TEMPO.CO, Jakarta - Seseorang yang mengalami prosopagnosia atau face blind akan kesulitan mengidentifikasi wajah. Kendala pengenalan wajah ini dapat terjadi pada orang lain dan diri sendiri.
Professor Psikologi dari Bournemouth University, Inggris, Sarah Bate mengatakan permainan tebak wajah dapat diterapkan sebagai terapi bagi penderita prosopagnosia, terutama yang masih anak-anak. "Permainan tebak wajah atau Guess Who mengajak anak untuk melakukan beberapa target identifikasi wajah, seperti bentuk, warna kulit, dan mengingat tanda fisik tertentu," ujar Sarah Bate dalam Jurnal Scientific American yang ditulis pada Desember 2019.
Sarah Bate mengatakan permainan tebak wajah ini harus dilakukan setiap hari selama 30 menit. Dalam permainan tersebut, anak diajak untuk membedakan 24 karakter kartun dengan menyebutkan namanya. "Permainan ini hampir sama seperti tebak wajah biasa, dengan tambahan beberapa fitur untuk menstimulasi anak dalam mengenali tanda tertentu," kata dia.
Ilustrasi wajah seseorang. Unsplash.com/Ayo Ogunseinde
Dalam permainan Guess Who, tokoh kartun yang diperlihatkan pada anak adalah tokoh yang sama. Hanya saja ada sedikit tampilan yang diubah dan bisa dibongkar pasang. Contoh, tokoh kartun tersebut disertai pemakaian aksesoris tertentu, seperti pengubahan warna rambut, memakai anting, atau topi.
Tujuannya permainan ini supaya anak dengan prosopagnosia tetap dapat mengingat tanda tertentu pada seseorang, meski orang tersebut menggunakan aksesoris yang berbeda. Hasil kemampuan anak seusai mengikuti terapi dapat terlihat sebulan kemudian.