Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasukan Elite Gojek dari Kalangan Tuli: Elite Squad Fighter

image-gnews
Komunitas Elite Squad Fighter yang terdiri dari mitra Gojek tuli di Gofood Festival, Jakarta, Senin 20 Mei 2019. Komunitas ini melakukan pemberdayaan mandiri dan membantu rekannya yang mengalami kesulitan di lapangan. TEMPO | Cheta Nilawaty
Komunitas Elite Squad Fighter yang terdiri dari mitra Gojek tuli di Gofood Festival, Jakarta, Senin 20 Mei 2019. Komunitas ini melakukan pemberdayaan mandiri dan membantu rekannya yang mengalami kesulitan di lapangan. TEMPO | Cheta Nilawaty
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi pengguna jasa ojek online Gojek, tentu tidak asing bila satu saat mendapat mitra dengan disabilitas. Salah satu jenis ragam disabilitas yang kerap ditemui adalah mitra gojek dari kalangan tuli. Mereka banyak diberdayakan dalam jasa pengiriman barang GoSend.

Baca: Gojek: Promo dan Diskon Ojek Online Tak Bisa Selamanya

Para tuli yang memberi jasa layanan antar barang ini tergabung dalam komunitas bernama Elite Squad Fighter. Para pengantar barang dari kelompok tuli disebut begitu karena memiliki kinerja yang bagus dalam memberikan jasa antar barang melalui aplikasi Go Send dan Go Kilat.

"Kinerja mereka dibandingkan mitra Gojek dari kalangan umum jauh lebih militan. Mereka tidak sungkan dan tidak mengeluh ketika membawa barang yang berat dan besarnya minta ampun. Mereka juga tidak pernah mengeluh soal jarak dan waktu," ujar pembina komunitas Elit Squad Fighter bentukan mitra Gojek, Fika Chasa Meta saat diwawancara di acara GoFood Festival di Gelora Bung Karno, Senin 20 Mei 2019.

Elite Squad Fighter dibentuk oleh mitra Gojek secara mandiri. Mereka melakukan pemberdayaan terhadap anggotanya, termasuk yang difabel. Pemberdayaan secara mandiri ini dilakukan agar mitra Gojek dapat memberikan pelayanan terbaik mereka bagi pelanggan.

Pemberdayaan ini dilakukan secara mandiri lantaran belum semua pelanggan Gojek mengerti bila pemberi jasa layanan di luar GoLife, seperti ojek online, pengiriman barang, pengiriman makanan dan pengendara mobil juga ada yang memiliki disabilitas. Biasanya, pada identitas pengemudi terdapat tanda yang menunjukkan identitas mitra Gojek dengan disabilitas.

Komunitas Elite Squad Fighter yang terdiri dari mitra Gojek tuli di Gofood Festival, Jakarta, Senin 20 Mei 2019. Komunitas ini melakukan pemberdayaan mandiri dan membantu rekannya yang mengalami kesulitan di lapangan. TEMPO | Cheta Nilawaty

Meski sudah ada tanda kalau mitra Gojek dari kalangan difabel, menurut Fika Chasa, masih ada saja pelanggan yang tidak mengerti dan mengeluhkan pelayanan mereka. "Yang disayangkan adalah keluhan mereka bukan pada hal-hal mendasar, melainkan kesalahpahaman pelanggan yang tidak mengerti kondisi disabilitas mitra Gojek," ujar Fika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lantaran keluhan yang muncul dari pelanggan kerap menimbulkan masalah penilaian bagi performa mitra Gojek, maka terbentuklah komunitas ini. Para pengemudi atau pengantar barang di Gojek berinisiatif mendampingi rekan mereka yang memiliki disabilitas untuk menghadapi komplain pelanggan yang tidak berdasar. Dengan itikad saling membantu, mereka melakukan advokasi secara mandiri bagi mitra Gojek di lapangan.

