TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 100 ribu penyandang disabilitas di Australia berusaha mendapatkan tunjangan perumahan melalui skema National Disability Insurance atau NDIS. Beberapa kelompok penyandang disabilitas menyatakan skema itu tidak diberikan secara merata.
"Putri saya seorang penyandang disabilitas intelektual sudah lama berjuang untuk mendapatkan tunjangan ini. Namun sampai sekarang sepertinya suaranya tidak didengar," ujar Kaye Russell, orang tua dari Sarah, seorang difabel yang mengajukan tunjangan perumahan sejak beberapa tahun lalu, seperti dikutip dari ABC, Senin 17 Mei 2021.
Kaye Russell menjelaskan, dia sudah memenuhi berbagai syarat mulai dari administratif dan medis untuk putrinya. Dalam keterangan medis disebutkan, putrinya masuk kategori ragam jenis disabilitas yang kompleks dan berat. Namun keterangan tersebut tak cukup membuat Sarah diprioritaskan mendapat tunjangan perumahan melalui NDIS.
Advokat dan Konsultan Perumahan bagi penyandang disabilitas di Australia, Joseph Conellan mengatakan, difabel seperti Sarah tak punya pilihan lain ketika permohonannya soal tunjangan rumah tidak masuk dalam kriteria Specialist Disability Accommodation dalam skema NDIS.
"Ini yang kami sebut sebagai kelompok 94 persen yang tidak masuk kualifikasi Specialist Disability Accommodation dan mereka menyadari adanya keterbatasan informasi, bahkan dalam penyediaan dukungan finansial," ujar Conellan. "Sebaiknya penyandang disabilitas di Australia perlu memikirkan cara lain dan tidak terlalu bergantung pada NDIS mengenai tunjangan kepemilikan rumah ini."
Baca juga:
Conellan menduga NDIS memiliki bingkai persepsi tertentu terhadap individu dan mendahulukan provider yang dapat menghasilkan keuntungan. "Mau tidak mau hal ini harus dihadapi dan merupakan bagian dari puzzle," katanya. Dia menyarankan komunitas difabel mengambil langkah progresif untuk mengantisipasinya.
Alicia Rathbone, Direktur Summer Foundation, yayasan yang meberikan dukungan akomodasi kepada difabel, mengatakan rumitnya prosedur pemberian tunjangan tempat tinggal dari NDIS menjadi masalah terbesar difabel di Australia. "Kebutuhan perumahan bagi kelompok Specialist Disability Accomodation dan yang tidak masuk kelompok itu adalah 50 berbanding 50," ucapnya. Sebab itu, komunitas penyandang disabilitas harus mulai memikirkan bagaimana mewujudkan perumahan di luar kategori Specialist Disability Accomodation.
Menanggapi protes penyandang disabilitas, Juru Bicara NDIS, Linda Reynolds menyatakan, belum meratanya tunjangan perumahan bagi penyandang disabilitas karena ada perubahan dalam peraturan konstruksi nasional.
Perubahan aturan tersebut dilakukan lantaran minimnya penerapan aksesibilitas dalam setiap bangunan yang sudah berdiri di Australia. "Pemerintah sudah menggelontorkan dana sebesar 1,6 miliar dolar Australia (sekitar Rp 17,8 triliun) untuk pembangunan perumahan selama 2021-2022," ujar Reynolds dalam pernyataan resmi.
Baca juga:
Jangan Pernah Minta Model Albino Melakukan Pose Ini