TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat memantau akun media sosial sejumlah penyandang disabilitas menyusul kebijakan pemberian tunjangan sosial.
Baca: 6 Presiden Amerika yang Ternyata Difabel, Bill Clinton Termasuk
Seorang sumber di lembaga jaminan sosial mengungkapkan kepada harian Times, bahwa Presiden Donald Trump memerintahkan anak buahnya untuk memata-matai akun media sosial Twitter dan Facebook milik penyandang disabilitas yang bakal menerima tunjangan tersebut.
Pengawasan ini, menurut dia, sebagai bentuk pengawasan pemerintah dalam memonitor calon penerima tunjangan. "Sebab pada beberapa kasus, calon penerima tunjangan tidak benar-benar mengalami disabilitas," ujar sumber tadi seperti dikutip Huftington Post, Senin 11 Maret 2019. Lebih dari 10 juta penduduk difabel di Amerika Serikat menerima tunjangan sosial senilai US$ 11 miliar atau sekitar Rp 154,8 triliun. Pemberian tunjangan dilakukan melalui mekanisme pengembalian pajak.
Pengawasan pemberian tunjangan sosial ini dilakukan setelah pemerintah Amerika Serikat menemukan adanya kebocoran. Sebanyak 29 persen dana yang digelontorkan tidak tepat sasaran. Banyak calon penerima tunjangan ternyata tidak mengalami disabilitas.
Adapun sejumlah anggota legislatif terus mengetatkan aturan mengenai pembagian tunjangan disabilitas. Salah satunya dengan kewajiban menyertakan surat keterangan dokter yang menyatakan kondisi disabilitas seseorang.
Baca juga: Kisah Robert Kubica, Pembalap Penyandang Disabilitas di Formula 1
Kebijakan pengawasan akun media sosial penyandang disabilitas ini menuai kritik. Masyarakat berpendapat media sosial tidak bisa menggambarkan kondisi sebenarnya dari penyandang disabilitas. Contoh, kondisi disabilitas mental dan intelektual mustahil dapat dinilai dari konten unggahan di media sosial.