Baca juga: Soal Tarif Ojek Online, Gojek: Penurunan Order Terasa di 5 Kota

"Ini adalah komunitas setara yang anggotanya adalah para mitra Gojek di lapangan," kata inisiator komunitas Elite Squad Fighter, Hermawan. Lebih istimewa lagi, komunitas ini terbentuk tidak hanya untuk menghadapi komplain pelanggan, melainkan juga saling menjaga keamanan para mitra Gojek di lapangan.

Contoh, seorang mitra Gojek tuli tersasar ketika mengirim barang ke kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur. Cara berkomunikasi yang tidak sama membuat mitra Gojek tuli ini kesulitan menyampaikan maksud mereka. Begitu pula ketika harus bertanya di tempat yang belum mereka ketahui. "Maka anggota komunitas Elite Squad Fighter-lah yang menavigasi mereka untuk menemukan jalan pulang atau alamat ketika mengirim barang," ujar Fika Chesa.

Seorang mitra Gojek tuli, Hamdan bersyukur dapat menjadi mitra pengantar barang di GoSend. Dengan menjadi mitra GoSend dan tergabung dalam Elite Squad Fighter, dia tak khawatir ketika harus berkomunikasi dengan pelanggan atau orang pada umumnya di jalan. "Banyak teman yang mendampingi," ujar Hamdan.

Elite Squad Fighter awalnya adalah kumpulan ojek pangkalan di sekitar Kalibata City, Jakarta Selatan, yang mencoba berbagung dengan Gojek. Namun saat itu tidak semua mitra Gojek dapat menggunakan teknologi dan aplikasi Gojek dalam ponsel mereka. "Terutama mitra Gojek yang sudah agak tua dan gagap teknologi, di komunitas ini kami mengajarkan cara memasang dan menggunakan aplikasinya," kata Hermawan.

Kini Elite Squad Fighter memiliki sekitar 45 anggota tuli. Kinerja mereka sebagai pengantar barang online sangat baik. Mereka juga dikenal dengan nama Pasukan Kura-kura karena membawa tas punggung berwarna hijau berukuran besar. Komunitas ini berharap terus dapat menambah anggota baru dan meluaskan wilayah pemberdayaan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ojol The Game, Menjajal "Misi Harian" Para Driver Ojek Online

22 jam lalu

Ojol The Game.
Ojol The Game, Menjajal "Misi Harian" Para Driver Ojek Online

Game Ojol The Game besutan CodeXplore kian viral di media sosial. Pemain merasakan susah senangnya menjadi seorang driver ojek online di perkotaan.


Viral Ojol The Game, Pemain Cerita Akhirnya Tahu Sulitnya Kerja jadi Driver Ojol hingga Bertemu Hantu..

2 hari lalu

Ojol The Game.
Viral Ojol The Game, Pemain Cerita Akhirnya Tahu Sulitnya Kerja jadi Driver Ojol hingga Bertemu Hantu..

Salah satu permainan yang sedang viral diperbincangkan saat ini adalah Ojol The Game. Seperti apa cerita para pemain game tersebut?


Pendaftaran Beasiswa Australia Awards 2025 Telah Dibuka, Ini Syarat dan Ketentuannya

19 hari lalu

Yulia, alumnus IPPNU Pagerwojo, Perak Jombang yang berhasil mendapat beasiswa Magister Monash University Australia (Foto : Dok. Yulia)
Pendaftaran Beasiswa Australia Awards 2025 Telah Dibuka, Ini Syarat dan Ketentuannya

Beasiswa Australia Awards 2025 kini sudah dibuka. Tersedia untuk S2 dan S3 dan kursus singkat.


Dua Peserta Difabel Lolos Tes SIPSS Polri Hingga Tahap Akhir sebagai Dokter dan Operator IT

20 hari lalu

Tiga peserta difabel berhasil lolos pada rekrutmen Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS). Istimewa
Dua Peserta Difabel Lolos Tes SIPSS Polri Hingga Tahap Akhir sebagai Dokter dan Operator IT

Dua peserta difabel lolos SIPSS Polri sebagai dokter dan operator IT. Ini syarat mendaftar SIPSS Polri.


