Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Putri Pertiwi, Down Syndrome Pameran Tunggal Seni Sketsa

image-gnews
Putri Pertiwi pengidap down syndrome memamerkan karya seni sketsa buatannya bertajuk Titik Balik di Bentara Budaya Yogyakarta, 5 Januari 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Putri Pertiwi pengidap down syndrome memamerkan karya seni sketsa buatannya bertajuk Titik Balik di Bentara Budaya Yogyakarta, 5 Januari 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengidap down syndrome, Putri Pertiwi menunjukkan 90 karya sketsanya dalam pameran tunggal bertajuk 'Titik Balik' di Bentara Budaya Yogyakarta pada Januari 2019. Perempuan 27 tahun itu melukis sejumlah tokoh kartun dari komik kakaknya, juga sketsa dari foto pernikahan orang tua dan kakaknya. Putri Pertiwi membuat karya seni sketsa sebanyak itu selama dua tahun.

Baca: Sebab Anak Down Syndrome Sebaiknya Masuk Sekolah Inklusif

Ibunda Putri Pertiwi, Titi Broto mengatakan tak mudah bagi Putri Pertiwi membuat sketsa sebanyak itu. Down syndrome membuat pergerakan saraf motorik terbatas, padahal itu yang menjadi modal melukis. "Namun melalui melukis pula, Putri Pertiwi menjalani terapi untuk melatih gerak motoriknya yang lemah," kata Titi Broto.

Sejak duduk di taman kanak-kanak, Putri Pertiwi sering mengikuti lomba mewarnai. Orang tua pun mendorong kemampuannya itu dengan cara membelikan buku dan peralatan mewarnai.

Hanya saja, kegiatan mewarnai sempat mandek karena ayah Putri meninggal dunia. Sejak itu, Putri tak mau lagi mewarnai dan dia menggambar sketsa. "Di seni sketsa, ekspresinya malah keluar,” kata Titi Broto.

Putri Pertiwi pengidap down syndrome memamerkan karya seni sketsa buatannya bertajuk Titik Balik di Bentara Budaya Yogyakarta, 5 Januari 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana

Untuk menajamkan proses pembuatan sketsa, Titi kemudian memanggil Lia Nurjanti, guru seni lulusan Seni Grafis di ISI Yogyakarta. Lia mengatakan baru kali ini memberikan pelajaran melukis kepada anak berkebutuhan khusus.

Lia mengatakan, orang lain mungkin akan menganggap cara Putri Pertiwi membuat sketsa begitu rumit. Padahal semua itu ada maksudnya. Proses menggambar sketsa yang diajarkan Lia kepada Putri dimulai dengan memindahkan gambar dari sumber obyek, semisal buku bergambar komik ke selembar kertas dengan krayon hitam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Putri Pertiwi sendiri yang memilih krayon, bukan pensil warna atau alat lain, karena sudah terbiasa menggunakannya. Dari kertas putih yang sudah tergores dengan krayon hitam itu, Putri kemudian memindahkan lagi ke kanvas dalam bentuk sketsa dengan menggunakan akrilik. Proses menggambar melalui tiga tahapan. "Tapi itu semua bukan tanpa tujuan bagi Putri," kata Lia.

Artikel terkait: Down Syndrome pun Bisa Jadi Model, Ini Buktinya

Lia yang juga memiliki anak berkebutuhan khusus, menjelaskan proses ini akan melatih memori Putri dalam menangkap objek tertentu. Teknik menggambar seperti ini juga melatih Putri membuat garis, titik, dan mencampur warna, sekaligus melatih gerak motoriknya. "Sehingga semakin lama karya sketsanya kian halus," ucap Lia.

Metode semacam ini terbukti efektif karena dulu Putri Pertiwi membuat titik-titik dengan bentuk yang tidak beraturan dan ukurannya besar, kini bisa disesuaikan dengan kebutuhan gambar. Kemampuan Putri Pertiwi dalam mengingat objek dengan lebih detil juga meningkat. Misalnya, Putri mampu menggambarkan pernak-pernik pada tokoh tertentu tanpa melihat lagi gambar awalnya.

Latihan memori ini juga terwujud ketika Putri Pertiwi berusaha menggambarkan suasana menjelang pemakaman ayahnya yang terjadi setahun lalu. “Dia ingat dan bisa menggambarkan siapa saja yang hadir di sekitar jenazah ayahnya,” kata Lia. Untuk menyelesaikan satu sketsa yang dipamerkan, menurut Lia, Putri membutuhkan waktu 4 sampai 5 kali pertemuan.

