Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyandang Disabilitas Lebih Membutuhkan Bansos Tunai ketimbang Bansos Sembako

Menteri Sosial Tri Rismaharini (kedua kanan) berbincang dengan penyandang disabilitas saat kegiatan kunjungan di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof. Soeharso, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Jumat 29 Januari 2021. Menko PMK bersama Mensos dalam kunjungannya di Solo meninjau sejumlah penyaluran bantuan sosial tunai dan mengunjungi Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof. Soeharso. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kedua kanan) berbincang dengan penyandang disabilitas saat kegiatan kunjungan di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof. Soeharso, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Jumat 29 Januari 2021. Menko PMK bersama Mensos dalam kunjungannya di Solo meninjau sejumlah penyaluran bantuan sosial tunai dan mengunjungi Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof. Soeharso. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Studi organisasi masyarakat sipil Mahkota dan Kompak menunjukkan jaminan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas selama pandemi Covid-19 yang paling relevan adalah bantuan sosial atau bansos berbentuk tunai. Sementara bansos lain kurang terserap karena kerentanan penyandang disabilitas.

Peneliti dari jaringan organisasi penyandang disabilitas untuk respons Covid-19, Mahkota, Sinta Satriana menyampaikan salah satu sebab bansos non-tunai tidak sampai kepada penyandang disabilitas. "Karena pendistribusian didrop di satu tempat yang sulit terakses penyandang disabilitas, maka mereka tidak mengambil bansos," kata Sinta dalam webinar "Diseminasi Hasil Studi Dampak Covid-19 terhadap Penyandang Disabilitas di Indonesia" pada Kamis, 12 Agustus 2021.

Menurut penelitian yang berlangsung di tujuh provinsi di Indonesia ini, bantuan yang paling banyak terserap adalah subsidi listrik, bantuan sosial tunai, bantuan sosial dana desa, dan bantuan langsung tunai. Responden penyandang disabilitas menganggap bansos tunai yang paling relevan.

"Dengan bantuan berbentuk tunai melalui rekening atau PT Pos Indonesia, penyandang disabilitas tidak perlu melakukan mobilitas yang biasanya menjadi tantangan utama dalam mengakses bantuan jaminan perlindungan sosial," kata Sinta. Selain lebih relevan, bansos tunai lebih fleksibel dalam penggunaannya.
Melalui bantuan tunai, penyandang disabilitas dapat memenuhi kebutuhan pokok selama masa pandemi sekaligus menutup kebutuhan lain, seperti kebutuhan mengakses layanan kesehatan yang umumnya lebih mahal.

Kalau pemerintah memberikan bansos berupa makanan misalkan, Sinta melanjutkan, belum tentu difabel yang menerima dapat mengkonsumsi makanan tersebut. Musababnya, ada penyandang disabilitas yang harus mendapat asupan makanan khusus karena kondisi fisik dan kesehatannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Riset daring pada April 2020 itu melibatkan 1.684 responden difabel di Aceh, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, dan Sulawesi Selatan. Penelitian hasil kolaborasi organisasi penyandang disabilitas seluruh Indonesia ini didukung oleh pemerintah Australia melalui program Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ 2) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Sinta berharap riset tersebut dapat menjadi pedoman dalam menyusun kebijakan yang inklusif.

Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Bappenas, Maliki mengatakan ada dua hal yang menjadi sorotan kepada penyandang disabilitas di masa pandemi Covid-19. Pertama, bagaimana pandemi telah mengubah banyak sendi kehidupan, termasuk difabel. Kedua, terdapat paradigma baru, di mana penyandang disabilitas menjadi komponen utama pembangunan. "Mudah mudahan Bappenas dapat merespons dengan baik terhadap kehijakan yang berpihak kepada penyandang disabilitas," ujar Maliki.

Baca juga:
Jaringan Organisasi Penyandang Disabilitas Temukan Dugaan Penyimpangan Bansos

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Sempat Vakum Akibat Pandemi, Event Internasional Bajafash di Batam Kembali Digelar

50 menit lalu

Penampilan salah satu group band jazz yang ada di Batam. TEMPO/ Yogi Eka Sahputra
Sempat Vakum Akibat Pandemi, Event Internasional Bajafash di Batam Kembali Digelar

Seperti Bajafash tahun-tahun sebelumnya, sejumlah musisi jazz akan mengguncang Batam pada pertengahan tahun itu.


Beda Data Angka Kemiskinan Ekstrem RI dan Bank Dunia, Ekonom: 0 Persen pada 2024 Tidak Mudah

2 jam lalu

Aktivitas warga yang tinggal di pemukiman padat pinggiran kali kawasan Kebon Kacang, Jakarta, Selasa, 30 Mei 2023. Pada 30 Mei 2023, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia semakin menurun setelah masa pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak orang yang kehilangan pekerjaan. TEMPO/Tony Hartawan
Beda Data Angka Kemiskinan Ekstrem RI dan Bank Dunia, Ekonom: 0 Persen pada 2024 Tidak Mudah

Direktur IDEAS Yusuf Wibisono menilai pemerintah resisten dengan usulan Bank Dunia mengevalasi batas ukuran angka kemiskinan. Kenapa?


