TEMPO.CO, Jakarta - 40 Penyandang Disabilitas terdaftar sebagai calon legislatif di Pemilu 2019. 40 Penyandang Disabilitas ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dengan berbagai ragam disabilitas.
Baca: Difabel Ini Menulis Buku Autobiografinya Dengan Hidung
"Mereka semua hebat dan berprestasi, jumlah ini yang baru terlaporkan pada PPUA, dan rata-rata para caleg disabilitas ini adalah aktivis," ujar Ketua Penyelenggara Pemilihan Umum Akses, Ariani Soekarwo, saat dihubungi Tempo, Senin 4 Maret 2019.
Sejumlah caleg dengan disabilitas ini memiliki berbagai macam profesi dan latar belakang pendidikan yang tinggi. Ariani mencontohkan, salah satu Tunanetra total yang menjadi caleg adalah pemilik pesantren di Kalimantan Barat.
Selain Tunanetra, caleg dengan disabilitas juga banyak yang berasal dari pengguna kursi roda. Salah satunya bahkan pernah menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Timur. "Sedangkan yang mantan Ketua KPU wilayah itu mencalonkan diri di Dapil I Sleman," ujar Ariyani.
Selain latar belakang yang beragam, para caleg disabilitas ini juga didukung dari partai politik yang beragam. Partai politik yang banyak mengusung caleg dengan disabilitas antara lain PSI, Nasdem dan Perindo. Daerah yang paling banyak mengikutsertakan penyandang disabilitas sebagai caleg adalah Sulawesi, Yogyakarta, dan Jawa Barat. "Meski begitu ada yang dari Aceh dan Papua. Hasil data terbaru ada yang mencalonkan diri dari wilayah Bogor," ujar Ariani.
PPUA melakukan penyisiran data mengenai para caleg disabilitas ini sejak Agustus 2018. Jaringan ini dikembangkan antar organisasi penyandang disabilitas yang melaporkan ke PPUA. Selain itu, inklusifitas di bidang politik yang sudah mulai disadari parpol ikut berkontribusi pada keterwakilan difabel di bursa caleg. "Parpol parpol itu sudah mulai bagus dan mau mengakomodasi hak politik para penyandang disabilitas," ujar Ariani.
Baca: Perusahaan Masih Enggan Menerima Pekerja Disabilitas, Ada Apa?
Jumlah penyandang disabilitas di Indonesia yang berhasil didata satuan kerja BPS hingga tahun 2017 kurang lebih sekitar 21 juta jiwa. Jumlah ini belum termasuk penyandang disabilitas yang tidak dilaporkan keberadaannya dan tidak terlihat secara fisik.