Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berbagai Tantangan yang Dialami Penyandang Disabilitas Ketika Berkencan

image-gnews
Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. REUTERS | Rafael Marchante
Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. REUTERS | Rafael Marchante
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berkencan bagi orang pada umumnya adalah sebuah proses yang mendebarkan. Bersedia melakukan apapun demi merebut hatinya. Namun bagi penyandang disabilitas, urusan berkencan bukan hanya demi merebut hati kekasih, tetapi juga orang-orang di sekitar. Tantangannya berlipat ganda.

Pengusaha yang juga aktivis hak penyandang disabilitas di India, Nipun Malhotra mengatakan, sebagian besar penyandang disabilitas yang berkencan di perkotaan menghadapi berbagai tantangan. "Mulai dari menemukan individu yang berpikiran sama, membangun hubungan, diskusi mendalam, sampai mencari tempat yang terakses sekaligus unik untuk berkencan," ujar Nipun Malhotra seperti yang dikutip dari laman Livemint pada Senin, 18 Oktober 2021.

Proses berkencan juga tidak selalu berlangsung di antara sesama penyandang disabilitas. Difabel harus mempertimbangkan apakah calon kekasihnya itu memiliki sudut pandang terbuka, tinggal di lingkungan inklusif, dan sebagainya. Hal ini menjadi penting supaya penyandang disabilitas bisa mengambil ancang-ancang apabila keluarga kekasih menolaknya, seperti yang banyak terjadi.

Pendiri radio komunitas tunanetra di India, Danish Mahajan mengatakan, setelah proses berkencan lancar, tahap berikutnya yang juga tidak mudah bagi seorang atau pasangan dengan disabilitas persiapan menuju pernikahan. Setiap difabel memiliki pengalaman yang berbeda dalam proses ini.

Di India misalkan, posisi penyandang disabilitas perempuan dinomorduakan karena kentalnya budaya patriarki. Mereka rentan terlecehkan ketika mencoba berkencan. Sebuah catatan yang dipublikasikan oleh lembaga swadaya masyarakat yang memberdayakan perempuan disabilitas di Delhi, Silver Linings, menunjukkan, banyak perempuan difabel yang dilarang berkencan oleh keluarganya.

Lantaran dilarang berkencan, mereka seperti terputus dengan dunia luar. Banyak dari perempuan difabel ini yang kemudian bingung ketika harus menjalin hubungan dengan orang lain, yang berujung pada pernikahan. Pada akhirnya, mereka terpaksa menerima keputusan orang tua atau orang yang berkuasa dengan dijodohkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondisi paling mengenaskan ketika para perempuan disabilitas ini dilarang keluar rumah bahkan untuk sekolah dan bekerja. Mereka sama sekali tak punya pengetahuan dan gambaran sebagai bekal dalam membangun hubungan dengan lawan jenis. Akibatnya, tak sedikit perempuan difabel yang menjadi korban pelecehan seksual, pemerkosaan, hingga kekerasan fisik saat berinteraksi dengan lawan jenis.

"Kelompok perempuan disabilitas ini kehilangan kontak dengan dunia luar," kata Preeti Monga, penyintas di LSM Silver Linings. Padahal di dalam diri, mereka juga ingin mengenal tubuhnya secara seksual dan seperti apa relasi yang sehat dengan orang orang lain. "Parahnya, setelah mengalami kekerasan, mereka malah tidak diakui oleh keluarganya."

LIVEMINT | REUTERS

Baca juga:
Sikap Keluarga Difabel Menentukan Sukses Tidaknya Percepatan Vaksinasi Covid-19

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

3 jam lalu

PT Blue Bird Tbk menggelar peluncuran Lifecare Taxi di Jalan Selatan, Kamis, 25 April 2024. Taksi yang diluncurkan Bluebird itu ditujukan untuk pengguna penyandang disabilitas dan lansia. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.


Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

2 hari lalu

Karakter Disney menyambut para pengunjung yang datang ke Disneyland Shanghai di Shanghai, Cina, 11 Mei 2020. Untuk menikmati beragam wahana, pengujung harus menjalani prosedur kesehatan dan keselamatan yang ditingkatkan. REUTERS/Aly Song
Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

Perubahan layanan itu mengundang reaksi dari penggemar Disney dan pengguna layanan sebelumnya


5 Hal yang Diperhatikan Calon Pasangan saat Kencan Pertama

4 hari lalu

Ilustrasi kencan (pixabay.com)
5 Hal yang Diperhatikan Calon Pasangan saat Kencan Pertama

Pakar hubungan menyebutkan hal-hal yang lebih perlu dipikirkan saat kencan pertama demi kelanjutan yang lebih diharapkan dengan calon pasangan.


Ide Kencan dengan Pasangan Introvert, Tenang dan Penuh Keakraban

14 hari lalu

Ilustrasi pasangan kencan. Foto: Unsplash.com/Nathan Dumlao
Ide Kencan dengan Pasangan Introvert, Tenang dan Penuh Keakraban

Tak seperti orang ekstrovert yang bisa kencan di mana pun, pasangan introvert lebih suka tempat yang tenang dan jauh dari keramaian. Berikut idenya.


Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

18 hari lalu

Yesi Purnomowati, 48 tahun, peserta Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) 2024 pada Minggu, 7 April 2024. Sumber: Suci Sekar | TEMPO
Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

Kementerian Perhubungan dan BSI memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mudik dengan nyaman.


Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

21 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.


Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

22 hari lalu

Seorang pengunjung melihat sejumlah lukisan karya penyandang autisme saat pameran karya seni Art for Autism di Atrium Grand City, Surabaya, Selasa (2/4). Pameran untuk memperingati Hari Autisme Sedunia  ini sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap penyandang autisme dan juga sebagai kampanye menolak diskriminasi terhadap penyandang autisme. TEMPO/Fully Syafi
Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April untuk meningkatkan kesadaran tentang Gangguan Spektrum Autisme (ASD)


Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

31 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono usai meninjau Instalasi Jaringan Distribusi Air PAM di Kelurahan Kebon Kosong di Jl. Kemayoran Gempol RW.04 Kel. Kebon Kosong, Selasa, 24 November 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Purnomo mengajak penyandang disabilitas ngabuburit naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta


BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

34 hari lalu

Ilustrasi lowongan pekerjaan. ANTARA/R. Rekotomo
BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

Rrekrutmen Bersama BUMN (RBB) dimulai Sabtu, 23 Maret 2024. BUMN menyediakan 688 lapangan pekerjaan dengan 1.830 posisi.


Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

49 hari lalu

Raditya Arief. Ui.ac.id
Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

Raditya terlahir tunanetra. Bagaimana dia kemudian bisa masuk UI dan lulus cum laude?