Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BriCane, Tongkat Putih dengan Sensor Buatan Mahasiswa Seni Rupa dan Biomedik ITB

image-gnews
Tongkat BriCane. Dok. Yayasan Syamsi Dhuha
Tongkat BriCane. Dok. Yayasan Syamsi Dhuha
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tongkat difabel netra atau dikenal dengan nama white cane alias tongkat putih berfungsi mendeteksi segala sesuatu yang ada di depan tunanetra saat berjalan. Seiring perkembangan teknologi, tongkat putih kini dilengkapi sensor dan aplikasi khusus.

Manajer Syamsi Dhuha Foundation, Laila Panchasari mengatakan lembaganya menggelar kompetisi menciptakan alat pengampu bagi difabel beberapa waktu lalu. "Dari situlah tongkat putih pintar ini dibuat dan melibatkan mahasiswa Institut Teknologi Bandung atau ITB," kata Laila kepada Tempo, Senin 2 November 2020.

Tongkat putih ini dibuat oleh sekelompok mahasiswa seni rupa dan biomedik ITB yang tergabung dalam Hardtmann Mekatroniske. Tongkat pintar tersebut diberi nama BriCane. Ini adalah tongkat putih pertama yang menggunakan sensor ciptaan mahasiswa Indonesia. Di pasaran ada beberapajenis tongkat putih yang dilengkapi sensor buatan India dan Turki.

Selain sensor pada pegangan tangan, keistimewaan tongkat putih BriCane ini terletak ujung tongkat yang dibuat dinamis. Ujung tongkat BriCane berbentuk bulat dan fleksibel dalam bergerak. "Kegunaannya, saat teman difabel netra harus berjalan pada bidang yang tidak rata, maka tongkat ini dapat digerakkan dengan lebih lancar dan tidak harus diangkat, melainkan bisa digeser agar memudahkan," ujar Laila.

Uji coba tongkat BriCane. Dok. Yayasan Syamsi Dhuha

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahan dasar BriCane hampir sama seperti tongkat putih pada umumnya, yaitu dari besi berbahan ringan dan berwarna putih. Panjang tongkat sekitar 110 sentimeter dan dapat dilipat menjadi empat bagian. Pegangan tongkat berbentuk lebih besar karena berisi peranti elektronik tempat menyimpan baterai untuk memfungsikan sensor. "Cara memegang tongkat ini berbeda dari tongkat putih biasa karena terdapat sensor pada tangan," kata Laila. "Tentu ada pelatihan sebelum menggunakannya."

Sensor yang diletakkan pada bagian pegangan tongkat memiliki pertimbangan dapat mendeteksi benda-benda yang letaknya lebih tinggi dari paha difabel netra. Tujuannya, menurut Laila, menghindari difabel netra terbentur benda yang letaknya lebih tinggi dari ujung tongkat putih karena tidak terdeteksi.

Pembuatan BriCane diperkirakan menghabiskan waktu sekitar tiga bulan. Sebab itu, tongkat ini tidak diproduksi massal, melainkan harus memesan dulu. Sekarang, kata Laila, baru tersedia 30 unit BriCane yang diproduksi di Indonesia.

Mengenai harga tongkat BriCane, Laila mengatakan lebih murah sekitar 45 persen dari tongkat bersensor dari luar negeri, yaitu sekitar Rp 2,9 juta. Harga tongkat ini memang jauh lebih mahal ketimbang tongkat putih tanpa sensor. Musababnya,biaya produksi yang lebih tinggi dan sebagian penjualan tongkat BriCane akan digunakan untuk subsidi silang pembuatan tongkat bersensor bagi difabel netra yang membutuhkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Tutup Jalan di Serpong, Rekrutmen Dosen ITB, dan Sapaan CEO Apple Masuk Top 3 Tekno

4 jam lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN Tutup Jalan di Serpong, Rekrutmen Dosen ITB, dan Sapaan CEO Apple Masuk Top 3 Tekno

Penutupan jalan provinsi di Kawasan Sains Terpadu B.J. Habibie menjadi artikel terpopuler Tekno pagi ini, Kamis, 18 April 2024.


Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

18 jam lalu

Rektor ITB Reini Wirahadikusumah saat menyampaikan pidato pelepasan jenazah AD Pirous di Aula Timur ITB, Bandung, Jawa Barat, 17 April 2024. AD Pirous, Guru Besar Emeritus FSRD ITB dan salah satu maestro seni rupa modern di Indonesia wafat pada 16 April 2024 dalam usia 92 tahun. TEMPO/Prima Mulia
Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

Berikut perjalanan karya seniman yang juga Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous.


