Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketahui 3 Metode Mendeteksi Down Syndrome Sejak dalam Kandungan

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi ibu hamil. (Unsplash/Suhyeon Choi)
Ilustrasi ibu hamil. (Unsplash/Suhyeon Choi)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaDown Syndrome merupakan kondisi kelebihan satu salinan pada urutan pasangan kromosom nomor 21. Sebab itu, Down Syndrome kerap disebut juga dengan Trisomy 21, yang artinya ada tiga kromosom pada pasangan kromosom nomor urut 21.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Ardiansyah Dara mengatakan kondisi Down Syndrome dapat terdeteksi sejak dalam kandungan. "Jadi apakah janin berpotensi mengalami Down Syndrome atau tidak sudah dapat diketahui dari usia kandungan 10 minggu atau 2,5 bulan," kata Ardiansyah dalam diskusi daring bersama Cordlife pada Sabtu, 21 Maret 2021.

Ardiansyah menjelaskan setidaknya ada tiga cara mendeteksi kondisi Down Syndrome sejak dalam kandungan. Berikut ulasannya:

  1. Tes amniocentesis
    Tes ini dilakukan dengan cara megambil cairan ketuban untuk kemudian diteliti demi mengetahui ada tidaknya kelainan kromosom pada calon bayi. Tes ini biasanya diterapkan pada kehamilan berisiko tinggi, misalkan ibu hamil berusia di atas 35 tahun dan memiliki riwayat keluarga -baik dari suami maupun istri, dengan kelainan genetik.

    Prosedur tes amniocentesis dilakukan dengan mengambil sampel cairan ketuban lewat jarum yang disuntikkan ke dalam perut ibu. Cairan ketuban merupakan air yang mengelilingi bayi di dalam rahim. Cairan ini mengandung sel kulit mati bayi, protein, elektrolit, sampai urine bayi.

    Untuk kehamilan tertentu, menurut Ardiansyah, tes amniocentesis berisiko pada ibu dan janin karena memasukkan jarum ke dalam perut. Biasanya dokter yang melakukan prosedur tes amniocentesis menggunakan alat USG untuk membantu menghindari salah suntik dan mendeteksi jarum yang masuk ke dalam perut hingga kandungan.

  2. Tes Ultrasonografi atau USG
    Tes ultrasonografi atau USG juga dapat mendeteksi ada tidaknya potensi Down Syndrome pada janin. Caranya dengan menghitung ketebalan tengkuk janin apakah kurang atau lebih dari 3 milimeter. "Jika lebih dari 3 milimeter, bisa jadi ada potensi Down Syndrome," kata Ardiansyah.

    Iklan
    Scroll Untuk Melanjutkan

    Hanya saja, menurut dia, tingkat akurasi tes USG ini hanya 60 persen. Dan belum tentu alat USG mampu mendeteksi bagian tengkuk janin kemudian menghitung apakah benar ketebalannya kurang atau lebih dari 3 milimeter. "Tes ini membutuhkan ketelitian tinggi dan belum tentu juga bisa terdeteksi dengan baik," ucapnya.

  3. Tes NIPT atau Non Invasive Prenatal Testing
    Product Manager PT Cordlife Persada, Talitha Andini Prameswari mengatakan skrining NIPT direkomendasikan oleh The American College of Obstetricians and Gynecologists dan dapat dilakukan pada semua ibu hamil, terlepas berapapun usianya. Metode analisisnya dengan mengambil sampel darah ibu yang sedang hamil berusia 10 sampai 24 minggu. "NIPT menganalisis cell free DNA dari janin yang terdapat pada darah ibu," kata Talitha.

    Ardiansyah Dara mengatakan, cara mendeteksi Trisomy 21 atau potensi Down Syndrome pada janin dengan mengambil darah ibu ini lebih aman untuk ibu dan janin. Uji sampel darah ibu di laboratorium juga dapat menunjukkan hasil yang lebih detail dari suatu tes.

Baca juga:
Potensi Anak Down Syndrome Alami Masalah Kesehatan di 6 Bagian Tubuh Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

2 hari lalu

Petugas medis menggendong seorang bayi perempuan Palestina yang baru lahir setelah dia dikeluarkan hidup-hidup dari rahim ibunya Sabreen Al-Sheikh, yang terbunuh dalam serangan Israel, bersama suaminya dan putrinya di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di sebuah rumah sakit di Rafah di Jalur Gaza selatan, 20 April 2024. Bayi tersebut, dengan berat 1,4 kg dan dilahirkan melalui operasi caesar darurat, berada dalam kondisi stabil dan membaik secara bertahap. Reuters TV via REUTERS
Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.


Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

2 hari lalu

Warga Palestina menunggu untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil


Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

6 hari lalu

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock
Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

8 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

26 hari lalu

Ilustrasi mudik. TEMPO/Subekti
8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

Ada berbagai trik dan cara supaya bayi tidak rewel saat dibawa mudik lebaran atau perjalanan jauh


Warga Depok Nyaris Bentrok karena Bangunkan Sahur Dinilai Terlalu Mengganggu

28 hari lalu

Ilustrasi membangunkan sahur. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Warga Depok Nyaris Bentrok karena Bangunkan Sahur Dinilai Terlalu Mengganggu

Viral video keributan sekelompok pemuda dengan warga yang menegur cara membangunkan sahur yang dinilai terlalu mengganggu


Tega, Ibu Ini Tinggalkan Bayinya hingga Tewas di Rumah Demi Liburan 10 Hari

29 hari lalu

Ilustrasi ibu sedih saat mengasuh bayinya. Foto: Unsplash/Hollie Santos
Tega, Ibu Ini Tinggalkan Bayinya hingga Tewas di Rumah Demi Liburan 10 Hari

Seorang ibu tega meninggalkan bayinya sendirian di rumah hingga akhirnya tewas karena kelaparan demi liburan sendirian.


Saran Ginekolog untuk Bantu Ibu Baru Melahirkan Atasi Gangguan Tidur

36 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Foto: Unsplash/Kevin Liang
Saran Ginekolog untuk Bantu Ibu Baru Melahirkan Atasi Gangguan Tidur

Ginekolog menjelaskan pentingnya dukungan keluarga dalam upaya mengatasi gangguan tidur pada ibu yang baru melahirkan.


Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

40 hari lalu

Seorang pria menggendong bayi di pangkuannya, saat warga Palestina yang mengungsi, yang meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel berlindung di tenda kamp, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 14 Februari 2024 .REUTERS/Saleh Salem
Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

Ada ribuan anak yang sedang menderita penyakit komplikasi serius karena kelangkaan susu di wilayah Gaza utara.


Alasan Medis Ibu Menyusui Tak Wajib Puasa Ramadan

41 hari lalu

Relawan Layanan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa memeriksa kesehatan ibu menyusui penyintas Covid-19 di RW 07 Kelurahan Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, 5 Agustus 2021. Monitoring dan edukasi kesehatan ini dilakukan dalam rangka Pekan ASI Sedunia. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Alasan Medis Ibu Menyusui Tak Wajib Puasa Ramadan

Ibu menyusui boleh tidak berpuasa Ramadan, ada alasan medis dibaliknya.