TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu beasiswa yang membuka peluang bagi pelamar dengan disabilitas adalah Australia Awards Indonesia. Beasiswa untuk program master dan doktoral ini biasanya terbuka setiap tahun di bulan Februari.
Targeting and Scoping Manager Australia Awards Indonesia, Tutiek Rahaju mengatakan, proses seleksi atau penilaian penyandang disabilitas disesuaikan dengan kebutuhan jenis ragam disabilitasnya. "Ragam disabilitas pelamar tidak menjadi komponen penilaian, melainkan untuk penyediaan aksesibilitas dan akomodasi selama pelamar mengikuti proses seleksi," kata Tutiek dalam diskusi melalui media daring yang diadakan Australia Awards Indonesia, Sabtu 19 Desember 2020.
Sebab itu, menurut dia, pelamar dari berbagai jenis ragam disabilitas dapat mengajukan beasiswa ini. Yang penting diketahui adalah pelamar dengan disabilitas harus menyampaikan apa saja kebutuhan mereka kepada panitia penyelenggara. Sebab ketika tes, khususnya bahasa Inggris, baik TOEFL, IELTS, atau Pearson, terdapat mekanisme teknis yang perlu disesuaikan dengan ragam disabilitas pelamar.
Penyesuaian tersebut, Tutiek melanjutkan, semata demi memenuhi kebutuhan pelamar supaya dapat mengakses soal. Misalkan pelamar disabilitas netra yang menggunakan pembaca layar bersuara di laptopnya. Pada sesi tes mendengar atau listening, terdapat proses pause atau penghentian rekaman suara. Penyesuaian ini diberikan lantaran pelamar difabel netra tidak mungkin mendengar dua suara sekaligus ketika mengerjakan soal.
Ketika sesi membaca atau reading, difabel netra juga mendapat tambahan waktu. "Karena saat membaca, kami harus naik dan turun mencari letak kata menggunakan kursor dan cara ini tentu memakan waktu," kata difabel netra penerima beasiswa Australia Awards Indonesia 2018, Fandi Dawenan.
Baca Juga:
Sementara itu, penyandang disabilitas sensorik rungu atau Tuli mendapatkan penyesuaian saat menjalani tes listening dan speaking. Dua tes itu disesuaikan bagi pelamar dengan hard of hearing atau ditiadakan bagi pelamar dengan profound deaf. Selain pelamar dari ragam disabilitas sensorik, banyak pula pelamar dengan disabilitas fisik yang menerima beasiswa ini.
Kebutuhan mereka untuk mobilitas, aksesibilitas perangkat soal dan mengerjakan soal, serta pendampingan tersedia selama mengikuti proses seleksi. "Beasiswa ini terbuka bagi penyandang disabilitas dari ragam apapun, asalkan pelamar menyatakan secara terbuka kepada Australia Awards Indonesia saat melamar," ujar Tutiek.
Proses pendaftaran beasiswa Australia Awards Indonesia dilakukan secara online melalui dua situs, yaitu oasis.dfat.gov.au dan Australiaawardsindonesia.org. Dalam dua situs tersebut, tersedia formulir yang menanyakan jenis ragam disabilitas pelamar. Bila pelamar difabel dapat memberikan tanda centang pada kotak yang tersedia, kemudian mendiskripsikan jenis ragam disabilitasnya. Sampaikan juga kebutuhan apa saja yang diperlukan selama tes.