ITB Buka Rekrutmen untuk 73 Dosen Tetap, Ini Formasi dan Syarat serta Seleksinya

20 jam lalu

Logo ITB
ITB Buka Rekrutmen untuk 73 Dosen Tetap, Ini Formasi dan Syarat serta Seleksinya

Rekrutmen dosen tetap ITB non PNS sebelumnya pada 2022. Tuntutan perkembangan multikampus serta jumlah mahasiswanya.


ITB Gelar Seleksi UTBK Dua Gelombang, Calon Peserta Tes 15.676

1 hari lalu

Ilustrasi kampus ITB (Institut Teknologi Bandung). FOTO/ISTIMEWA
ITB Gelar Seleksi UTBK Dua Gelombang, Calon Peserta Tes 15.676

Lokasi UTBK akan menggunakan kampus ITB di Jalan Ganesha dan dua sekolah yang berdempetan tempatnya, yaitu SMAN 3 dan SMAN 5.


Jejak Karya Seniman AD Pirous dan ITB Kehilangan Guru Besarnya

1 hari lalu

AD Pirous. Foto: Instagram @dialogue_arts.
Jejak Karya Seniman AD Pirous dan ITB Kehilangan Guru Besarnya

Ketika mengunjungi pameran besar seni tradisional Islam di Metropolitan Museum of Art, New York, AD Pirous terpana.


Seniman AD Pirous Meninggal, Dimakamkam Jam 11 Ini di TPU Cibarunai Bandung

1 hari lalu

AD Pirous. Foto: Instagram @dialogue_arts.
Seniman AD Pirous Meninggal, Dimakamkam Jam 11 Ini di TPU Cibarunai Bandung

Upacara pelepasan jenazah AD Pirous akan digelar di Aula Timur ITB pada pukul 10 pagi, untuk selanjutnya dimakamkan di TPU Cibarunai, Bandung.


IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

8 hari lalu

Rektor IPB University Arif Satria (ketiga kiri) bersama sejumlah peneliti IPB menunjukkan inovasi enzim untuk deteksi virus Covid-19 dan kit antibodi Covid-19 di Rektorat Andi Hakim Nasution, IPB University, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, 21 Desember 2021. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

AppliedHe menempatkan IPB sebagai universitas terbaik ke-3 se-Asia Tenggara. Mengalahkan UI dan ITB di level lokal.


Pakar Tata Kota ITB Beberkan Akar Kemacetan saat Mudik

10 hari lalu

Kendaraan pemudik terjebak macet di Cikaledong, Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 7 April 2024. Pada H-3 Lebaran 2024, kemacetan di jalur mudik Nagreg harus diurai dengan sistem buka tutup one way di Limbangan, Garut. TEMPO/Prima Mulia
Pakar Tata Kota ITB Beberkan Akar Kemacetan saat Mudik

Pakar Tata Kota Institut Teknologi Bandung (ITB), I Gusti Ayu Andani, mengungkapkan sejumlah faktor penyebab kemacetan muncul saat mudik.


Tawarkan Solusi Rambut Rontok, Tim Maya ITB ke Final Internasional L'Oreal Brandstorm 2024

12 hari lalu

Tim Maya dari ITB  menjadi pemenang ajang kompetisi L'Oral Brandstorm di Indonesia pada 27 Maret 2024. (Dok.Humas ITB)
Tawarkan Solusi Rambut Rontok, Tim Maya ITB ke Final Internasional L'Oreal Brandstorm 2024

Tahun ini adalah keikutsertaan kedua kalinya Tim Maya ITB dalam ajang kompetisi L'Oral.


Tim Hukum Ganjar-Mahfud Minta ITB Tak Lepas Tangan soal Masalah Sirekap

14 hari lalu

Petugas KPPS menunjukan aplikasi Sirekap atau Sistem Informasi Rekapitulasi Pilkada serentak saat uji coba di komplek Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Rabu, 9 September 2020. Sirekap merupakan aplikasi digital dalam penghitungan suara dalam Pemilihan Serentak 2020 di 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. TEMPO/Prima mulia
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Minta ITB Tak Lepas Tangan soal Masalah Sirekap

Tim Hukum Ganjar-Mahfud meminta ITB tidak lepas tangan soal masalah Sirekap, karena anggara pengembangan aplikasi itu cukup besar.