Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Insan Tuli Memilih Bahasa Isyarat Bisindo Ketimbang SIBI

image-gnews
Anggota Pusat Bahasa Isyarat Indonesia menunjukan gambar ilustrasi isyarat yang terdapat pada bahasa isyarat di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat (13/04). TEMPO/Dasril Roszandi
Anggota Pusat Bahasa Isyarat Indonesia menunjukan gambar ilustrasi isyarat yang terdapat pada bahasa isyarat di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat (13/04). TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok penyandang disabilitas sensorik rungu meminta pemerintah kembali memperhatikan penggunaan bahasa isyarat dalam acara resmi kenegaraan. Pemerintah masih menggunakan Sistem Bahasa Isyarat Indonesia atau SIBI ketimbang Bahasa Isyarat Indonesia atau Bisindo. Salah satunya penerjemahan bahasa isyarat dalam upacara HUT RI ke-75 di Istana Negara secara virtual.

Insan tuli menyampaikan permintaan penggunaan Bisindo secara formal oleh pemerintah. Musababnya, Bisindo memiliki akar kata yang berasal dari Bahasa Indonesia. Sedangkan SIBI atau yang biasa digunakan dalam situasi formal sebelum Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas atau UNCRPD diratifikasi pada 2008, berasal dari bahasa isyarat Amerika atau American Sign Language.

Ketua Pusat Layanan Juru Bahasa Isyarat atau PLJB, Juniati Effendi mengatakan Bisindo adalah bahasa isyarat yang selalu dipakai oleh komunitas disabilitas sensorik rungu atau tuli ketika mereka melakukan kegiatan terkait pendidikan, bahkan saat berkegiatan di luar negeri. "Kami berharap pemerintah segera menggunakan bahasa isyarat yang berasal dari Bahasa Indonesia, bukan bahasa isyarat Amerika," ujar Juniati Effendi kepada Tempo.

Permintaan agar pemerintah menerapkan Bisindo, menruut dia, sudah disampaikan komunitas penyandang disabilitas sensorik rungu atau tuli sejak tahun 1975. Permintaan ini terus disuarakan karena dengan menggunakan Bisindo, maka insan tuli dapat lebih mudah berkomunikasi, terutama dalam menyampaikan aspirasi mereka kepada non-difabel tuli dan rungu.

Bisindo berasal dari bahasa ibu, yaitu Bahasa Indonesia yang dipakai sehari-hari. Dalam Bisindo, satu gerakan dapat mewakili kata yang juga banyak diketahui kalangan non-difabel rungu. Sementara SIBI memiliki gerakan isyarat berdasarkan tata bahasa orang mendengar. Tata bahasa dalam gerakan SIBI dapat menimbulkan multitafsir dan tidak menggambarkan ekspresi universal dari apa yang ingin disampaikan insan tuli.

Koordinator Juru Bahasa Isyarat dari Indonesian Sign Language Interpreters atau INASLI, Frans Soesanto mengatakan susunan subjek predikat objek dan keterangan dalam tata bahasa penyandang disabilitas sensorik rungu atau tuli berbeda dengan SPOK di dunia mendengar. "Bila mengikuti kaidah tata bahasa orang mendengar dilambangkan ke bahasa isyarat, jadi terlihat agak rancu," ujar Frans Soesanto yang dapat menggunakan dan memahami bahasa isyarat SIBI maupun Bisindo.

Frans Soesanto mencontohkan kata 'menganggur'. Dalam bahasa isyarat Bisindo, kata menganggur digrambarkan dengan gerakan kedua tangan menopang dagu, seperti orang yang sedang melamun. Sementara dalam bahasa isyarat SIBI, kata 'menganggur' digambarkan dengan gerakan membuat huruf me- (huruf m dan huruf e) kemudian diikuti bentuk isyarat 'anggur' (buah anggur).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hingga kini, pemerintah masih menerapkan bahasa isyarat SIBI dalam kondisi formal, misalkan di sekolah luar biasa dan acara kenegaaraan. "Cara penyampaiannya SIBI memang terlihat lebih teratur dan terkesan formal, tapi tidak mengekspresikan hal terdekat dari apa yang dirasakan teman tungu atau tuli," kata Frans.

Peneliti Bahasa Isyarat dari Laboratorium Riset Bahasa Isyarat, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Adi Kusumo Baroto, mengatakan Bisindo merupakan bahasa yang berkembang secara alami di kelompok masyarakat tuli Indonesia. "Sedangkan SIBI adalah tata cara mempresentasikan bahasa lisan Indonesia ke dalam gerakan tertentu," ujar Adi beberapa waktu lalu.

Adi menjelaskan, SIBI bukanlah bahasa alami yang berkembang di kelompok masyarakat tuli, melainkan sebuah sistem atau cara untuk merepresentasikan tata bahasa lisan Indonesia ke dalam bahasa isyarat. SIBI memiliki struktur yang sama dengan tata bahasa lisan Indonesia. "Seperti adanya penggunaan awalan dan akhiran," ujar Adi.

Adapun Bisindo sudah ada sejak Indonesia belum merdeka. Sayangnya, saat itu literatur, penelitian dan kajian mengenai Bisindo masih sangat minim. Referensi yang sangat minim ini membuat Bisindo tidak populer di masyarakat luas termasuk pemerintah. "Bisindo dianggap sebagai bahasa primitif," ujar Adi.

