Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perlindungan Berlebihan Tak Baik untuk Perkembangan Mental Anak Disabilitas

Ilustrasi difabel. Shutterstock
Ilustrasi difabel. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perlindungan berlebihan kepada anak berkebutuhan khusus atau anak disabilitas dapat mempengaruhi perkembangan mentalnya. Perlindungan yang berlebihan dapat mengakibatkan anak mengalami sindrom inferior kompleks atau Inferiority Complex Syndrome.

"Meski mengatasnamakan perlindungan terhadap anak, proteksi yang cenderung berlebihan dan tidak membiarkan anak berbaur dengan orang lain dari kelompok non-disabilitas dapat mempengaruhi mentalnya," kata Prashant Agarwal, The President of Narayan Seva Sansthan, organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan mental anak berkebutuhan khusus di India, seperti dikutip dari Times of India, Rabu 7 Juli 2021.

American Psychological Association mendefinisikan sindrom inferior kompleks sebagai perasaan tidak setara dan tidak nyaman dalam situasi apapun yang disebabkan kurangnya aktualisasi diri, citra diri dan defisiensi psikologis. Istilah sindrom inferior kompleks pertama kali dipopulerkan tahun 1907 oleh seorang psikolog analis, Alfred Adler.

Perlindungan yang berlebihan, menurut Prashant Agarwal, dapat memberikan beban mental berlipat bagi anak berkebutuhan khusus karena sering diperlakukan berbeda dengan anak lain. Kondisi menjadi lebih parah karena perlakuan berbeda ini justru diterima anak dari orang tua atau orang terdekat.

Agarwal mencontohkan salah satu bentuk perlindungan berlebihan adalah memperlakukan anak secara berbeda di tempat umum, seperti sekolah, sarana bermain, dan ruang publik lainnya. "Sindrom inferior kompleks yang disebabkan proteksi berlebihan dapat membuat anak dengan disabilitas menjadi kurang aktif, kehilangan kesempatan dalam memperoleh pendidikan yang dicita-citakan, dan beban sosial berkali lipat yang dapat terbawa hingga dewasa," kata dia.

Seorang penyandang disabilitas yang menerapkan independent living, Faisal Rusydi mengatakan, sindrom inferior kompleks dapat muncul lantaran sedari kecil penyandang disabilitas sering 'dipaksa' menerima konsep keberadaan dirinya dapat menyusahkan orang lain. Faisal mencontohkan, saat anak berkebutuhan khusus harus menjalani terapi, mereka kerap menerima semuanya begitu saja, tanpa ada kesempatan memilih atau memutuskan sesuatu sesuai kehendak pribadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Anak tidak mendapatkan kebebasan untuk menentukan pengobatan yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang dia rasakan," kata Faisal Rusydi yang juga pendiri komunitas kajian aksesibilitas, Jakarta Barrier Free Tourism atau JBFT. "Seperti saat kecil dulu, beberapa anak dengan Cerebral Palsy, termasuk saya, yang tidak ingin menjalani operasi pelurusan anggota tubuh sering ditekankan, "bila tidak ingin diluruskan kakinya, nanti kamu dapat menusahkan orang lain"."

Perlindungan berlebihan lainnya yang sering terjadi adalah mengambil alih tindakan yang sebenarnya dapat dilakukan oleh anak berkebutuhan khusus. Perlakuan ini dapat menggerus determinasi diri atau keputusan mandiri yang dibuat anak atas dirinya. Menurut Agarwal, perlakuan tersebut dapat mengakibatkan anak disabilitas pada akhirnya benar-benar meyakini dia tidak bisa berbuat apa-apa yang dilakukan anak pada umumnya.

TIMES OF INDIA | AMERICAN PSYCHOLOGICAL ASSOSCIATION | BILIC

Baca juga:
Seperti Ini Konsep Independent Living bagi Penyandang Disabilitas di Indonesia

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Terjebak Perang, Ratusan Anak Sudan Dievakuasi dari Panti Asuhan

1 hari lalu

Seorang pekerja dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menggendong anak-anak selama evakuasi anak-anak dan pengasuh dari Panti Asuhan Mygoma di khartoum, di Wad Madani, Sudan, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 7 Juni 2023. ICRC/Handout via REUTERS
Terjebak Perang, Ratusan Anak Sudan Dievakuasi dari Panti Asuhan

280 anak berusia antara satu bulan sampai 15 tahun harus dievakuasi dari panti asuhan Khartoum, Sudan akibat terjebak perang


Jadi Favorit Jemaah Berbagai Daerah, Masjid UGM Gencarkan Literasi dan Fasilitas Beribadah Bagi Difabel

1 hari lalu

Masjid Kampus UGM. Dok. Istimewa
Jadi Favorit Jemaah Berbagai Daerah, Masjid UGM Gencarkan Literasi dan Fasilitas Beribadah Bagi Difabel

Antusiasme kalangan penyandang disabilitas untuk datang dan beribadah ke masjid kampus itu begitu besar dari waktu ke waktu.


