggita dan Diva mengalami gangguan verbal. Tidak bisa bicara," kata Tri Sumarni saat menyampaikan kisahnya dalam bedah buku berjudul Semua Anakku Tembus UGM di acara Jadi Positive Fighter: Dare to Change Society di Gedung Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta, Jumat, 20 Desember 2019.

Tri Sumarni mengatakan butuh pengawasan 24 jam bagi keduanya yang sudah akil baliq. Bangun tidur pukul 02.30, dia memulai rutinitas bersama tiga anaknya. Setidaknya perlu waktu 3 sampai 4 jam untuk mempersiapkan dua anaknya sampai benar-benar bangun. "Anak saya kalau tidur ngompol. Jadi setiap hari harus menjemur kasur," kata Tri.

Meski mengalami gangguan sensor integrasi, Anggita dan Diva mempunyai karakter spesifik yang berbeda. Diva misalnya, punya kebiasaan menghilang. Tiba-tiba pergi dari sekolah, dari rumah, tanpa berpamitan. Tak ada yang bisa melacak keberadaannya ketika menghilang. Polisi sempat menjadi langganan Tri untuk mengadu dan meminta bantuan mencari anaknya.

"Gangguan sensor integrasi membuat dia sering berpetualang. Kadang kalau dibonceng sepeda motor tiba-tiba melompat. Terus lari," kata Tri. Kejar-kejaran di jalan pun sekali dua kali dialami Tri dan Diva. Teriakan Tri meminta tolong kepada pengendara atau orang di sekitarnya terkadang tidak digubris. Jarang sekali ada yang berempati mengulurkan tangan. "Mereka umumnya hanya menonton seperti melihat adegan di sinetron."

Tri Sumarni tampil dalam bedah buku berjudul Semua Anakku Tembus UGM di Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta, Jumat 20 Desember 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana

Gangguan itu juga membuat Diva sensitif terhadap sentuhan atau apapun yang dilekatkan pada tubuhnya. Termasuk urusan memakai baju. Butuh waktu berjam-jam untuk memastikan pakaian yang dikenakan membuatnya nyaman. "Kalau tidak nyaman, ya dilepas. Bahkan untuk sekadar dikeramasin rambutnya, Diva suka mengamuk," kata Tri.

Saran beberapa teman untuk memasang identitas, seperti gelang bertuliskan nama, alamat rumah, dan telepon atau identitas yang ditempelkan pada pakaiannya menjadi hal yang muskil. Cara termudah yang memungkinkan saat ini adalah mengunci dia di dalam kamar setiba di rumah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beda lagi dengan Anggita. Menurut Tri Sumarni, Anggita mesti diawasi pernah menggunting rambut kakaknya sampai hampir gundul. "Handphone, televisi dimandiin," ucap Tri.

Tri Sumarni mengatakan sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah saat ini belum sepenuhnya tepat bagi kedua anaknya. Semisal, Anggita bisa disekolahkan di sekolah inklusi agar bisa belajar bersosialisasi. Hanya saja, belum ada metode pengajaran yang tepat untuknya. Diva sulit jika masuk ke sekolah inklusi, karena kerap menghilang. "Kebutuhan setiap anak autisme berbeda. Tapi metode yang diterapkan di sekolah sama," kata Tri.

Tri Sumarni tampil dalam bedah buku berjudul Semua Anakku Tembus UGM di Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta, Jumat 20 Desember 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana

Sementara hak dan kebutuhan difabel sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Pun di DI Yogyakarta sudah ada Peraturan Daerah DI Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas. Termasuk aturan Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Namun Tri punya sikap sendiri untuk mengatasi persoalannya. "Saya menyuarakan keprihatinan melalui buku," kata Tri.

Tri semula bekerja sebagai guru SMP di Pakanbaru, Riau. Pada 2008 dia mengundurkan diri agar bisa mengurus anak-anaknya dan pulang ke Yogyakarta. Sejak 2017, Tri Sumarni aktif menulis. Karyanya berupa novel, cerpen, cerkak, geguritan, puisi, esai, hingga menjadi pemateri sejumlah diskusi. Buku-bukunya berisi kisah dia bersama anak-anaknya. Terutama pengalaman dia mengasuh dua anaknya yang berkebutuhan khusus.

Sementara buku terbaru berupa kumpulan cerpen berjudul Semua Anakku Tembus UGM yang menjadi hadiah 17 tahun anak sulungnya. Buku itu ditulis delapan orang, termasuk guru anaknya, Ratih Jussac. "Lewat buku kita bisa berbagi dengan kata-kata ala ibu rumah tangga. Yang penting pesan bisa sampai," kata Tri yang merasa tersanjung karena pembaca buku-bukunya adalah psikolog maupun pemerhati pendidikan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

7 jam lalu

Sebuah pesan tertulis di belakang pakaian petugas seleksi  nasional Polri jalur sarjana SIPSS 2024 di komplek Akademi Kepolisian Semarang, Jumat 1 Maret 2024. Polri mengikuti negara negara besar seperti Amerika, Australia dan Inggris yang membuka kesempatan kepada penyandang Disabilitas untuk ikut seleksi ini. TEMPO/Budi Purwanto
37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat


6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

18 jam lalu

Ilustrasi anak liburan (pixabay.com)
6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

Berikut ini enam tips yang dapat dilakukan sebelum dan saat liburan bersama anak penyandang autisme


Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

1 hari lalu

Petugas menyiapkan perangkat komputer untuk pelaksanaan UTBK-SNBT di Universitas Pembangunan Nasional
Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024


Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

3 hari lalu

Run for Equality 2024 di Jakarta pada 28 April 2024/Plan Indonesia
Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.


Saran Guru Besar FKUI buat yang Ingin Masukkan Anak ke Sekolah Inklusif

6 hari lalu

Suasana pembelajaran siswa-siswa berkebutuhan khusus di kelas tingkat SMU Sekolah Inklusif Galuh Handayani, Surabaya (05/9). TEMPO/Fully Syafi
Saran Guru Besar FKUI buat yang Ingin Masukkan Anak ke Sekolah Inklusif

Pakar menyebut beberapa syarat anak dengan autisme bisa belajar di sekolah inklusif. Apa saja yang harus dipenuhi?


Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

6 hari lalu

PT Blue Bird Tbk menggelar peluncuran Lifecare Taxi di Jalan Selatan, Kamis, 25 April 2024. Taksi yang diluncurkan Bluebird itu ditujukan untuk pengguna penyandang disabilitas dan lansia. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.


Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

7 hari lalu

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

Orang tua tidak usah cemas jika memiliki anak yang mengalami gangguan spektrum autisme karena tak selalu karena genetik dan bukan penyakit.


Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

9 hari lalu

Karakter Disney menyambut para pengunjung yang datang ke Disneyland Shanghai di Shanghai, Cina, 11 Mei 2020. Untuk menikmati beragam wahana, pengujung harus menjalani prosedur kesehatan dan keselamatan yang ditingkatkan. REUTERS/Aly Song
Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

Perubahan layanan itu mengundang reaksi dari penggemar Disney dan pengguna layanan sebelumnya


Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

24 hari lalu

Yesi Purnomowati, 48 tahun, peserta Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) 2024 pada Minggu, 7 April 2024. Sumber: Suci Sekar | TEMPO
Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

Kementerian Perhubungan dan BSI memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mudik dengan nyaman.


Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

28 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.