TEMPO.CO, Jakarta - Moda transportasi MRT atau Mass Rapid Transport akan diresmikan pada Maret 2019. Sebelum beroperasi, teman disabilitas mendapat kesempatan untuk mencoba beberapa fasilitas di acara sosialisasi MRT pada car free day atau CFD, Minggu, 20 Januari 2019.
Baca: Transjakarta, MRT, LRT Jakarta Bahas Integrasi Kartu Penumpang
Tak hanya mengetahui dan menjajal fasilitas MRT, sosialisasi ini menjadi pembelajaraan bagi masyarakat untuk mengetahui mengenai cara berinteraksi dengan penyandang disabilitas. Tujuannya, penumpang non-disabilitas tidak perlu canggung dan mengetahui fungsi beberapa fasilitas MRT untuk kelompok tertentu.
"Salah satu caranya adalah mengajak masyarakat untuk ikut merasakan bagaimana usaha teman-teman penyandang disabilitas menjalani kehidupan sehari-hari," ujar Andriana, community officer dari komunitas Taufan -salah satu komunitas penginisiasi acara MRTBility.
Di acara MRTBility, pengunjung car free day turut merasakan kondisi disabilitas melalui penggunaan alat-alat assistif, seperti kursi roda, penutup mata, tongkat tunanetra, dan belajar bahasa isyarat. "Masyarakat jadi tahu, ternyata capek sekali. Pengguna kursi roda misalnya, harus mengayuh kursi roda di lintasan panjang serta menanjak di stasiun MRT. Belum lagi kalau menghadapi bidang yang licin," ujar Andriana.
Suasana stasiun MRT (Mass Rapid Transit) Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta Pusat, 23 Agustus 2018. Tempo/Fakhri Hermansyah
Dari acara sosialisasi tersebut, ada beberapa rekomendasi yang disampaikan terkait pembangunan stasiun MRT. Komunitas pengguna kursi roda menyarankan lintasan menanjak tidak dibuat terlalu panjang. Mereka meminta, di beberapa bagian lintasan ramp disisipkan bidang datar untuk beristirahat.
Komunitas tunanetra berharap lantai pengarah atau guiding block ditambah di beberapa bagian. Misalnya, di titik-titik strategis untuk loket pembelian tiket atau pintu tapping tiket. Perbedaan tekstur lantai juga diperlukan, seperti bentuk tekstur bulat dan panjang yang memiliki fungsi berbeda.
Lebih dari 200 pengunjung CFD mampir ke tenda MRTbility. Sebagian dari mereka belajar menggunakan bahasa isyarat. Pada kesempatan itu, pengunjung dapat mempelajari bahasa isyarat sederhana dan abjad yang diberikan oleh pengajar dari Pusat Bahasa Isyarat Indonesia atau Pusbisindo. "Diharapkan pengguna MRT dapat berkomunikasi dengan penumpang tuli, misalnya bertanya, bantuan apa yang dapat diberikan kepada mereka," ujar Andriana.
Artikel lainnya: MRT Jakarta Targetkan 65 Ribu Penumpang Per Hari