Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Informasi Kesehatan Reproduksi yang Penting untuk Remaja Difabel

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. REUTERS | Rafael Marchante
Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. REUTERS | Rafael Marchante
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret atau UNS, Munawir Yusuf mengatakan pendidikan dasar tentang kesehatan reproduksi sangat penting untuk remaja, termasuk remaja difabel. Munawir menyampaikan temuan saat dia mewawancarai sejumlah remaja difabel netra beberapa waktu lalu.

Munawir Yusuf yang juga Kepala Pusat Studi Disabilitas atau PSD Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS mengatakan remaja difabel perlu informasi mendasar, tentang apa, kenapa, dan bagaimana dengan organ reproduksi mereka. "Mereka membutuhkan pengetahuan dasar tentang kesehatan reproduksi," kata Munawir dalam acara webinar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) bertema Bersama Remaja Disabilitas Tingkatkan Program Genre pada Adaptasi Kebiasaan Baru.

Informasi yang mereka butuhkan, menurut Munawir, misalkan tentang kapan perlu mengganti celana dalam, periode menstruasi dan cara menanganinya bagi remaja disabilitas perempuan, bagaimaan cara memakai pembalut wanita, apa itu pubertas, bagaimana dan kenapa laki-laki perlu dikhitan, dan pertanyaan mendasar lainnya. "Informasi itu sangat penting bagi mereka," katanya.

Remaja difabel, Munwir melanjutkan, membutuhkan pengetahuan dalam bentuk teori dan praktik. "Praktik ini jangan dipahami dengan praktik yang sebenarnya. Misal ketika menjelaskan kapan seseorang disebut remaja dan apa saja yang berubah, maka perlu ditunjukkan dengan boneka dan perlu penjelasan operasional," katanya.

Munawir mengingatkan penyandang disabilitas, terutama tunanetra, memiliki perasaan yang lebih sensitif dibandingkan non-difabel dan ragam disabilitas lainnya. Saat berjalan kemudian menabrak orang atau tangannya menyentuh tubuh orang lain, mereka cenderung khawatir jangan-jangan yang disentuh adalah organ vital orang lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam hal asmara, Munawir melanjutkan, remaja difabel sama seperti remaja pada umumnya. Mereka punya kekhawatiran tentang bagaimana penerimaan orang lain terhadap mereka. "Kalau tunanetra sejak lahir, pada umumnya mereka menghendaki pasangannya sesama tunanetra. Tapi tunanetra saat dewasa cenderung menginginkan pasangan yang bukan tunanetra," ujarnya.

Munawir mencatat ada yang perlu diperhatikan dengan hati-hati ketika tunanetra berteman dengan lawan jenis non-difabel. "Berteman dengan yang bukan tunanetra, apalagi dengan lawan jenis itu juga perlu hati-hati. Jika sudah masuk masa remaja, kemudian berteman dengan yang non-tunanetra dan mendapat respons positif, maka itu dianggap yang non-difabel mau menjadi pacarnya. Sementara orang lain yang merespons positif itu kadang-kadang sama sekali tidak berpikir tentang itu," katanya.

Sebab itu, Munawir berpesan jika tidak ada ketertarikan dari teman non-difabel, maka dia perlu menyampaikan posisinya dalam hubungan tersebut sejak awal, yakni tidak ada hubungan selain pertemanan. "Jadi harus jelas bagaimana status hubungannya. Bisa jadi muncul rasa tersinggung jika tidak hati-hati ketika menyampaikan itu, tapi kalau tidak dibicarakan sejak awal, jangan-jangan kebaikan seseorang ditafsirkan sebagai pacar. Ini hal-hal yang penting untuk menjadi perhatian bersama," kata Munawir.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

14 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.


Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

24 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono usai meninjau Instalasi Jaringan Distribusi Air PAM di Kelurahan Kebon Kosong di Jl. Kemayoran Gempol RW.04 Kel. Kebon Kosong, Selasa, 24 November 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Purnomo mengajak penyandang disabilitas ngabuburit naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta


BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

27 hari lalu

Ilustrasi lowongan pekerjaan. ANTARA/R. Rekotomo
BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

Rrekrutmen Bersama BUMN (RBB) dimulai Sabtu, 23 Maret 2024. BUMN menyediakan 688 lapangan pekerjaan dengan 1.830 posisi.


Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

28 hari lalu

Rumah produksi Al Quran Brailler di Kota Tangerang Selatan sudah membuat Al Quran untuk penyandang tunanetra di Indonesia sejak 2012. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

Pada bulan Ramadan ini pesanan Al-Quran braille di Yayasan Raudlatul Makfufin sudah mencapai 300 set.


Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

38 hari lalu

Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Ayodhia G.L Kalake menyerahkan cenderamata kepada Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy di acara Program Edukasi & Intervensi Stunting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan, di Kupang, NTT, Kamis, 7 Maret 2024/Istimewa
Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.


Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

41 hari lalu

Deteksi Endometriosis Melalui Darah
Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

Penelitian di Eropa menunjukkan naiknya kasus endometriosis banyak terjadi di kota karena pengaruh polusi udara yang tinggi.


Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

42 hari lalu

Raditya Arief. Ui.ac.id
Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

Raditya terlahir tunanetra. Bagaimana dia kemudian bisa masuk UI dan lulus cum laude?


Mudik Gratis, Kementerian BUMN Sediakan Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

43 hari lalu

Warga mengikuti mudik gratis bertajuk Mudik Dinanti, Mudik Di Hati BUMN, di JICT II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin 17 April 2023. Total peserta program mudik gratis Pelindo Group 2023 mencapai 3.650 orang dengan menggunakan 73 unit bus yang di selenggarakan di beberapa kota seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Makassar, dan Bulukumba. Tempo/Tony Hartawan
Mudik Gratis, Kementerian BUMN Sediakan Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

Kementerian BUMN kembali gelar program mudik gratis bertema "Mudik Asyik Bersama BUMN 2024" jelang perayaan Ramadan 2024


Anies Bertemu Komunitas Disabilitas, Serap Aspirasi dan Sebut Pentingnya Rumah Bagi Semua

47 hari lalu

Anies Baswedan bertemu dengan komunitas disabilitas. Foto: Instagram.
Anies Bertemu Komunitas Disabilitas, Serap Aspirasi dan Sebut Pentingnya Rumah Bagi Semua

Menurut Anies, Indonesia sudah selayaknya jadi rumah bagi semua, khususnya bagi para penyandang disabilitas.


Bamsoet Apresiasi Perpedin Sebagai Bagian Dari Penggerak Perekonomian

50 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Perpedin Sebagai Bagian Dari Penggerak Perekonomian

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mengapresiasi Perkumpulan Pengusaha Disabilitas Indonesia (Perpedin) yang menjadi wadah bagi para penyandang disabilitas untuk mandiri secara ekonomi.