Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yang Mesti Dilakukan Orang Tua Saat Tahu Anaknya Tuli

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi penderita tuli. (shutterstock)
Ilustrasi penderita tuli. (shutterstock)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua terkadang sulit menerima jika anak mereka tuli. Akibatnya, mereka memperlakukan anak seperti non-difabel. Padahal anak tersebut membutuhkan perlakuan yang berbeda, namun bukan berarti dibedakan dengan anak-anak lainnya.

Pendiri dan Ketua Handai Tuli Indonesia, Rully Anjar mengatakan orang tua dengan anak berkebutuhan khusus, terutama tuli perlu mengubah pola pikir terhadap kondisi tuli. "Perubahan pola pikir ini penting, salah satunya dengan menganggap teman tuli setara haknya dengan teman dengar. Tidak ada yang lebih superior di antara teman dengar dengan teman tuli," kata Rully Anjar dalam diskusi daring bertema 'Menembus Dunia Tuli' pada Sabtu, 11 Juli 2020.

Rully Anjar menjelaskan, anak tuli maupun anak dengar sama-sama berhak dalam mendapatkan akses komunikasi. Pola pikir ini perlu diubah agar teman tuli dan teman dengar dapat saling membuka diri dan konsisten dalam belajar bahasa isyarat, serta bergabung dan mempelajari budaya tuli itu sendiri.

Seorang ibu dari anak tuli, Iies Arum Wardhani mengibaratkan pola pikir sebagai gerbang utama untuk terbuka kepada kondisi anak dan kebutuhan khususnya. Dengan sudut pandang yang tepat, orang tua dari anak tuli akan mampu memahami, mengarahkan, dan mengembangkan potensi buah hati mereka.

"Pola pikir yang sempit serta stereotype negatif pada tuli akan menghalangi orang tua dalam memahami kebutuhan komunikasi yang diperlukan," ucap Iies yang berprofesi sebagai perawat di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Mindset itu juga yang membuat orang tua menyangkal kondisi anak mereka, menolak kenyataan, serta menyalahkan diri saat mengetahui anaknya terlahir tuli. "Orang tua itu suka menyangkal saat mengetahui tahu anaknya tuli. Saya juga dulu begitu."

Iies menjelaskan, orang tua menyangkal anak mereka tuli karena anaknya menengok saat dipanggil. "Lalu (orang tua) mengatakan, enggak (tuli) kok. Buktinya anak menoleh saat aku panggil namanya," ucap Iies. "Padahal, anak menolah karena merasakan getaran di dekat kulitnya."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang tua, Iies menambahkan, juga kerap menyalahkan dan mengasihani diri sendiri, lalu meratap kepada Tuhan. "Itu semua wajar karena saya juga pernah seperti itu setelah tahu anak saya tuli," kata Iies. Meratap dan menyalahkan diri sendiri, menurut Iies, tidak akan menunjang kemajuan anak tuli ke depannya. Yang amat disayangkan, sebagian orang tua justru memaksakan diri menjadikan anak mereka belajar seperti anak dengar, harus bisa bicara dengan bahasa tutur.

Setelah menerima keadaan dan mengubah pola pikir, Iies menyarankan para orang tua dengan anak tuli bergabung dalam komunitas tuli. Tujuannya, mendapat lebih banyak teman yang juga punya anak tuli, saling menguatkan, berbagi informasi, dan bersinergi bersama komunitas tuli demi perkembangan dan masa depan anak.

Bergabung dengan komunitas tuli dan mentor tuli juga membuka peluang orang tua untuk dapat berkonsultasi. Orang tua perlu mengetahui apa yang boleh dan tidak saat berinteraksi dengan teman tuli. Hal ini dapat mengurangi rasa canggung saat melakukan kegiatan bersama komunitas tuli. Ketika anak mampu berkomunikasi dengan bahasa isyarat, orang tua tidak perlu malu, apalagi sampai melarangnya.

"Biarkan anak menggunakan bahasa isyarat saat berbincang di tempat umum, kenapa harus malu?," ucap Iies. Orang tua, dia melanjutkan, seharusnya mengutamakan, memahami, dan fokus pada kebutuhan berkomunikasi anaknya, tidak usah mempedulikan anggapan orang lain. "Saya mengutamakan kebutuhan dan kenyamanan anak untuk bicara. Tak peduli dengan orang lain. Fokusnya adalah anak saya."

NOAH CHRISELLA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

16 jam lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

20 jam lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

10 hari lalu

Reino Barack melakukan sungkem pada ibu mertuanya Wati Nurhayati saat prosesi sungkeman pada acara penikahan dengan Syahrini yang digelar di Masjid Camii, Tokyo, Jepang, 27 Ferbruari 2019.  Syahrini dan Reino Barack kompak membagikan foto lamaran, kali ini keduanya mengunggah momen sungkeman sebelum menjalani prosesi akad nikah. Instagram/@reinobarack
3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

Tradisi sungkeman biasanya dilakukan oleh anak kehadapan orang tuanya saat lebaran.


Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

11 hari lalu

Ilustrasi Baby Sister / pengasuh anak / penjaga anak yang galak. youtube.com
Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.


Kisah Para Guru Mengaji Ajarkan Baca Alquran Untuk Penyandang Tuli

15 hari lalu

Sejumlah santri penyandang tuli bisa membaca Alquran dengan bahasa Isyarat. TEMPO/Putri Safira Pitaloka
Kisah Para Guru Mengaji Ajarkan Baca Alquran Untuk Penyandang Tuli

Sebuah pondok mengaji di Majalengka membuat metode khusus belajar Alquran untuk penyandang tuli. Membaca Alquran dengan bahasa isyarat.


Komunikasi Penting, Orang Tua Juga Perlu dengarkan Pendapat Anak

30 hari lalu

Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com
Komunikasi Penting, Orang Tua Juga Perlu dengarkan Pendapat Anak

Psikolog menyampaikan bahwa komunikasi antara orang tua dan anak memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

30 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


Tips Hadapi Orang Tua Beracun dari Psikolog

39 hari lalu

Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations
Tips Hadapi Orang Tua Beracun dari Psikolog

Sikap beracun orang tua sulit diubah. Lalu, bagaimana cara menghadapi hidup yang penuh tekanan dari orang tua? Berikut beberapa yang bisa dilakukan.


5 Tanda Anda Hidup dengan Orang Tua yang Toxic

39 hari lalu

Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com
5 Tanda Anda Hidup dengan Orang Tua yang Toxic

Orang tua selalu mengontrol, menyalahkan, terlalu mengkritik, mengabaikan. Berikut tanda-tanda Anda hidup dengan orang tua toxic.


Anak Berlatih Puasa, Dokter Mengingatkan Peran Orang Tua Memastikan Asupan Nutrisi

39 hari lalu

Ilustrasi berbuka puasa. Shutterstock
Anak Berlatih Puasa, Dokter Mengingatkan Peran Orang Tua Memastikan Asupan Nutrisi

Menurut dokter anak, orang tua tidak memberikan makanan dan minuman berpemanis berlebihan dan makanan cepat saji atau instan saat buka puasa dan sahur