TEMPO.CO, Jakarta - Armani Williams, 20 tahun, adalah pembalap pertama dengan spektrum autisme yang menjuarai seri balap mobil National Association for Stock Car Auto Racing atau NASCAR. Dia terdiagnosa mengalami autisme pada usia 7 tahun.
"Awalnya kami tidak tahu harus bagaimana saat mengetahui dia autisme," kata Del Williams, Ayah dari Armani Williams seperti yang dikutip dari Free Press, Senin 10 Agustus 2020. Setelah berkonsultasi dengan dokter, dia membawa Armani Williams menjalani terapi okupasi yang fokus pada kemampuan mengendarai sepeda. Dari situ terlihat Armani Williams memiliki minat pada sesuatu yang terkait balapan.
Menjadi pembalap auto racing stock car bukanlah sebuah proses instan. Armani Williams menjalani terapi sejak berusia 8 tahun di Farmington Hills-based Centria Autism. "Saat itu, yang menjadi halangan adalah banyaknya jenis terapi, tapi kami tidak tahu akan memilih yang mana. Ditambah lagi semua terapi itu tidak ditanggung oleh asuransi," kata Del Armani.
Konselor pendamping melihat bakatnya. Armani Williams begitu antusias dan tak pernah gentar saat melihat kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi. Dia kemudian dibawa ke sirkuit. Di sana, Armani Williams seperti menemukan rumah kedua.
Pembalap Armani Williams. Foto: Instagram
Konselor pendamping memperhatikan Armani Williams bersemangat ketika melihat mobil yang melesat di sirkuit. "Dia mencoba mengendarai mobil dan mampu mengendarainya dalam kecepatan 170 sampai 180 mil per jam," kata Del Williams.
Saat berusia 16 tahun, NASCAR mengundang Armani Williams dalam program inklusi, NASCAR drivers diversity. Dalam program ini, Armani Williams menunjukkan bakatnya dengan menyabet piala di arena Canadian Tire series.
Sebagai pembalap penyandang autisme pertama di seri NASCAR, Armani Williams menyatakan ingin memberi inspirasi dan semangat bagi anak dan orang tua yang memiliki kondisi seperti dia. "Jangan sampai autisme mengendurkan semangat untuk meraih sesuatu yang kita suka," kata Armani Williams.
Anak dengan autisme, menurut Armani Williams, juga mengalami hambatan dalam pergaulan sosial. Dia termasuk anak pemalu yang tidak dapat memulai perkenalan lebih dulu. "Setiap saya ingin memulai persahabatan dan saya selalu merasa terjebak dalam situasi yang aneh. Orang tua menyampaikan perasaan itu muncul karena saya adalah penyandang autisme," kata Armani.
Kini, autisme tidak lagi menghalangi Armani Williams untuk bergaul. Bahkan dalam setiap kejuaraan, Armani Williams selalu menyematkan potongan puzzle biru sebagai lambang sindrom autisme. "Banyak orang tua yang akhirnya mau terbuka dan menghampiri saya, mengatakan dengan bangga bahwa anak mereka juga penyandang autisme," kata Del Williams.