Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sarkopenia Memicu Lansia Menjadi Disabilitas

ilustrasi lansia (pixabay.com)
ilustrasi lansia (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu penyebab seorang lansia menjadi disabilitas adalah sarkopenia atau berkurangnya massa otot. Kondisi ini membuat mereka kehilangan fungsi tubuh dan mengalami keterbatasan gerak.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Geriatri di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Lazuardi Dwipa mengatakan, sarkopenia adalah penurunan massa dan kekuatan otot skeletal serta fungsinya. "Salah satunya disebabkan kurang optimalnya penyerapan nutrisi di dalam tubuh," kata Lazuardi Dwipa dalam peringatan Hari Lanjut Usia Nasional atau Hari Lansia Nasional pada Sabtu, 29 Mei 2021.

Lazuardi menjelaskan, sarkopenia ditandai dengan jumlah lemak yang lebih banyak di bawah kulit dibanding jumlah massa otot. Akibatnya, kekuatan otot untuk menopang tubuh berkurang dan tubuh kehilangan beberapa fungsi, salah satunya bergerak atau mobilitas.

Fungsi tubuh yang berkurang tersebut memicu masalah lanjutan pada lansia, berupa keseimbangan. Jika dibiarkan, maka gangguan keseimbangan dapat meningkatkan resiko cedera ketika lansia bermobilitas, bahkan untuk sekadar bergerak di tempat.

Ilustrasi pasangan lansia/kakek-nenek. Freepix.com

Dan lansia yang mengalami cedera tidak mudah pulih, terutama yang memiliki penyakit penyerta, seperti osteoporosis atau pengeroposan tulang dan osteoathritis atau pengeroposan sendi. Sebab itu, sarkopenia punya beberapa derajat keparahan yang dapat mempengaruhi kehidupan lansia secara psikososial.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika lansia mengalami sarkopenia, maka pergerakannya umumnya menggunakan alat bantu, seperti tongkat biasa, cruches (tongkat yang diselipkan pada ketiak), dan kursi roda. Yang paling parah adalah kehilangan fungsi mobilitas sama sekali dan hanya terbaring di tempat tidur.

Lazuardi menambahkan, sarkopenia dapat dicegah dengan memperhatikan pola konsumsi serta memenuhi kebutuhan kalori dan nutrisi. Salah satu cara memeriksa apakah seorang lansia mengalami sarkopenia atau tidak adalah dengan uji genggam tangan dan uji massa otot.

Perhatikan juga bagaimana kebiasaan makan yang berubah karena kesulitan mengunyah, cita rasa makanan yang biasa terasa kurang enak, hingga sulit menelan makanan. Sebab dari masalah makan ini, dokter dapat menakar berapa gizi yang diperlukan dan masuk ke tubuh. Apabila lansia enggan makan karena sulit menelan misalkan, maka dapat mengkonsumsi nutrisi cair dengan kandungan gizi lengkap.

Baca juga:
Protein Memperlambat Disabilitas pada Lansia

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Atlet Indonesia Siap Tempur untuk Torehkan Sejarah dengan Menjadi Juara Umum ASEAN Para Games 2023

5 jam lalu

Atlet National Paralympic Committee (NPC) mengikuti acara Pengukuhan dan Pelepasan Kontingen ASEAN Para Games XII Kamboja 2023 di Balai Kota, Solo, Jawa Tengah, Senin 29 Mei 2023. National Paralympic Committee (NPC) Indonesia mengirimkan 268 atlet dan 154 ofisial untuk 12 cabang olahraga dari 14 cabor yang dipertandingkan pada ASEAN Para Games XII 2023 di Kamboja. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Atlet Indonesia Siap Tempur untuk Torehkan Sejarah dengan Menjadi Juara Umum ASEAN Para Games 2023

Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia Andi Herman mengatakan para atlet Merah Putih siap tempur untuk menghadapi ASEAN Para Games 2023.


Pentingnya Peran Keluarga dalam Mengatasi Depresi Lansia

21 jam lalu

Ilustrasi lansia bersama cucunya. shutterstock.com
Pentingnya Peran Keluarga dalam Mengatasi Depresi Lansia

Psikiater mengingatkan keluarga berperan besar mengatasi depresi di kalangan lanjut usia. Berikut yang perlu dilakukan.


