TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta melibatkan difabel dalam program ketahanan pangan yang diintegrasikan dengan pasar online. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan para penyandang disabilitas di delapan kelurahan menjadi pelopor dalam mengelola komoditas di tempat masing-masing.
Delapan kelurahan yang terlibat dalam program ketahanan pangan ini adalah Kelurahan Baciro, Bausasaran, Demangan, Gunungketur, Klitren, Suryatmajan, Tegal Panggung, dan Keparakan. "Seluruh pengelolaan program ketahanan pangan ini dilakukan oleh penyandang disabilitas," ujar Heroe Poerwadi saat pencanangan Ketahanan Pangan bagi Perempuan Disabilitas dan Lansia di Yogyakarta, Jumat 10 Juli 2020.
Hasil produksi masyarakat di kelurahan tersebut akan diserap dan dipasarkan melalui pasar daring, e-Warung yang dikelola Pemerintah Kota Yogyakarta. Program ketahanan pangan ini menggandeng Pusat Rehabilitasi Yakkum Yogyakarta. Konsep yang diterapkan adalah pengelolaan kampung sayur dan sentra produksi lele penduduk setempat untuk dibeli dan dipasarkan melalui e-Warung.
Direktur Pusat Rehabilitasi Yakkum Yogyakarta, Katarina Sari mengatakan program ketahanan pangan bagi perempuan disabilitas, lansia, dan pendamping ini diawali dengan penanaman130 paket tanaman sayuran. "Targetnya saat panen, sayuran itu dapat dikonsumsi sendiri atau dijual melaui e-Warung," ujarnya.
Para penyandang disabilitas yang terlibat dalam program ketahanan pangan ini sudah mendapat pelatihan, khusus budidaya sayur di lahan terbatas oleh Yakkum. Para difabel dan lansia juga mendapatkan bantuan sarana dan fasilitas untuk budidaya selama pendampingan.
Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta, Agus Sudrajat menuturkan, kalangan perempuan difabel dan lansia menjadi kelompok paling rentan saat pandemi Covid-19. Sebab itu, gerakan ini fokus agar kelompok tersebut mampu mandiri dan memenuhi kebutuhan dasarnya.