Lantaran keberadaan Bisindo yang tidak muncul ke permukaan, pemerintah membuat sistem bahasa isyarat sendiri yang disebut SIBI dan mengesahkan penggunaannya di sekolah luar biasa maupun lembaga pada 1994. Pembuatan SIBI saat itu belum melibatkan kelompok masyarakat tuli, sehingga kurang dapat diterima luas oleh kelompok ini. "Banyak kosa kata yang kontennya mengadopsi bahasa isyarat Amerika,” ujar Adi.

Hingga kini, penggunaan bahasa isyarat di kelompok masyarakat tuli dan difabel rungu masih terpecah. Musababnya, pemerintah masih mewajibkan penggunaan SIBI sebagai bahasa pengantar resmi di SLB, sedangkan bahasa isyarat Bisindo lebih mempresentasikan maksud masyarakat tuli, namun belum diterapkan di sekolah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

3 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono usai meninjau Instalasi Jaringan Distribusi Air PAM di Kelurahan Kebon Kosong di Jl. Kemayoran Gempol RW.04 Kel. Kebon Kosong, Selasa, 24 November 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Purnomo mengajak penyandang disabilitas ngabuburit naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta


BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

6 hari lalu

Ilustrasi lowongan pekerjaan. ANTARA/R. Rekotomo
BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

Rrekrutmen Bersama BUMN (RBB) dimulai Sabtu, 23 Maret 2024. BUMN menyediakan 688 lapangan pekerjaan dengan 1.830 posisi.


Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

22 hari lalu

Raditya Arief. Ui.ac.id
Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

Raditya terlahir tunanetra. Bagaimana dia kemudian bisa masuk UI dan lulus cum laude?


Mudik Gratis, Kementerian BUMN Sediakan Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

22 hari lalu

Warga mengikuti mudik gratis bertajuk Mudik Dinanti, Mudik Di Hati BUMN, di JICT II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin 17 April 2023. Total peserta program mudik gratis Pelindo Group 2023 mencapai 3.650 orang dengan menggunakan 73 unit bus yang di selenggarakan di beberapa kota seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Makassar, dan Bulukumba. Tempo/Tony Hartawan
Mudik Gratis, Kementerian BUMN Sediakan Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

Kementerian BUMN kembali gelar program mudik gratis bertema "Mudik Asyik Bersama BUMN 2024" jelang perayaan Ramadan 2024


Anies Bertemu Komunitas Disabilitas, Serap Aspirasi dan Sebut Pentingnya Rumah Bagi Semua

26 hari lalu

Anies Baswedan bertemu dengan komunitas disabilitas. Foto: Instagram.
Anies Bertemu Komunitas Disabilitas, Serap Aspirasi dan Sebut Pentingnya Rumah Bagi Semua

Menurut Anies, Indonesia sudah selayaknya jadi rumah bagi semua, khususnya bagi para penyandang disabilitas.


Bamsoet Apresiasi Perpedin Sebagai Bagian Dari Penggerak Perekonomian

29 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Perpedin Sebagai Bagian Dari Penggerak Perekonomian

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mengapresiasi Perkumpulan Pengusaha Disabilitas Indonesia (Perpedin) yang menjadi wadah bagi para penyandang disabilitas untuk mandiri secara ekonomi.


KCIC Sediakan Layanan Penumpang Berkebutuhan Khusus di Whoosh, Ada Petugas hingga Fasilitas Bantuan

30 hari lalu

Sejumlah penyandang disabilitas yang tergabung dalam Motor Disable Federation (Modif) Indonesia mencoba kereta cepat Whoosh pada Ahad, 3 Desember 2023. ANTARA/HO-PT KCIC
KCIC Sediakan Layanan Penumpang Berkebutuhan Khusus di Whoosh, Ada Petugas hingga Fasilitas Bantuan

Saat ini KCIC menyediakan layanan untuk membantu penumpang berkebutuhan khusus saat menggunakan Whoosh, mulai dari petugas dan fasilitas tambahan.


Pemilu 2024, Banyak Difabel Tak Dapat Mengakses TPS dan Kertas Suara Dibatasi

41 hari lalu

Penyandang disabilitas melakukan pencoblosan. Foto: Istimewa.
Pemilu 2024, Banyak Difabel Tak Dapat Mengakses TPS dan Kertas Suara Dibatasi

Catatan penyelenggaraan Pemilu 2024, banyak difabel tidak bisa menggunakan hak suaranya karena mendapatkan kertas suara terbatas.


Cerita Penyandang Disabilitas Tak Bisa Nyoblos Pemilu 2024 di TPS Wyata Guna Bandung

43 hari lalu

Pemilih tunanetra dibantu pendamping melakukan pencoblosan surat suara pada pelaksanaan Pemilu 2024 di TPS 014 Panti Sosial Bina Netra dan Tuna Rungu Cahaya Batin, Jakarta, Rabu 14 Februari 2024. Sebanyak 25 pemilih tunanetra di TPS tersebut memberikan hak pilihnya dengan bantuan pendamping saat mencoblos. TEMPO/Tony Hartawan
Cerita Penyandang Disabilitas Tak Bisa Nyoblos Pemilu 2024 di TPS Wyata Guna Bandung

Dari total pemilih terdaftar 287 orang di TPS Sentra Wyata Guna, sebanyak 41 orang diantaranya disabilitas netra dan ODGJ.


Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

44 hari lalu

Ilustrasi Ujaran Kebencian. shutterstock.com
Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

Ujaran kebencian terbanyak ditujukan terhadap kelompok Yahudi, disusul kelompok penyandang disabilitas.