TEMPO.CO, Jakarta - Juru bahasa isyarat adalah profesi yang menerjemahkan dari bahasa non-isyarat ke bahasa isyarat, dan sebaliknya. Kebutuhan akan juru bahasa isyarat kini semakin banyak. Sejumlah instansi, seperti kepolisian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Istana Kepresidenan, dan Kementerian Sosial misalkan, selalu menghadirkan juru bahasa isyarat dalam setiap acara publik.
Baca juga:
5 Ketentuan Menjadi Juru Bahasa Isyarat Sampai Detail Urusan Pakaian
Jika kamu ingin menjadi juru bahasa isyarat, ketahui apa saja yang perlu dipelajari dan bagaimana berlatih supaya lancar. Juru Bahasa Isyarat Profesional, Tamiang Jelita Tobing mengatakan seorang juru bahasa isyarat harus terus berinterkasi dengan komunitas Tuli. "Tujuannya, meningkatkan kemampuan alih bahasa dan mengasah pemahaman dalam menerjemahkan bahasa isyarat," ujar Tamiang Jelita Tobing saat dihubungi pada Rabu, 3 Maret 2021.
Kemampuan menerjemahkan bahasa isyarat semestinya bisa diperoleh melalui pendidikan formal setingkat perguruan tinggi di fakultas khusus juru bahasa isyarat. Namun di Indonesia belum ada institusi formal setingkat universitas yang memiliki fakultas jurusan juru bahasa isyarat. Sebab itu, ilmu bahasa isyarat bisa didapat melalui kelas bahasa isyarat.
Direktur Pelayanan Juru Bahasa Isyarat atau PLJB, Juniati Effendi mengatakan di luar negeri, seorang juru bahasa isyarat harus menempuh pendidikan selama tiga sampai empat tahun di perguruan tinggi. "Di sini (Indonesia), tergantung kerajinan juru bahasa isyarat. Apakah setiap hari sudah bergaul dengan insan Tuli? Bila lebih sering bergaul dengan insan Tuli, maka bisa lebih cepat belajar," kata Juniati.
Baca juga:
Ilustrasi juru bahasa isyarat. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Bahasa isyarat, menurut dia, merupakan bahasa yang berkembang dan berasal dari bahasa alami atau bahasa ibu. Setiap daerah memiliki bahasa isyarat yang berbeda. Bahkan ada istilah dalam bahasa Indonesia yang belum memiliki padanan isyaratnya. Untuk istilah ini, para juru bahasa isyarat menyebutnya 'Bahasa Tinggi'.
Ketika seorang juru bahasa isyarat belum memiliki padanan isyarat untuk istilah yang harus dia alih bahasakan, maka para juru bahasa isyarat akan berdiskusi dengan mentor Tuli. Caranya, juru bahasa isyarat dengar (orang dengan pendengaran) memaparkan dulu definisi istilah baru yang mereka ketahui. Kemudian mentor Tuli mencoba membuat sebuah konsep bahasa isyarat yang dapat digunakan.
Tamiang menceritakan pengalaman menarik selama lima tahun berprofesi sebagai juru bahasa isyarat. Dia dapat berkomunikasi langsung banyak orang dari berbagai kalangan. Mulai dari masyarakat biasa, pejabat, hingga Presiden Joko Widodo.
"Saya menjadi juru bahasa isyarat dalam acara pemantauan aksesibilitas MRT Jakarta," kata Tamiang. Saat itu Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Widodo datang. "Ketika jeda, saya sempat mengobrol dengan Bapak Jokowi."