Reti Ainur Rohmah
Survivor kanker tulang dan pengusaha salon online
Reti Ainur Rohmah mengalami disabilitas karena kecelakaan saat duduk di kelas dua SMA. Penanganan luka akibat kecelakaan membuat kondisinya kian parah. Perempuan yang tinggal di Desa Pulau Jambu, Kabupaten Kampar, Kecamatan Kampar, Propinsi Riau, itu awalnya mengandalkan pengobatan tradisional. Orang-orang di kampungnya menyebut dia mengalami "patah tebu" di paha kiri. Pengobatan yang keliru mengakibatkan kaki Reti membengkak dan sakit luar biasa.
Dia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad, Pekanbaru, Riau. Dokter mendiagnosis Reti mengalami kanker tulang (oteosarcoma) stadium 4c. Dia dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta pada Februari 2017, dan sebulan kemudian kaki kirinya harus diamputasi.
Sejak itu keseharian Reti tak lagi seperti dulu. Dia harus menjalani kemoterapi supaya sel kanker tak menyebar ke bagian tubuh lain. Selama lima tahun Reti harus kontrol ke rumah sakit setiap enam bulan. Reti menjadi gadis yang pemalu. Dia terpuruk dan mengkhawatirkan masa depannya dengan kondisi satu kaki. Keluarga selalu membesarkan hatinya, memberi semangat, dan membuka peluang untuk terhubung dengan orang lain.
Reti mengikuti kegiatan dari organisasi Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) dan pelatihan untuk difabel di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial Rumbai. Salah satu pelatihan yang dia tekuni adalah kursus kecantikan dan makeup pengantin. Selama lima tahun menimba ilmu, Reti mendapat bekal sebuah gunting rambut, sebuah sisir, dan tiga buah handuk kecil.
Reti Ainur Rohmah, survivor kanker tulang dan pengusaha salon online. Dok. Laporan Program Go Digital Asean di Indonesia
Hanya saja, bukan hal yang mudah bagi Reti untuk membuka usaha. Dia harus berjuang melawan rasa malu, menumbuhkan keberanian, percaya diri, dan membuktikan kalau dia dapat bekerja dengan baik. Seorang teman SMA Reti yang juga relawan desa, Chelsi Sucitra mengajaknya mengikuti pelatihan yang masuk dalam program Go Digital Asean. Dalam pelatihan itu, Reti belajar memanfaatkan berbagai fitur di Facebook, Instagram, dan Whatsapp, mengenal marketplace, seperti Shopee, Tokopedia, hingga cara membubuhkan tanda tangan digital.
Berbekal pengetahuan dari pelatihan tadi, Reti mulai mempromosikan salon online lewat media sosialnya. Di situ, dia menawarkan berbagai paket perawatan kecantikan untuk wajah dan rambut, seperti creambath, facial, dan totok wajah. Rentang tarif setiap layanan mulai Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu. Sekarang, dalam seminggu biasanya Reti melayani tiga sampai lima pelanggan. Untuk menjangkau konsumen, Reti meminta adiknya mengantarkan. "Tetaplah tersenyum dengan segala keterbatasan dan bersyukur atas segala nikmat-Nya," kata Reti.