Kunci Sehat Lansia, Latihan Fisik dan Asupan Nutrisi

1 hari lalu

Ilustrasi warga lanjut usia (Lansia) dan kesehatan jasmani. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Kunci Sehat Lansia, Latihan Fisik dan Asupan Nutrisi

Melatih kemampuan otot dan tulang serta mengonsumsi asupan bernutrisi protein whey menjadi kombinasi penting bagi gaya hidup sehat kelompok lansia.


Cegah Kekerasan terhadap Lansia, Pemprov DKI Buka Layanan Konsultasi Psikologi

1 hari lalu

Ilustrasi warga lanjut usia (Lansia) dan kesehatan jasmani. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Cegah Kekerasan terhadap Lansia, Pemprov DKI Buka Layanan Konsultasi Psikologi

Para lansia yang membutuhkan konselor untuk berkeluh kesah soal masalahnya di pusat layanan itu, termasuk lapor tindak kekerasan.


Hari Lanjut Usia Nasional 2023, Mensos Risma Minta agar Tak Menelantarkan Orangtua

1 hari lalu

Mensos Tri Rismaharini resmikan salah satu jembatan gantung yang menjadi program Tagana Kemensos. Foto: Tempo/ Fachri Hamzah.
Hari Lanjut Usia Nasional 2023, Mensos Risma Minta agar Tak Menelantarkan Orangtua

Risma meminta agar para orangtua walau pun mereka sudah lanjut usia, tetap dijaga seperti mereka merawat anaknya diwaktu kecil.


Pentingnya Lansia Aktif Bergerak untuk Cegah Penyakit

1 hari lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Pentingnya Lansia Aktif Bergerak untuk Cegah Penyakit

Kemampuan bergerak merupakan salah satu yang perlu diperhatikan dan dikembangkan dalam kehidupan kelompok lansia untuk mencegah berbagai penyakit.


Psikiater Sebut Kaitan Post Power Syndrome dan Depresi Terselubung pada Lansia

1 hari lalu

ilustrasi lansia (pixabay.com)
Psikiater Sebut Kaitan Post Power Syndrome dan Depresi Terselubung pada Lansia

Psikiater menyebutkan post power syndrome dapat menyebabkan depresi terselubung pada lansia. Ini yang perlu dilakukan.


Hari Lanjut Usia Nasional, Kenali Gejala Depresi Terselubung pada Orang Tua

1 hari lalu

Ilustrasi wanita tersenyum pada orang tua atau lansia di panti jompo. shutterstock.com
Hari Lanjut Usia Nasional, Kenali Gejala Depresi Terselubung pada Orang Tua

Hari Lanjut Usia Nasional, masyarakat diimbau mengenali gejala depresi terselubung pada lansia karena dapat mengurangi penurunan kualitas hidup.


Teknologi Bluetooth Membuat Difabel Ini Berjalan Lagi

3 hari lalu

Neuroscience Research. Foto: Health Innovation Manchester.
Teknologi Bluetooth Membuat Difabel Ini Berjalan Lagi

Gert-Jan Oksam, penyandang difabel keterbatasan gerak dapat berjalan kembali ketika menjalani operasi penanaman implan di batang otaknya.


Mitigasi Perubahan Iklim Jangan Lupakan Penyandang Disabilitas, Ini Keperluan Mereka

4 hari lalu

Sejumlah warga menebang pohon yang tumbang akibat diterjang angin kencang di Kota Kupang, NTT, Senin, 5 April 2021. Badai siklon Seroja diperkirakan akan masih menerjang NTT dan sekitarnya pada Selasa, 6 April 2021. ANTARA/Kornelis Kaha
Mitigasi Perubahan Iklim Jangan Lupakan Penyandang Disabilitas, Ini Keperluan Mereka

Maria Yasinta merupakan salah satu penyandang disabilitas saat badai Seroja melanda NTT pada 2021 yang menyebabkan banjir bandang.