Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Deteksi Potensi Menyakiti Diri Sendiri pada Anak, Awas Bisa Berujung Bunuh Diri

image-gnews
Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Potensi menyakiti diri sendiri atau selfharm pada anak dapat muncul sepuluh tahun sebelum mereka mencapai usia remaja atau dewasa. Penelitian terbaru dari University of Cambridge menunjukkan potensi ini dapat terjadi sejak anak berusia lima tahun.

Tim peneliti University of Cambridge menemukan, terdapat dua kelompok anak yang kerap menyakiti diri sendiri. Pertama, kelompok yang memiliki masalah dalam pengendalian emosi, dan kedua, kelompok anak yang berani mengambil risiko di atas anak seumuran mereka.

Penelitian yang bertujuan mengantisipasi dampak resiko kesehatan mental pada anak ini menyatakan satu dari enam anak yang suka menyakiti diri sendiri di umur 14 tahun berpotensi melakukan percobaan bunuh diri di masa depan. "Saat ini, orang tua dan masyarakat baru memahami setelah ada kejadian. Padahal kondisi ini dapat dicegah sejak dini," kata Duncan Astle, salah seorang peneliti dari University of Cambridge, seperti dikutip dari BBC, Selasa 15 Juni 2021.

Astle mengingatkan agar orang tua dan lingkungan sekitar memperhatikan proses tumbuh kembang anak dengan seksama. "Harus ada tindakan antisipasi untuk menghambat potensi terjadinya upaya menyakiti diri sendiri," ucapnya.

Dalam riset ini, para peneliti dari University of Cambridge menggunakan teknologi Artificial Inteligent guna memantau 11 ribu kelahiran generasi milenial di Inggris. Artificial Inteligent mencoba memetakan pola sikap anak-anak yang memiliki kebiasaan menyakiti diri sendiri, termasuk peningkatan resikonya.

Penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Child and Adolescent Psychiatry. Kelompok pertama yang diteliti adalah anak dengan sejarah panjang dalam masalah kesehatan mental, pengendalian emosi, pernah di-bully, dan anak dengan orang tua yang memiliki masalah kesehatan mental.
Faktor risiko tersebut meningkatkan perilaku menyakiti diri sendiri saat remaja hingga 30 sampai 50 persen. "Bahkan pada individu yang sudah berusaha melakukan manajemen dan meregulasi emosi mereka sejak usia lima tahun," kata Astle.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kelompok kedua adalah anak yang tidak memiliki gejala perilaku seperti pada kelompok pertama, namun memiliki karakter berani mengambil risiko untuk anak seusianya. "Berani mengambil risiko yang lebih besar pada anak akan mempengaruhi karakternya sampai dewasa nanti," kata rekan Astle, Stepheni Uh.

Penelitian juga menunjukkan, anak yang kurang tidur dan memiliki kepercayaan diri yang rendah berpotensi besar menyakiti diri sendiri. Meski begitu, para peneliti menyatakan, banyak intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi menyakiti diri sendiri pada anak.

Para peneliti University of Cambridge merekomendasikan program peningkatan kepercayaan diri anak di sekolah dan program pemantauan kebiasaan tidur pada anak. "Kami menyambut baik berbagai bentuk penelitian yang mendukung intervensi dini terhadap masaalah kesehatan mental, terutama pada generasi muda," kata Tom Madders dari The Charity Young Minds, sebuah lembaga yang bergerak dalam isu kesehatan mental anak muda.

Catatan redaksi:
Jika Anda memiliki pemikiran bunuh diri atau mengetahui ada orang yang mencoba bunuh diri, segera hubungi psikolog dan psikiater terdekat. Akses laman www.intothelightid.org/cari untuk mendapatkan layanan kesehatan mental. Pertolongan pertama bagi orang dengan pemikiran bunuh diri juga dapat dibaca di www.intothelightid.org/tolong.

Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri, hubungi Yayasan Pulih di nomor telepon (021) 78842580 atau Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan di nomor telepon (021) 500454, dan LSM Jangan Bunuh Diri di nomor telepon (021) 9696 9293.

Baca juga:
Awas, Korban Body Shaming Bisa Bunuh Diri, Hindari Perilaku Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

11 jam lalu

Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)
Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

Pengaruh media sosial merupakan pemicu remaja rentan terpengaruh hal buruk, selain karena korban pola asuh yang kurang maksimal.


Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

11 jam lalu

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

Psikolog mengatakan persiapan pernikahan dan berkeluarga sebaiknya sudah dipikirkan sejak remaja, ini alasannya.


BNPT Dukung Generasi Muda Jadi Agen Perubahan

20 jam lalu

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Bangbang Surono, saat kegiatan Youth of Indonesia (YoI) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Riau yang dilaksanakan di Anjung Seni Idrus Tintin pada Rabu 11 September 2024. Dok. BNPT
BNPT Dukung Generasi Muda Jadi Agen Perubahan

Peran generasi muda sangat krusial dalam menentukan keberlanjutan bangsa karena mereka memiliki beragam potensi mulai dari kreativitas hingga pelestari budaya.


Dua Remaja Terlibat Tawuran Maut di Palmerah Terancam 12 Tahun Penjara

1 hari lalu

Konferensi pers Polres Metro Jakarta Barat soal kasus tawuran di Palmerah yang sebabkan satu orang tewas, Selasa, 10 September 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Dua Remaja Terlibat Tawuran Maut di Palmerah Terancam 12 Tahun Penjara

Tawuran yang terjadi di Palmerah mengakibatkan seorang remaja tewas akibat luka sayatan benda tajam di bagian leher


Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

2 hari lalu

Ilustrasi pekerja stres. Shutterstock
Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

Rekan kerja yang melihat rekan lain sedang menghadapi masalah berat bisa dibantu dengan mengamati lingkungan sekitar untuk mencegahnya bunuh diri.


Anak Muda di Timor Leste Tanggapi Seruan Paus Fransiskus soal Kekerasan Seksual: Mari Sadar dan Lawan

2 hari lalu

Paus Fransiskus tiba di Timor Leste pada Senin, 9 September 2024. Foto: Tempo/francisca christy rosana.
Anak Muda di Timor Leste Tanggapi Seruan Paus Fransiskus soal Kekerasan Seksual: Mari Sadar dan Lawan

Paus Fransiskus mengatakan anak-anak dan remaja adalah investasi negara yang berharga untuk dilindungi.


Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

2 hari lalu

Ilustrasi anak makan sambil bermain gadget. Kuali.com
Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

Pemerintah Australia akan memperkenalkan undang-undang yang melarang anak-anak menggunakan platform media sosial.


Penyebab Kebanyakan Pelancong Malas Membongkar Koper Sepulang Liburan

2 hari lalu

Ilustrasi perjalanan atau wanita memegang koper. Freepik.com/prostooleh
Penyebab Kebanyakan Pelancong Malas Membongkar Koper Sepulang Liburan

Ada dua tipe orang setelah liburan, yakni mereka yang langsung bongkar koper dan mereka yang suka menundanya. Kelompok terakhir ini lebih banyak.


Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

4 hari lalu

Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

Pada 2023 Pakistan melaporkan enam kasus polio sedangkan pada 2022 angkanya adalah 20 kasus.


Perhatikan Kesehatan Anak untuk Cegah Cacar Monyet

5 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Perhatikan Kesehatan Anak untuk Cegah Cacar Monyet

WHO menyebutkan anak-anak berisiko lebih tinggi terkena cacar monyet, bahkan lebih parah dibanding orang dewasa. Jaga selalu kesehatannya.