Target Kemiskinan Ekstrem 0 Persen pada 2024, Ekonom Singgung Kritik dari Bank Dunia

4 jam lalu

Ilustrasi Kemiskinan Jakarta. Ed Wray/Getty Images
Target Kemiskinan Ekstrem 0 Persen pada 2024, Ekonom Singgung Kritik dari Bank Dunia

Direktur IDEAS Yusuf Wibisono menanggapi pemerintah yang tetap menargetkan kemiskinan ekstrem 0 persen pada 2024 dengan menyinggung kritik Bank Dunia.


Pemerintah Yakin Kemiskinan Ekstrem 0 Persen pada 2024, Ekonom Bilang Mundur 5-8 Tahun Lagi

5 jam lalu

Ilustrasi Kemiskinan Jakarta. Ed Wray/Getty Images
Pemerintah Yakin Kemiskinan Ekstrem 0 Persen pada 2024, Ekonom Bilang Mundur 5-8 Tahun Lagi

Sri Mulyani mengatakan bahwa penurunan kemiskinan ekstrem mencapai 0 persen akan diupayakan pada 2024.


Pendapatan per Kapita RI Hampir Disalip Vietnam, Ini Target Kepala Bappenas 5 Tahun ke Depan

1 hari lalu

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat memberikan sambutan dan mengucapkan selamat kepada para pemenang SDGs Action Awards dan I-SIM for Cities dalam acara SDGs Annual Conference  di Hotel Sultan Jakarta, Kamis, 1 Desember 2022. Dok. Bappenas
Pendapatan per Kapita RI Hampir Disalip Vietnam, Ini Target Kepala Bappenas 5 Tahun ke Depan

Bappenas menyebut pada 1990, pendapatan per kapita Indonesia lima kali Vietnam, tapi sekarang hanya 1,1 kali dari negara ibu kota Hanoi itu.


Kepala Bappenas Beberkan Strategi Pengentasan Kemiskinan 2025-2045: Pendekatannya Akan Berbeda

1 hari lalu

Aktivitas warga yang tinggal di pemukiman padat pinggiran kali kawasan Kebon Kacang, Jakarta, Selasa, 30 Mei 2023. Pada 30 Mei 2023, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia semakin menurun setelah masa pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak orang yang kehilangan pekerjaan. TEMPO/Tony Hartawan
Kepala Bappenas Beberkan Strategi Pengentasan Kemiskinan 2025-2045: Pendekatannya Akan Berbeda

Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan, selain kemiskinan ekstrem, di Indonesia juga ada kemiskinan lain yakni kemiskinan desil satu dan desil dua.


Yakin HUT RI 2024 Dirayakan di IKN, Kepala Bappenas: Pembangunan Sudah 29 Persen

2 hari lalu

Suasana proyek pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 30 Mei 2023. Progres pembangunan IKN Nusantara secara keseluruhan hingga saat ini telah mencapai 29,45 persen. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Yakin HUT RI 2024 Dirayakan di IKN, Kepala Bappenas: Pembangunan Sudah 29 Persen

Kepala Bappenas Suharso Monoarfa optimistis bahwa peringatan HUT RI tahun 2024 dirayakan di IKN.


Kepala Bappenas Cerita Pendapatan per Kapita RI Pernah Lampaui Cina, Lalu Tertinggal Jauh

2 hari lalu

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas), Suharso Monoarfa, usai acara Diseminasi Hasil Program ARISE+ Indonesia di Jakarta pada Rabu, 17 Mei 2023. Tempo/Amelia Rahima Sari.
Kepala Bappenas Cerita Pendapatan per Kapita RI Pernah Lampaui Cina, Lalu Tertinggal Jauh

Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menceritakan bahwa Indonesia pernah melampaui Cina soal pendapatan per kapita, lalu tertinggal jauh hingga sekarang.


4 Tahapan Industrialisasi yang Harus Ditempuh Agari RI jadi Negara Berpendapatan Tinggi, Apa Saja?

2 hari lalu

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat menjelaskan soal HGU hingga 190 tahun untuk para investor di IKN saat ditemui di kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Maret 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
4 Tahapan Industrialisasi yang Harus Ditempuh Agari RI jadi Negara Berpendapatan Tinggi, Apa Saja?

Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membeberkan sedikitnya ada empat tahap industrialisasi Indonesia untuk menjadi negara berpendapatan tinggi.


Pemerintah Tetapkan 5 Industri Prioritas dalam RPJPN 2025-2045, Apa Saja?

2 hari lalu

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas), Suharso Monoarfa, usai acara Diseminasi Hasil Program ARISE+ Indonesia di Jakarta pada Rabu, 17 Mei 2023. Tempo/Amelia Rahima Sari.
Pemerintah Tetapkan 5 Industri Prioritas dalam RPJPN 2025-2045, Apa Saja?

Pemerintah menetapkan lima sektor industri prioritas untuk menjawab tantangan industri dan ekonomi.