TEMPO.CO, Jakarta - Laporan komite gabungan parlemen tentang Skema Asuransi Disabilitas Nasional (NDIS) Australia memperkirakan kebutuhan sekitar 83 ribu pekerja pendamping penyandang disabilitas. Keberadaan mereka sebagai perhubung atau mengisi kesenjangan dalam sistem layanan kesehatan berbasis rumah bagi difabel dan manula pada 2024.
"Masih belum jelas dari mana para pekerja itu berasal," kata Kevin Andrews, anggota parlemen Australia dari Partai Liberal yang memimpin komite NDIS seperti yang dikutip dari ABCNews, Selasa 12 April 2022. Menurut Andrews, peluncuran NDIS menyebabkan peningkatan yang signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pendamping.
Permintaan tersebut tidak hanya di bidang kesehatan, melainkan juga perawatan disabilitas. "Salah satu tantangan saat ini adalah kebutuhan layanan perawatan lansia meningkat seiring dengan populasi yang menua," ujarnya. Kemudian kebutuhan terhadap layanan bagi penyandang disabilitas juga bertambah dan berpotensi terjadi persilangan di antara kedua sektor tersebut.
Survei Dewan Serikat Pekerja Australia menemukan sepertiga pekerja berencana bekerja di luar negeri tahun depan. Menanggapi kesulitan ini, NDIS berencana mengadakan pelatihan sesuai jalur pekerjaan yang dibutuhkan. Meski begitu, penyediaan tenaga perawat dan pendamping difabel dan lansia tidak semudah yang diperkirakan. Musababnya, kata Andrews, sering terjadi ketidakcocokan antara tenaga kerja dengan pihak yang didampingi.
"Ada yang membutuhkan pendamping atau perawat sepanjang hari selama tujuh hari seminggu penuh, tetapi ada juga yang hanya butuh satu atau dua jam setiap hari," katanya. Perbedaan karakteristik pengguna layanan pendamping dan perawat untuk difabel dan lansia ini membutuhkan identifikasi yang detail.
Chief Executive Officer National Disability Services Australia, Laurie Leigh berharap ada perubahan sistemik dan upaya bersama untuk menarik dan mempertahankan pekerja ke sektor ini. "Kekurangan pekerja di bidang ini karena terjadi peningkatan kinerja NDIS dan sistem yang dianggap baik atau bermanfaat untuk masyarakat," katanya.
Menurut Leigh, salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja perawat dan pendamping difabel dan lansia adalah meningkatkan upah dan kesejahteraan mereka. Pemerintah bersama pihak terkait juga perlu memberikan pendampingan, pelatihan, dan peningkatan kapasitas bagi mereka.
Yang tak kalah penting, Leigh melanjutkan, pemerintah perlu menerbitkan kebijakan tentang peralihan jenis pekerjaan untuk memudahkan migrasi pekerja ke sektor ini. Dia memperkirakan kondisi akan semakin buruk jika kebutuhan perawat dan pendamping untuk penyandang disabilitas dan lansia tak segera teratasi sampai musim dingin berikutnya dan kasus Covid-19 meningkat.
Baca juga:
Ketahui Berbagai Fasilitas Terakses bagi Penyandang Disabilitas di Tanah Suci
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.