Lewat pameran tunggal karya Putri Pertiwi ini, Titi Broto dan Lia Nurjanti sekaligus mengajak kelompok anak-anak down syndrome lainnya untuk menggambar. Nantinya mereka juga bisa turut mengadakan pameran bersama dan berbagi informasi tentang tumbuh kembang anak down syndrome.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

15 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.


Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

25 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono usai meninjau Instalasi Jaringan Distribusi Air PAM di Kelurahan Kebon Kosong di Jl. Kemayoran Gempol RW.04 Kel. Kebon Kosong, Selasa, 24 November 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Purnomo mengajak penyandang disabilitas ngabuburit naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta


BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

28 hari lalu

Ilustrasi lowongan pekerjaan. ANTARA/R. Rekotomo
BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

Rrekrutmen Bersama BUMN (RBB) dimulai Sabtu, 23 Maret 2024. BUMN menyediakan 688 lapangan pekerjaan dengan 1.830 posisi.


Dana Indonesiana Bantu Seniman Mendapatkan Akses Pendanaan

39 hari lalu

Dana Indonesiana Bantu Seniman Mendapatkan Akses Pendanaan

Dana Indonesiana yang dikucurkan dari Dana Abadi Kebudayaan, mendorong seniman khususnya pelaku kesenian pertunjukan untuk mendapatkan akses pendanaan yang mudah.


Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

43 hari lalu

Raditya Arief. Ui.ac.id
Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

Raditya terlahir tunanetra. Bagaimana dia kemudian bisa masuk UI dan lulus cum laude?


Mudik Gratis, Kementerian BUMN Sediakan Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

44 hari lalu

Warga mengikuti mudik gratis bertajuk Mudik Dinanti, Mudik Di Hati BUMN, di JICT II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin 17 April 2023. Total peserta program mudik gratis Pelindo Group 2023 mencapai 3.650 orang dengan menggunakan 73 unit bus yang di selenggarakan di beberapa kota seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Makassar, dan Bulukumba. Tempo/Tony Hartawan
Mudik Gratis, Kementerian BUMN Sediakan Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

Kementerian BUMN kembali gelar program mudik gratis bertema "Mudik Asyik Bersama BUMN 2024" jelang perayaan Ramadan 2024


Anies Bertemu Komunitas Disabilitas, Serap Aspirasi dan Sebut Pentingnya Rumah Bagi Semua

48 hari lalu

Anies Baswedan bertemu dengan komunitas disabilitas. Foto: Instagram.
Anies Bertemu Komunitas Disabilitas, Serap Aspirasi dan Sebut Pentingnya Rumah Bagi Semua

Menurut Anies, Indonesia sudah selayaknya jadi rumah bagi semua, khususnya bagi para penyandang disabilitas.


Bamsoet Apresiasi Perpedin Sebagai Bagian Dari Penggerak Perekonomian

51 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Perpedin Sebagai Bagian Dari Penggerak Perekonomian

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mengapresiasi Perkumpulan Pengusaha Disabilitas Indonesia (Perpedin) yang menjadi wadah bagi para penyandang disabilitas untuk mandiri secara ekonomi.


Dua Peserta Difabel Lolos Tes SIPSS Polri Hingga Tahap Akhir sebagai Dokter dan Operator IT

51 hari lalu

Tiga peserta difabel berhasil lolos pada rekrutmen Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS). Istimewa
Dua Peserta Difabel Lolos Tes SIPSS Polri Hingga Tahap Akhir sebagai Dokter dan Operator IT

Dua peserta difabel lolos SIPSS Polri sebagai dokter dan operator IT. Ini syarat mendaftar SIPSS Polri.


KCIC Sediakan Layanan Penumpang Berkebutuhan Khusus di Whoosh, Ada Petugas hingga Fasilitas Bantuan

52 hari lalu

Sejumlah penyandang disabilitas yang tergabung dalam Motor Disable Federation (Modif) Indonesia mencoba kereta cepat Whoosh pada Ahad, 3 Desember 2023. ANTARA/HO-PT KCIC
KCIC Sediakan Layanan Penumpang Berkebutuhan Khusus di Whoosh, Ada Petugas hingga Fasilitas Bantuan

Saat ini KCIC menyediakan layanan untuk membantu penumpang berkebutuhan khusus saat menggunakan Whoosh, mulai dari petugas dan fasilitas tambahan.