TEMPO.CO, Jakarta - Sulit tidur pada bayi berusia kurang dari 12 bulan dapat menjadi salah satu sinyal awal anak memiliki spektrum autisme. Dugaan ini tercantum dalam hasil penelitian dari University of Washington yang dipublikasikan di American Journal of Psychiatry pada awal Juni 2020.
Ketua peneliti, Kate MacDuffie mengatakan kesulitan tidur pada bayi berusia kurang dari satu tahun menunjukkan gejala perkembangan otak yang terhambat di bagian Hipocampus. "Bagian otak sentral ini berfungsi menyimpan memori sekaligus pusat berpikir kritis seseorang hingga dewasa nanti," kata Kate MacDuffie seperti dikutip dari laman Scoop, Jumat 12 Juni 2020.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap lebih dari 400 bayi berusia 6 sampai 12 bulan di Amerika. Menurut Annette Estes, Direktur the University of Washington Autism Center, sebanyak 80 persen bayi yang dalam perkembangannya terdiagnosa spektrum autisme memang tidak dapat tidur nyenyak di usia tersebut.
Ilustrasi bayi. (Web MD)
"Dalam pengalaman intervensi klinis kami, kesulitan tidur selalu menyertai bayi yang terdiagnosa autisme," kata Annette Estes. "Karena itu, kami meminta orang tua agar memperhatikan waktu tidur bayi mereka."
Untuk memperkuat dugaan tersebut, para peneliti menguji dan menganalisa hasil MRI otak dari 400 bayi tersebut. Peneliti juga melakukan wawancara kepada orang tua serta melakukan pemantauan kognitif bayi dengan metode yang terstandarisasi.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit St. Louis The Children’s Hospital di Chapel Hill, Washington, Amerika Serikat. Pantauan tidur terhadap para bayi dilakukan bersama orang tua sejak pertama bayi tidur hingga terbangun dan tidur lagi. "Penelitian ini dilakukan pada awal periode perkembangan dan struktur tertentu pada otak. Tentu saja masih banyak lagi bagian yang perlu diteliti di masa mendatang," ujar Kate MacDuffie.