TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina menambah ruang baca bagi penduduk tunanetra. Pada peringatan hari buku sedunia, Selasa 23 April, Cina mengklaim memiliki 959 ruang baca bagi 17 juta warga negaranya yang mengalami kebutaan.
Baca: Pelaut Tuna Netra Asal Jepang Lintasi Samudera Pasifik
“Program ini dimulai pada 2014 yang awalnya diperuntukkan bagi 200 pekerja tunanetra yang ingin bekerja di sekitar pabrik di Wuhan,” ujar Ketua Partai Jiany Communities dari distrik Qiakou, seperti yang dikutip dari Xinhua News, Selasa 23 April 2019. Ruang baca di Kota Wuhan, provinsi Hubei, merupakan satu ruang baca yang didirikan oleh komunitas tunanetra dari sekitar 959 ruang baca yang ada di Cina.
Koleksi buku di ruang baca ini sekitar 500 buku setiap bulannya. Buku-buku ini tidak menetap di dalam rak seperti di perpustakaan pada umumnya, melainkan dipindahkan ke daerah lain yang membutuhkan. “Yang menggembirakan adalah, dari 500 koleksi buku yang tersedia, sebanyak 200 buku di antaranya habis dipinjam untuk dibaca di tempat,” ujar Xia Bole, seorang pekerja tunanetra yang bertugas di ruang baca.
Ruang baca, menurut Xia Bole menjadi nyaman ketika mulai datang buku-buku Braile baru dan beberapa buku audio. Karena tidak sama dengan perpustakaan, ruang baca di Cina juga menyediakan tempat berbagi cerita hidup bagi para tunanetra. Di ruang baca ini pula para tunanetra bertukar pengetahuan umum, seperti teknik memijat atau bermusik.
Baca juga: Mengenal ITCFB, Komunitas Tunanetra Melek Teknologi Informatika
Lantaran didirikan secara mandiri oleh komunitas Tunanetra di masing-masing distrik, ruang baca tidak selamanya berjalan lancar. Masih banyak halangan yang harus dihadapi para tunanetra di Cina ini untuk lebih menggiatkan aktivitas membaca. Tantangan yang dihadapi misalnya mahalnya harga aplikasi serta buku audio membuat tunanetra kerap ketinggalan informasi.