Klasemen Perolehan Medali ASEAN Para Games 2023 Jumat Pagi 9 Juni: Indonesia Sudah Juara Umum, Kumpulkan 153 Emas

1 hari lalu

Sejumlah suporter memberikan dukungan ketika pertandingan tim bola voli Indonesia melawan Thailand pada final voli duduk putra ASEAN Para Games 2023 di Morodok Techo National Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Kamis, 8 Juni 2023. ANTARA/Zabur Karuru
Klasemen Perolehan Medali ASEAN Para Games 2023 Jumat Pagi 9 Juni: Indonesia Sudah Juara Umum, Kumpulkan 153 Emas

Kontingen Indonesia semakin dominan di pucuk klasemen perolehan medali ASEAN Para Games 2023 Kamboja dengan 153 emas.


Menpora Dito Ariotedjo: Indonesia Juara Umum ASEAN Para Games 2023 dan Raih Emas Terbanyak dalam Sejarah

1 hari lalu

Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo memberikan keterangan du areba ASEAN Para Games 2023 di stadion Elephant Hall Morodok Techo Phnom Penh Kamboja, Kamis, 8 Juni 2023. (ANTARA/Aditya Ramadhan)
Menpora Dito Ariotedjo: Indonesia Juara Umum ASEAN Para Games 2023 dan Raih Emas Terbanyak dalam Sejarah

Menpora Dito Ariotedjo mengatakan bahwa Indonesia resmi menjadi juara umum ASEAN Para Games 2023 mencetak sejarah lewat perolehn emas terbanyak.


Tips Mengasah Keterampilan Sosial Anak dari Psikolog

2 hari lalu

Anak-anak kurang mampu mengikuti kegiatan belajar yang diselenggarakan oleh Qahal Ceria di bawah tol Becakayu, Kebon Nanas, Jakarta, Senin 26 September 2022. Qahal Seria terus menjadi inspirasi bagi banyak orang agar semakin banyak yang membantu generasi muda dalam hal pendidikan. TEMPO/Subekti
Tips Mengasah Keterampilan Sosial Anak dari Psikolog

Kepedulian perlu ditanam sejak dini agar anak bisa memiliki keterampilan sosial yang baik di berbagai kondisi sosial.


Tips Tumbuhkan Kepedulian Anak pada Lingkungan Sekitar

2 hari lalu

Ilustrasi anak membersihkan rumah. homeforher.com
Tips Tumbuhkan Kepedulian Anak pada Lingkungan Sekitar

Psikolog membagi cara menumbuhkan kepedulian anak pada lingkungan sekitar sejak dini, begini caranya.


Channing Tatum Ungkap Kegugupan Menjadi Orang Tua Tunggal

3 hari lalu

Channing Tatum mengunggah foto bersama putrinya. Foto: instagram Channing Tatum.
Channing Tatum Ungkap Kegugupan Menjadi Orang Tua Tunggal

Channing Tatum mengungkapkan perjuangannya menjadi orang tua tunggal bagi putrinya yang berusia 9 tahun, Everly, membuatnya gugup.


Kepala BKKBN Sebut Anak Stunting Tak Bisa Jadi TNI dan Polisi, Ini Sebabnya

4 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
Kepala BKKBN Sebut Anak Stunting Tak Bisa Jadi TNI dan Polisi, Ini Sebabnya

Kepala BKKBN menyebut anak stunting memiliki tubuh yang pendek sehingga sulit menjadi TNI dan polisi karena ketentuan tinggi badan untuk mendaftar.


Begini Suasana Pembukaan ASEAN Para Games 2023 Kamboja, Termasuk Defile Kontingen Indonesia

6 hari lalu

Suasana pembukaan ASEAN Para Games 2023 Kamboja di Stadion National Morodok Tekno Phnom Pehn pada Sabtu, 3 Juni 2023. ANTARA/Hendri Sukma Indrawan
Begini Suasana Pembukaan ASEAN Para Games 2023 Kamboja, Termasuk Defile Kontingen Indonesia

Pembukaan ASEAN Para Games 2023 Kamboja berlangsung di Stadion National Morodok Tekno Phnom Pehn, Sabtu, 4 Juni 2023.


Tiap Hari Ikut Kuliah, Anjing Pelayan Disabilitas Dapat Ijazah Bareng Wisuda Tuannya

6 hari lalu

Justin, seekor anjing, diberi ijazah lulus kuliah bersama tuan yang dilayaninya, Grace Mariani, mahasiswa di Universitas Seton Hall, New Jersey, Amerika Serikat. Foto/twitter
Tiap Hari Ikut Kuliah, Anjing Pelayan Disabilitas Dapat Ijazah Bareng Wisuda Tuannya

Universitas menyatakan merayakan dedikasi si anjing yang bukan hanya membantu tuannya, tetapi juga menghadiri semua kelasnya.