Polri Terima Dua Personel Disabilitas Jalur Rekrutmen SIPSS, Ini Penjelasannya

22 hari lalu

Asisten SDM Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo (kedua dari kiri) berfoto bersama peserta disabilitas yang lolos seleksi SIPSS 2024, Minggu 25 Februari 2024. (ANTARA/HO-Divisi Humas Polri)
Polri Terima Dua Personel Disabilitas Jalur Rekrutmen SIPSS, Ini Penjelasannya

Dedi Prasetyo mengatakan Polri memperlakukan siswa difabel dan reguler setara.


Gojek Sebut Pesan Viral soal Penodongan Penumpang Whoosh oleh Driver Gocar Hoax

26 hari lalu

Perusahaan transportasi daring Gojek mengenalkan layanan terbarunya, GoCar Luxe. Kredit: Tim Komunikasi Gojek
Gojek Sebut Pesan Viral soal Penodongan Penumpang Whoosh oleh Driver Gocar Hoax

Gojek buka suara soal beredarnya kabar penodongan terhadap penumpang Whoosh oleh pengemudi (driver) GoCar. Informasi tentang penodongan di sekitar Stasiun Tegalluar itu tersebar melalui pesan teks di aplikasi WhatsApp.


Sopir Bajaj Pengeroyok Juru Parkir di Kemayoran Diancam Penjara 5 Tahun dan 6 Bulan

28 hari lalu

Kapolsek Kemayoran Komisaris Arnold Julius Simanjuntak saat ungkap kasus keributan antara supir bajaj dan juru parkir di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Polisi berhasil menangkap ketiga tersangka yang mengeroyok dua juru parkir, Selasa, 20 Februari 2024. Tempo/Novali Panji
Sopir Bajaj Pengeroyok Juru Parkir di Kemayoran Diancam Penjara 5 Tahun dan 6 Bulan

Sopir bajaj pelaku pengeroyokan terhadap juru parkir di Kemayoran diancam penjara 5 tahun dan 6 bulan.


Pemilu 2024, Banyak Difabel Tak Dapat Mengakses TPS dan Kertas Suara Dibatasi

31 hari lalu

Penyandang disabilitas melakukan pencoblosan. Foto: Istimewa.
Pemilu 2024, Banyak Difabel Tak Dapat Mengakses TPS dan Kertas Suara Dibatasi

Catatan penyelenggaraan Pemilu 2024, banyak difabel tidak bisa menggunakan hak suaranya karena mendapatkan kertas suara terbatas.


Cerita Penyandang Disabilitas Tak Bisa Nyoblos Pemilu 2024 di TPS Wyata Guna Bandung

33 hari lalu

Pemilih tunanetra dibantu pendamping melakukan pencoblosan surat suara pada pelaksanaan Pemilu 2024 di TPS 014 Panti Sosial Bina Netra dan Tuna Rungu Cahaya Batin, Jakarta, Rabu 14 Februari 2024. Sebanyak 25 pemilih tunanetra di TPS tersebut memberikan hak pilihnya dengan bantuan pendamping saat mencoblos. TEMPO/Tony Hartawan
Cerita Penyandang Disabilitas Tak Bisa Nyoblos Pemilu 2024 di TPS Wyata Guna Bandung

Dari total pemilih terdaftar 287 orang di TPS Sentra Wyata Guna, sebanyak 41 orang diantaranya disabilitas netra dan ODGJ.


Grab Indonesia Bantah Rumor Merger dengan GoTo

34 hari lalu

Pengemudi ojek online  berorasi saat aksi demo di depan kantor Grab di Bandung, Jawa Barat, 22 Januari 2024. Mereka mengajukan 10 tuntutan terkait aturan Grab yang dianggap sangat merugikan pengemudi ojol. TEMPO/Prima mulia
Grab Indonesia Bantah Rumor Merger dengan GoTo

Senada dengan pernyataan GoTo sebelumnya, Grab Indonesia turut menepis isu kemungkinan merger kedua perusahaan.